Bagian 23

110K 5.3K 430
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

Agra menatap kosong ke arah lantai rooftop. Sepeninggal Oki tadi, pikirannya berkecamuk. Benarkah ia telah jatuh cinta dengan dua orang sekaligus? Ia menggeleng cepat. Gadis itu bukanlah tipe nya mana mungkin ia jatuh cinta? Ya, dia tidak jatuh cinta.

"Zio!" Figo yang tiba-tiba duduk di sampingnya tanpa Agra sadari. Agra hanya menoleh tanpa minat. Membuat Figo berdecak kesal.

"Kau jatuh cinta dengan gadis norak itu?"

"Eits...eits...eits!"

Secepat kilat Agra mencengkram leher Figo hingga kepala bagian belakang Figo membentur dinding belakang. Figo terlalu terkejut atas tindakan Agra yang mencekik lehernya hingga ia sulit bernafas.

"Kau menguping?" cerca Agra dengan suara tegas.

"Bukan begitu, dude! Aku hanya tidak sengaja mendengar, benar kau mencintai gadis tengik itu?"

Agra melepas cekikikan pada leher Figo. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan yang bertumpu pada lutut.

"Aku tidak mencintainya, bodoh! Aku melakukan semua demi Oki. Aku tahu bocah itu menyukai gadis kolot itu. Maka jangan berfikir aneh-aneh dulu."

Agra menjelaskan. Figo yang menyimak hanya mengangguk paham. Alasan Agra cukup kuat, lagipula apa yang dapat dibanggakan dari gadis norak itu? Mana mungkin seorang Agra mencintai gadis biasa seperti dia? Levelnya cukup rendah bahkan rendahan.

"Bukan hal yang mustahil jika kakak mencintai dua orang sekaligus," ejek Figo menirukan gaya bicara Oki yang ia buat semirip mungkin.

Dengan cepat Figo berlari sebelum ia benar-benar mati terpisah antara tubuh dengan kepala di atas atap ini. Ia berlari meninggalkan Agra yang bersiap mencekiknya.

"Mati saja kau!" teriak Agra penuh dengan kekesalan.

-o0o-

Tangan Zara bergetar melihat tombol kirim di layar ponselnya. Ia memutuskan untuk meminum segelas air hangat untuk mengurangi rasa gugupnya. Baru kali ini ia akan mengirim pesan pada pria terlebih dahulu.

Sudah sekitar puluhan kali Zara bolak balik untuk menyentuh tombol kirim namun itu sangat sulit. Entah kenapa keringat dingin keluar membasahi dahinya. Zara memejamkan mata, lalu bergerak acak menekan tombol kirim.

Lalu, Plip!

Zio Agraham 😈

Ini nomorku, Zara.

Zara meloncat-loncat ria memikirkan betapa bodohnya dia. Dia takut jika Agra jadi membencinya, atau ilfil dengannya? Zara harus bagaimana?

Bisa-bisanya ia mencari masalah dengan seorang Agra.

"Eh, tapi kan dia sendiri yang memberiku nomor ponsel!" gerutu Zara.

Zara berjalan ke dapur berniat untuk membuat susu hangat. Entah kenapa tenggorokannya terasa kering sebab terlalu banyak menjerit tanpa suara. Ia juga butuh asupan hangat-hangat saat cuaca di luar sangat dingin.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang