°°°King Bullying
-o0o-
"Apakah liburmu semembosankan itu?" Oki terkekeh mendengar ucapan Zara disambungan telepon.
Ponsel itu di apit bahu dan telinganya sebab saat ini Oki tengah sibuk memasak. Ya, memasak adalah salah satu hobi pria berkacamata bulat itu. Ia gemar memasak karena dari ia kecil selalu melihat ibunya memasak, bahkan ia masih ingat saat Agra mengajaknya untuk bermain tembak-tembakan Oki menolak dan melihat ibunya menyiapkan makan siang.
Kejadian itu memang sudah lama sekali, tetapi tidak ada salahnya untuk di kenang.
'Ya aku hanya menghabiskan waktu di rumah sebab kau tahu aku tak mempunyai kerabat. Lalu bagaimana libur hari raya mu? Pasti kau keliling dunia kan untuk dua bulan ini?'
Gadis itu memang selalu mengalunkan ejekan.
"Aku hanya pergi ke Bali bersama Ibu dan adikku. Kakak dan ayahku pasti menolak di ajak berlibur, kau tahu mereka berdua orang sibuk yang tidak sembarang orang dapat menemuinya." Oki memasukkan beberapa sosis potong ke dalam wajan.
'Kau mempunyai kakak?' tanya Zara.
"Apakah aku tidak pernah cerita? Aku memiliki kakak laki-laki, dia ketus dan kejam jika diibaratkan dia adalah Agra."
Sunyi, tumben sekali gadis itu tak bersuara setelah mendengar kata Agra. Biasanya gadis itu akan bersuara panjang dan lebar mengenai Agra yang dikaguminya.
"Zara? Are you okay?"
'Ah iya. Wah keren sekali kakakmu, mengenai ayahmu? Kau tak pernah cerita padaku.'
Oki diam sebentar entah ia sedang berfikir atau sedang sibuk mengaduk masakan yang baunya harum mengundang cacing untuk memberontak agar segera mengisi perut.
"Ya begitulah, ibu dan ayahku pisah rumah saat kami berusia 10 tahun."
'Kami?'
"Aku dan kakaku hanya selisih satu tahun," jelas Oki membuat Zara mengangguk paham di sana.
'Oh begitu, yasudah kau bersenang-senanglah di sana!' seru Zara.
"Kau yakin tidak mau ikut?" tawar Oki.
'Ya aku tidak ingin mengganggu acara keluargamu, lagi pula belum tentu diizinkan oleh ibuku.'
"Baiklah aku tutup telponnya karna aku sedang memasak. Selamat libur!"
Tuuut... tuutt...
Oki melanjutkan kegiatan memasaknya. Sebab bocah kecil itu sudah menunggu di ruang makan.
"Kakak lama sekali!" kata bocah kecil itu merajuk.
Ia melipat kedua tangannya di depan dada. Oki tertawa, ia menuangkan masakannya kedalam mangkuk. Kemudian mengikuti jejak bocah laki-laki itu ke meja makan.
"Silahkan dinikmati bocah kecil!" ejeknya pada adiknya yang tengah sibuk mengambil masakan kakaknya.
-o0o-
"Jangan biarkan dirimu terlalu larut dalam kesedihan jika kau tak ingin melihat orang yang menyayangimu juga ikut sedih," Agra mengusap kepala Alexa beberapa kali dengan rasa sayang.
Ia tengah duduk di ruang televisi dengan pandangan lurus menatap layar benda elektronik yang tak menyala itu. Sudah dua hari ia berada di sini, Thailand. Negara kelahiran kekasihnya. Ia tidak mungkin meninggalkan Alexa dalam keadaan terpuruk. Saat ini kekasihnya sangat membutuhkan pundak untuk bersandar dan ruang kosong untuk mengisi cerita sedihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Bullying [TELAH TERBIT]
RomancePART LENGKAP! Terbit : Momentous Publisher Zara memberontak, namun yang didapatkan adalah dorongan keras dan punggungnya hingga membentur tembok. Satu buah tangan kekar berada tepat di samping wajahnya. Jantung Zara berdetak tak berkaruan, rasa taku...