Bagian 20

125K 6.3K 309
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

"Agra, nak apa kau baik-baik saja selama ini?" kata wanita itu dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

'Ibu' - sebut Agra dalam hati.

"Anda masih mengenaliku?"

Dan air mata sang ibu menetes tanpa penghalang. Rasa sakitnya teramat dalam mendengar kata-kata itu yang dilontarkan sang anak.

Dengan langkah pasti tanpa rasa takut akan penolakan, Ibu menghampiri Agra lebih dekat untuk mengusap lembut pipi Agra.

Ia pandang putra sulungnya dengan tatapan penuh sarat kerinduan. Anak yang dahulu cerewet akan mainan barunya kini tumbuh besar menjadi sosok tampan rupawan bak pangeran dari kerajaan. Alis yang tebal, mata elang yang menunjukkan betapa berkharismanya dia, hidung yang terlahir mancung dengan sempurna serta bibir tipis yang terlihat manis.

Anaknya telah tumbuh besar tanpa campur tangannya. Agra tumbuh dengan baik seolah tanpa masalah. Tak menyangka ia akan berjumpa tanpa sengaja dengan putra sulungnya setelah delapan tahun menghadapi tembok penghalang yang menjulang tinggi memisahkan.

"Bagaimana bisa Ibu melupakanmu? Kau anak Ibu, Nak. Apakah kau tidak rindu dengan Ibumu ini? Lihatlah, Ibumu semakin menua. Apakah kau ingin membuang muka disaat Ibumu berada dihadapanmu?"

Agra membuang mukanya, menghindari sentuhan lembut sang Ibu. Ia tak boleh lemah dihadapan Ibunya, Ia akan membuktikan bahwa ia baik-baik saja tanpa beliau.

"Sama seperti anda, saya baik-baik saja." Ibu tertegun, apakah sebegitu benci sang anak padanya? Apakah kesalahannya begitu besar sehingga Agra bahkan enggan menatapnya.

Ibu Agra tersenyum di sela air mata yang berlomba-lomba untuk keluar dari sarangnya. Menghasilkan sungai kecil di pipi Ibu yang mulai keriput. Jauh di dalam lubuk hati, Agra merasa tidak tega melihat air mata Ibu. Namun, ia juga menyadari betapa kejamnya sang Ibu saat menelantarkannya bersama Ayah sedangkan beliau pergi membawa adik kandungnya.

"Nak, apa Ibu boleh menjelaskan sesuatu? Ada hal yang perlu Agra ketahui."

"Tidak perlu. Itu hanya akan membuang waktu anda bersama anak-anak serta suami baru anda!" kata Agra begitu culas dan tak di sangka menyakiti benda di dalam dada Ibu. Hatinya begitu sakit sampai ke dasarnya.

"Ibu tidak mempunyai suami baru, Nak. Ibu adalah istri dari ayahmu. Ibu-ibu di hadapanmu ini, yang keriput, tua, cengeng, buruk dan jahat ini adalah Ibumu."

Agra menatap netra Ibu yang terpaparkan sarat kesedihan. Apakah ia begitu menyakiti perasaan Ibunya? Ingin sekali tangannya menyapu air mata itu. Memeluk hangat sang Ibu dan menangis di pelukannya, atau bercerita tentang betapa sepinya ia selama ini tanpa beliau. Tapi, hati dan fikiran seolah tak sinkron sehingga menghasilkan gerakan yang tak diinginkan. Agra lebih memilih mengabaikan.

"IBU!!!"

Anak dan Ibu itu menoleh kesumber suara dimana ada seorang pria memakai kacamata di batas antara koridor dan parkir sekolah. Ibu mengusap air matanya dengan cepat sebelum anak keduanya mengetahui bahwa ia telah mengeluarkan air mata. Agra hanya menoleh datar tanpa memberikan ekspresi apapun.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang