Bagian 18

110K 5.6K 346
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

"Kau mencintaiku?"

Seperti sebuah sengatan listrik, kian menjalar hingga membuat darahnya mendingin. Tak menampik bahwa pertanyaan yang keluar dari mulut Agra adalah pantas disebut pernyataan bukan pertanyaan.

Posisinya yang tumpang tindih, membuat gadis itu sulit mencari titik fokus lain. Melihat mata Zara yang berputar acak membuat Agra menggeram kesal. Pasalnya gadis itu selalu menghindari tatapannya. Ia mencengkram dagu Zara mengarahkan agar mau menatapnya.

"T-tidak"

Agra tahu gadis itu takut, terdengar dari suaranya sedikit bergetar dan matanya berotasi gelisah seolah mata Agra adalah laser pembunuh yang mampu menembus hingga belakang kepala. Baiklah, jika gadis itu berbohong maka Agra akan membuatnya semakin menciutkan nyalinya.

"Aku tidak suka dibohongi."

Suara berat itu menyapa telinga Zara. Ia tidak percaya bisa mendengarkannya dalam keadaan sedekat ini. Tapi, apa yang akan ia katakan? Jika ia berbohong, ia akan mati maka jika ia jujur pun ia akan mati. Pikirnya.

"I-iya, aku... Aku... ya"

Agra mengernyit, gadis macam apa Zara ini. Berbicara saja sampai kikuk seperti itu. Pipi gadis itu sudah bersemu merah, Agra tidak buta untuk menyadari itu. Gadis itu benar-benar manis, mengingatkan ia pada sosok ibunya dahulu. Menyebut kata Ibu, membuat hati Agra dongkol.

"Kalau begitu, jadi kaki tanganku setiap hari. Aku tidak akan memberimu kesempatan untuk kabur, barang secenti pun!"

Tak ada yang bisa Zara lakukan selain mengangguk pasrah. Agra semakin mengeratkan pegangan tanganya pada Zara. Membuat jatung Zara tak beres, tentu saja.

"A-apa yang a-akan ka-kau lakukan?"

Agra mengetahui arah pembicaraan Zara pun segera bangkit lalu merapikan diri. Ia membuang nafasnya kasar-kasar.

"Aku tidak akan menyetubuhi wanita jika bukan wanita itu sendiri yang membuka pahanya untukku. Kecuali dalam keadaan, mabuk."

Zara ikut terduduk, baru kali ini ia merasa sedikit 'akrab' bersama pria menakutkan sejagat raya ini. Pria yang mungkin mampu membinasakan seseorang hanya dengan tatapan beracunnya dan pria yang mungkin mampu membuat para wanita mati karna mimisan kehabisan darah karna melihat kharismanya yang begitu menggoda. Bukan berlebihan namun itulah yang dapat menggambarkannya menurut pandangan Zara.

-o0o-

"Kapan pertunangan kalian akan dilaksanakan?"

Alexa hanya menunduk dalam ketika sang Mommy menanyakan hubungannya bersama Agra secara berterus terang. Ia tahu ini mungkin terlalu singkat untuk menamakan 'jatuh cinta' namun itulah kenyataanya.

"Alexa tidak tahu, Mom. Semuanya sudah di atur oleh Daddy dan Om Mahendra. Alexa dan Agra hanya bisa menjalaninya."

Mommy tersenyum lalu berjalan mendekat untuk duduk di samping sang putri. Tangan hangatnya membelai rambut itu hingga Alexa tak bisa menahan untuk menyandarkan kepalanya pada dekapan sang Mommy.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang