°°°King Bullying
-o0o-
Zara menunggu angkutan kota di halte dekat sekolahnya. Matanya terus cekatan ke kanan ke kiri memeriksa angkot yang lewat. Tangannya tak luput dari genggaman ujung tali tasnya.
Ia mendesah karena belum juga mendapati angkot sejak beberapa menit belakangan ini. Sedangkan Oki sudah di jemput oleh supirnya sejak ia keluar dari gerbang.
Hatinya meng- andai, jika saja dia orang yang berada dengan kekayaan yang luar biasa pasti dia mempunyai banyak teman seperti mereka yang melewati hari-hari penuh tawa.
Andai saja dia ditakdirkan menjadi orang dari keluarga yang utuh dan hidup di lingkup keluarga besar dengan kebahagiaan.
Angan-angan Zara buyar seketika melihat mobil mewah dominan warna merah kesayangan Agra melintas tepat didepan matanya bersama Alexa. Zara mengetahui itu karena kaca mobil yang diturunkan.
Ah, bahagianya mereka yang saling mencintai tanpa harus ada kekerasan. Beruntungnya wanita itu yang dijaga Agra sepenuh hati dan tidak Agra rusak sedikitpun. Tapi apa yang mereka lakukan, ini jauh dari jam pulang mengapa mereka baru pulang? Itu fikir Zara.
Tak lama angkot datang dan berhenti mempersilakan Zara naik. Zara bergegas naik agar cepat sampai di rumahnya. Ingin sekali dia beristirahat sejenak apalagi menyantap masakan ibunya yang rasa nikmatnya tiada banding.
-o0o-
Ini sudah sekitar 20 menit Agra menunggu Alexa mencoret-coret kertas putih polos menggunakan pensil. Perlahan tapi pasti membentuk sebuah Macan Kumbang yang duduk tenang di atas batang pohon dengan tatapan tajamnya. Entah apa maksud gadis itu Agra pun tak tahu dan tak ingin tahu.
Agra kembali melirik jam tangan Rolex nya bosan. Kakinya pegal harus berdiri walaupun menyandar tembok. Ia tak paham lagi dengan sikap wanita, maunya di tunggu tetapi tidak mau menunggu.
"Ck. Kau ini kurang kerjaan atau apa? Jika iya daripada kau menggambar tidak jelas lebih baik menjadi pembantu di rumahku" decak Agra tak tahan lagi.
Kesabaran Agra memang sedikit.
"Kau ini cerewet sekali. Ini sebuah karya, tidak bisakah kau mengapresiasi sebuah karya? Oh ya aku baru ingat kau kan tidak pernah memiliki karya" balas Alexa menatap malas ke arah Agra.
"Dan kau membuang waktu demi karya tidak bergunamu itu!"
"Ini berguna!"
"Tidak!" jawab Agra mutlak.
"Iya!"
"Katakan, kau apakan karyamu itu setelah ini?" tantang Agra yang ia yakini tidak mampu di jawab oleh Alexa.
"Ini aku kumpulkan, aku ingin menjadi seorang pelukis di samping kerja sebagai dokter. Aku ingin membangun sebuah galeri lukisan asal kau tahu aku tidak ingin menjadi istri tidak berguna yang hanya diam di rumah dan menghabiskan duit suami tanpa tahu rasanya usaha!"
Kini Agra yang kicep, dia diam. Meresapi setiap makna yang dilontarkan Alexa. Ia bingung, untuk saat ini apakah dia harus bangga karena memiliki calon istri yang mandiri atau dia harus benci karena menikah atas nama perjodohan.
"Ini sudah mulai petang, jika kau tak ingin pulang maka akan ku tinggal" ancam Agra yang bersiap ingin pergi.
Namun gagal karena Alexa berkata, "Tinggal saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
King Bullying [TELAH TERBIT]
RomantizmPART LENGKAP! Terbit : Momentous Publisher Zara memberontak, namun yang didapatkan adalah dorongan keras dan punggungnya hingga membentur tembok. Satu buah tangan kekar berada tepat di samping wajahnya. Jantung Zara berdetak tak berkaruan, rasa taku...