Bagian 12

121K 6.2K 140
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

Mata tegas nan berkharisma itu selalu menjadi bahan pembicaraan kalangan siswa. Harta dan rupanya menjadi tumpuan sempurnanya sosok Agra. Pemilik sekolah itu berjalan dengan langkah mantap menuju kelasnya.

Tak sedikit yang berteriak histeris saat aroma tubuh Agra melintas dan meninggalkan jejak wangi yang tak kunjung hilang.

Langkahnya berhenti, melihat sosok wanita berjalan tak jauh di depannya. Pandanganya menajam dan ia telah menemukan mangsanya. Gadis biasa yang membuat dirinya merasa dipermalukan di depan umum.

Meninggalkan niat untuk pergi ke kelas, Agra mengikuti jejak kemana wanita itu pergi.

Atap sekolah.

Benar sekali dugaan Agra bahwa gadis bernama Zara itu berjalan menuju atap sekolah dengan kepala tertunduk. Entah apa yang akan dilakukannya Agra tak ingin tahu, ia hanya ingin memberi sedikit pelajaran atas tamparan keras yang diberikan wanita itu secara gamblang.

Dilihatnya Zara duduk dan membuka tas yang ia gendong.

Ternyata ia hanya akan menyantap makan pagi.

"Rooftop bukan tempat untuk makan. Siapa yang mengizinkanmu makan di sini?"

Zara terlihat terkejut setengah mati mendengar bariton indah yang selalu ia idamkan. Namun akan terdengar sangat menyeramkan di saat-saat seperti ini.

"M-maaf" Zara segera menutup bekalnya dan memasukan kembali di dalam tas.

Dirinya hendak pergi, menghindar dari tatapan tajam itu. Dia takut jikalau nanti dia di siksa lalu di mutilasi dan jadilah hantu penasaran di sekolah ini.

Tepat saat Zara akan melintas di samping Agra. Tangan kekar itu menggenggam pergelangan tangan mungil miliknya. Mau tak mau Zara mendongakkan kepalanya melihat wajah agra yang menatap lurus. Rahangnya terlihat tegas jika dilihat dari samping. Ingin sekali Zara menyentuhnya. Argh! Disaat seperti ini pun dia masih memikirkan hal tidak penting.

"B-bisa tolong le-lepaskan?"

Zara memberontak, namun yang didapatkan adalah dorongan keras dan punggungnya yang membentur tembok. Satu buah tangan kekar berada tepat di samping wajahnya.

Jantung Zara berdetak tak berkaruan, rasa takut serta rasa gugup menyelimutinya menjadi satu.

Tatapan itu menatapnya lurus terasa menusuk bola matanya. "Kenapa kau membuatku malu?"

Zara mengerutkan dahinya, beberapa saat ia mengerti ucapan random Agra. "S-sudah ku bi-bilang bahwa b-bukan aku pelakunya."

"Tapi kau sudah membuatku malu, sialan!"

"La-lalu apa yang... Yang harus aku lakukan?" tangan Zara sudah basah karena keringat dingin terus saja membanjirinya. Gemetar sudah seluruh badannya.

"Jika kau tidak ingin di bully, maka jadilah jalangku" Agra menyeringai kejam, metanya bergulir dari atas sampai bawah dimana kaki Zara terasa tidak nyaman di bawah sana.

"TIDAK!"

Suara lain terdengar berteriak dari belakang Agra. Manik indah milik Zara kini beralih pandang. Titik fokusnya melihat Oki berdiri di belakang Agra dengan raut muka yang begitu datar.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang