Bagian 56

147K 6.4K 406
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

Agra, Zara dan Al segera menuruni mobil kesayangan milik Agra lantas segera menghampiri Ibu dan mencium punggung tangannya. Zara sudah memberitahu Ibu sebelumnya bahwa Zara akan datang berkunjung sehabis makan siang. Karna harus menunggu Al pulang dari sekolah dulu.

"Wah, anak Ibu datang." Sambutnya dengan senyuman yang tak kunjung luntur.

"Lisa mana, Bu?" tanya Zara.

"Ada di dalam, mari masuk!"

Mereka masuk ke dalam rumah, di sambut dengan Lisa yang memeluk Zara dengan hati-hati. Sepertinya Lisa sangat merindukan kakaknya. Lisa merasa kehilangan sebab kakaknya tak pernah pulang dan bermalam di sini. Lisa rindu kehadiran kakaknya.

"Kak Zara, Lisa rindu!" rengeknya dengan mata berkaca-kaca.

"Kakak juga begitu, bagaimana sekolahmu?" tanya Zara mensejajarkan tingginya dengan Lisa.

"Tidak ada masalah dan aku sudah bisa menggambar aneka hewan!" kata Lisa antusias.

"Oh ya? Coba sekarang gambar buah-buahan!" ujar Zara.

Lisa mengangguk lantas tatapannya jatuh pada Al, "ayo Al kita menggambar bersama!" Lisa menarik tangan Al dan membawanya ke meja belajarnya.

Ibu, Zara dan Agra duduk di ruang tamu, sebelumnya Zara membuka sweater yang ia pakai. Udara siang ini sangat terik, membuat kepalanya penat.

"Bagaimana cucuku?" Ibu memandang perut Zara.

"Dia tumbuh sehat di sana," ucap Zara.

"Ibu sudah tidak sabar melihat Agra kecil," Agra menoleh.

Ibu terkekeh melihat kedua orang itu menatapnya. "Ibu rasa dia laki-laki," ucap Ibu menjelaskan.

Agra menahan rasa senyumnya melihat Zara yang harus mengalah sebab Zara menginginkan anak perempuan.

"Ibu, bukankah anak perempuan lebih lucu?" tanya Zara.

Ibu berfikir sejenak, "Ibu lebih menginginkan cucu laki-laki, sebab anak Ibu keduanya sudah perempuan." Ibu tertawa dan Zara mencebikkan bibirnya sebal.

Ibu menjadi gemas, putrinya belum pantas menjadi seorang Ibu. Wajahnya masih menggemaskan seperti anak kecil. Dengan pipi yang semakin chubby akibat masa kehamilannya.

Apakah waktu berjalan secepat ini? Mempersingkat kebersamaan ibu bersama Zara. Padahal ibu selalu ingin bersama Zara yang terkadang merengek manja meski sudah menginjak dewasa.

-o0o-

"Agra aku ingin martabak kacang!" rengek Zara menggoyangkan lengan Agra yang fokus mengendarai mobilnya.

Agra melirik jalanan yang basah akibat hujan yang mengguyur aktivitas manusia. Padahal tadi siang panas terik tetapi kini hujan deras yang menggantikannya. Matahari yang biasanya menggantung dengan senyuman yang cerah kini lenyap di telan awan hitam.

Agra melihat jam tangannya, ternyata pukul lima sore. Cukup lama ia berkunjung ke rumah Ibu.

"Agra! Kau mau anak kita ileran?" rajuk Zara melipat kedua tangannya di depan dada dan bibirnya mengerucut lucu.

"Yang ileran anak kita atau ibunya?" sindir Agra tak menoleh sedikitpun ke arah Zara.

"Agraaa," Zara kembali menarik lengan kiri Agra.

Agra menepikan mobilnya disalah satu toko martabak. Kemudian ia keluar tanpa menggunakan pelindung kepala. Zara menjadi bersalah telah merepotkan, tetapi Zara sungguh ingin martabak kacang. Zara akhir-akhir ini menginginkan semua yang berhubungan dengan kacang. Zara menjadi berfikir apakah anaknya nanti selalu dikacangi atau selalu mengacangi.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang