Bagian 6

162K 7K 470
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

Sakit yang teramat sakit adalah

Bertahan dengan segala kebisuan

Karena hati tak mengizinkan untuk lisan bersuara

"Selamat pagi menjelang siang, persiapkan diri kalian kita adakan pengambilan nilai harian menggunakan selembar kertas dan juga pena. Ingat! Pena bukan pensil."

Belum sempat selesai Zara menorehkan kata demi kata yang menumpuk di fikirannya. Guru Biologi sudah datang membawa beban pikiran untuk Zara. Tidak bisa berkata, hanya bisa melenguh dan pasrah. Mau bagaimanapun Zara adalah murid teladan yang tidak boleh memberi nilai yang mengecewakan bagi orang tuanya.

Semua murid mendadak diam tak bersuara, hanya terdengar bunyi gesekan-gesekan lembaran buku yang di buka lembar demi lembar.

Satu jam mereka berada di suasana mencekam, kini mereka bisa mengobrol ria karena waktu mengerjakan ulangan telah usai.

"Hei kamu yang duduk di pojok depan! Bawakan kertas-kertas ini ke laboratorium biologi dimana meja saya berada. Saya tunggu!"

Zara terperanjat, tak menyadari bahwa dirinya lah yang di panggil oleh guru Biologi. "S-saya?" tunjuk Zara pada dirinya sendiri.

"Iya mau siapa lagi?"

Zara tersenyum lalu mengangguk patuh, sedangkan guru Biologi tadi sudah berlalu meninggalkan dia yang berjalan lumayan jauh di belakangnya.

Sengaja memang Zara memelankan laju tapak kaki nya, ia hanya tidak ingin mendengar celetukan para siswa atau bahkan siswi yang menuduh dirinya adalah sebuah 'siswa caper'.

Zara pernah mengalaminya, entah mengapa setiap dia membantu para guru tetapi omongan pedaslah yang dia dapat. Tuduhan seperti:

"Ih caper, sok baik dan sok lugu"

"Pasti dia melakukan itu agar beasiswa nya tetap berjalan"

"Alah pasti dia sok baik hanya agar guru kasihan padanya"

"Alasan kuno agar tetap sekolah gratis"

Dan masih banyak hal lagi. Zara terima semuanya dengan lapang dada, tak mengelak dan tak menolak. Terserah apa kata manusia diluaran sana mengenai dirinya, karena menurutnya yang paling mengerti dirinya adalah dirinya sendiri. Tak menghiraukan orang-orang yang mengatainya bahkan lebih bisa disebut membullynya.

Seketika langkahnya berhenti di penghubung koridor belakang. Samar-samar telinganya mendengar dua orang yang tengah bercengkrama.

"Akh! Kenapa kau suka sekali menyakiti ku? Aku ini juga wanita dan wanita tidak pantas di sentuh secara sembarangan. Kau ini pshycopath atau apa? "

Zara sedikit mengintip, matanya membola dan benar saja kedua makhluk dengan keintiman yang sudah dekat.

Lengan Alexa di cengkram kuat dan sedikit mendekat kearah Agra yang menatapnya mengejek. Lalu adegan sepanjutnya adalah Agra mencengkram rahang Alexa dan ditariknya hingga kepalanya mendongak karena perbedaan tinggi badan mereka yang menonjol. Mereka berdua saling melempar tatapan intim.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang