Bagian 50

141K 6.2K 572
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

Agra terduduk sambil meminum kopi di ruang televisi bersama Ibu yang menikmati teh. Ia tidak ada kegiatan karna mulai hari ini dia keluar dari kampusnya. Di luar udara panas dan Agra juga terlalu malas bergerak. Ia hanya menemani Hanin menonton drama Korea.

"Cincinmu kenapa kau jadikan bandul kalung?" tanya Hanin menatap anaknya yang ada di sofa panjang sedangkan dirinya duduk di sofa tunggal.

Agra menyentuh cincin itu, "hanya inisiatif."

Hanin tak mempermasalahkannya lagi, ia lebih tertarik memperhatikan raut Agra saat fokus menggulir layar ponselnya. Putranya sudah besar bahkan sudah pandai menghamili orang.

"Agra?" panggil Hanin.

Agra menoleh sekejap, "iya?" kemudian kembali terfokus di dunia mayanya.

"Kau sudah tidak berhubungan dengan Alexa kan?"

Agra spontan menoleh pada Hanin, "tidak." Jawabnya.

"Kau yakin?" tanya Hanin lagi meyakinkan.

"Iya, lagipula ponselku baru dan aku hanya memiliki satu akun media sosial yang aku ingat. Selebihnya tidak ada," jawabnya jujur sepenuhnya.

Hanin mengangguk percaya, "jangan kecewakan Zara ya?"

Agra memutar bola matanya malas lalu membalasnya dengan dehaman.

"Zara anak baik dan Ibu yakin dia lebih baik dari Alexa, pernikahan itu bukan hal main-main Agra. Janji? "

Agra mengangguk, ia sebenarnya malas membahas ini. Ia pun tak tahu ke depannya seperti apa. Jujur ia tak berhubungan dengan Alexa lagi semenjak Alexa pamit saat di taman malam sebelum pernikahan.

"Kau harus janji tiga hal pada Ibu!" celetuk Ibu membuat Agra mengernyitkan dahi.

"Apa?" responnya singkat.

"Pertama, jauhi wanita manapun termasuk Alexa. Kedua, jauhi balap liar, minuman alkohol, rokok dan hal yang merusak moralmu dan yang terakhir jangan kasar pada Zara."

Agra terdiam cukup lama, Hanin kembali memancing Agra.

"Janji?"

"Iya." Jawab Agra pasrah daripada harus menanggung omelan dari Ibunya karna mau sejauh apapun Agra menolak pasti ujungnya ia harus setuju.

"Zara boleh menjadi model di majalah bisnis fashion Ibu?"

Agra berfikir sejenak, untuk apa ia melarang Zara toh juga Zara yang menjadi model. Ia mengangguk, "kenapa tidak?" tanyanya.

"Nanti kau coba bicara pada Zara ya? Ibu akan menjemput Al di rumah Lisa."

Semenjak Zara dan Agra ada rencana pernikahan, Al saat pulang dari sekolah selalu menuju rumah Lisa. Karna jarak rumah Lisa lebih dekat dengan sekolah daripada rumah Mahendra. Ibu pergi meninggalkan gelas berisi teh yang tinggal setengah.

Ia menjadi seorang diri di sini, bersama beberapa pelayan rumah yang sibuk membersihkan rumah. Untuk Oma, siang bolong seperti ini selalu tidur dan istirahat di kamarnya.

Telinga Agra mendengar tawa orang laki-laki dan perempuan berjalan mendekat kearah ruang televisi. Ia menduga yang datang adalah Zara dan Oki baru pulang dari sekolah.

Agra tak mengalihkan pandangannya sama sekali. Fokus pada ponselnya dengan melihat meme yang menurutnya gagal lucu. Baginya hal seperti itu tidak lucu dan malah seperti orang tolol. Ya, itu menurut Agra.

Oki dan Zara berhenti di samping sofa yang diduduki Agra. Zara segera mencium punggung tangan suaminya itu kemudian membuka hoodie nya. Jam menunjukan angka 2 dan kalian tahu itu sedang panas-panasnya. Bahkan poni Zara hampir basah akibat keringat.

"Kau terlambat pulang setengah jam," celetuk Agra.

"Aku mampir membeli novel di toko buku," alibi Zara.

"Apakah itu penting?" tanya Agra pula.

"Menurutku," jawabnya santai.

Agra menarik pergelangan tangan Zara. Membuat wanita itu terduduk di sofa yang sama dengan Agra. Agra menepuk paha Zara dua kali lalu menidurkan kepalanya. Apakah pria ini berfikir bahwa paha milik Zara adalah bantal yang bisa digunakan seenaknya?

"Agra, aku mau ganti baju." Rengek Zara pada Agra yang tak menghiraukan dan malah asyik bermain game online.

"Ayolah, aku gerah." Rengeknya lagi.

"Ck, tidak usah ganti!" jawabnya.

Zara bersedekap dada, pria egois dan selalu mementingkan diri sendiri.

"Agra, aku hanya ke kamar sebentar." Bujuk Zara namun Agra tetap kukuh pada pendiriannya.

"Tidak cukupkah kau meninggalkanku waktu sekolah?"

Zara hampir menjatuhkan rahang bawahnya, kenapa Agra bisa posesive seperti ini? Dasar pria aneh, sedikit-sedikit berubah sifat. Seperti bunglon saja!

"Aku lelah, butuh istirahat." Kata Zara akhirnya membuat Agra bangkit dari posisi tidurnya.

"Baiklah jika kau lelah," kata Agra pada akhirnya.

Oh tidak, mereka melupakan kehadiran pria yang hanya mematung menyaksikan adegan tadi dengan kebisuan. Ia menatap datar ke arah pengantin baru itu.

"Lebih baik aku ke kamar, aku terlalu tampan jika harus cosplay menjadi nyamuk." Katanya meninggalkan dua orang yang diam menyaksikan kepergian pria itu.

Pria yang malang, Zara segera bangkit dan beranjak menuju kamar yang tujuannya sama dengan Oki. Namun, sebuah suara membuat hatinya dongkol.

"JANGAN TERLALU DEKAT DENGANNYA, JAGA JARAK MINIMAL 7 LANGKAH!" teriaknya membuat Zara menirukan ucapan Agra dengan gaya yang di buat-buat. Entah mengapa akhir-akhir ini Zara sedikit membenci Agra, apapun yang Agra lakukan seolah menyebalkan padahal jika di pikir secara teliti, Agra sedang berusaha menunjukan sikap pedulinya dan biasanya Zara menjadi bawa perasaan lalu tersenyum sendiri. Tapi kini rasanya menyebalkan dan hanya mengganggu gendang telinga.

-o0o-

Oki merebahkan dirinya di atas kasur. Ia melepaskan dasi yang terasa mencekik lehernya. Hari ini cukup panas hingga ia membuka bajunya, menampilkan tubuh yang hampir sama atletisnya dengan Agra.

Menyebalkan, melihat kedua pasangan itu bermesraan membuat jiwa irinya bergejolak. Tapi, dia ikut bahagia sebab dia team #agrazara.

Ia melepas kaos kaki dan sepatunya lalu melepas celananya. Menyisakan celana kolor berwarna ungu. Ia memejamkan mata mencoba untuk tidur. Tetapi sebuah getaran ponsel dan nada dering membuatnya kembali membuka mata.

Ia mencari ponselnya yang ternyata ada di kolong tempat tidur. Maklum saja Oki orang yang jarang memakai ponsel. Ia hanya membuka ponsel jika penasaran dengan notifikasi.

Ia mengernyit bingung ketika mendapati pesan masuk dari nomor yang tidak di kenal.

Kau Oki kan?

Oki mengetikkan balasan untuk orang itu. Siapa tahu penting.

Ya, kau siapa?

Beberapa detik kemudian ada balasan, sungguh gesit sekali orang ini membalas pesan Oki. Oki membuka foto profilnya, cantik dan manis. Seperti orang Thailand mungkin? Dan baru kali ini Oki mengatakan seseorang cantik dengan satu kali pandang fotonya.

Perkenalkan, aku Alessya.

-o0o-

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang