Bagian 35

115K 5.4K 98
                                    

°°°King Bullying

-o0o-

Dua minggu berlalu, Zara mampu melewati rintangan itu dengan bersusah payah. Dalam waktu itu ia tak bertemu dengan Agra sama sekali. Lagi pula Zara pun tak ingin bertemu dengan pria brengsek itu lagi. Harga diri Zara telah di hempas jatuh dan di injak olehnya seperti kotoran.

Dan hari ini adalah pengumuman kenaikan kelas. Zara sudah tak sabar melihat siapa saja yang mendapat peringkat di kelasnya. Setelah ini siswa mendapat libur selama dua bulan. Ah, Zara sudah tak sabar menyambut hari libur dengan rebahan di dalam kamar.

Anak kelas 12 sudah mendapatkan jatah liburnya maka dari itu sangat mudah bagi Zara untuk menghindari Agra. Toh sepertinya pria itu tak mengunjungi sekolahan. Sungguh Zara sudah muak akan pria itu.

"Baiklah, Ibu akan membacakan bintang kelas kita."

Seisi kelas menjadi sunyi menegangkan. Hanya teedengar suara bisik-bisik menebak siapa yang beruntung kali ini. Zara dan Oki saling memandang, mungkin mereka sama-sama tegang.

"Juara ke-3 ditempati Ziel Oki Revalio," Oki berdiri dan maju ke depan. Beberapa orang tepuk tangan atas prestasi yang Oki capai.

"Juara ke-2 ditempati Vimey Queenaya," kali ini nama gadis keturunan konglomerat itu disebut. Langkahnya disambut dengan gemuruhnya suara tepuk tangan dan sorakan ria dari seisi kelas. Ya, dunia memang licik dia berpihak pada yang cantik dan berduit.

"Juara pertama ditempati Reinata Azzara," dan kali ini hanya ada satu dan dua anak yang tepuk tangan. Sebab semua seisi kelas telah menduganya bahwa Zara adalah pemenang.

Zara tersenyum simpul, di dalam hati ia mengucap syukur kepada Tuhan, Ibu, dan Lisa. Ini lah yang ia gapai, meski ia telah mengecewakan semuanya. Dan kejadian itu biarlah ia, Agra dan Tuhan yang mengetahuinya. Ia akan bungkam sampai waktunya berbicara.

-o0o-

"Tumben sekali kau datang ke kantor Ayah?" tanya Mahendra melirik sekilas pada putranya yang kini berdiri tegap menatapnya yang sibuk membolak-balikkan kertas.

"Aku pamit," mendengar itu Mahendra menghentikan aktivitasnya. Melepas kacamata yang bertengger di hidung mancungnya dan meletakkan di meja. Ia mengaitkan jari-jarinya, pembicaraan kali ini sepertinya serius.

"Kau mau kemana?" tanya Mahendra.

"Sebaiknya Ayah buka info di internet mengenai perusahaan Samuel Corp!" selalu saja Agra mempersulit pembicaraan. Tidak langsung pada intinya.

Mahendra membuka ponselnya, mendapati beberapa notif yang ia abaikan. Kemudian ia mencari apa yang Agra katakan. Sebenarnya apa yang anak satu itu bicarakan sehingga membuatnya datang ke kantornya.

Hot news, istri dari kepala Samuel Corp menghembuskan nafas terakhirnya di Thailand pada pukul 2 dini hari.

Mahendra benar-benar terkejut atas berita di internet. Istri dari sahabatnya meninggal dan ia baru mengetahui saat ini. Ia menatap anaknya yang diam menunggu jawaban benar-benar seperti anak bisu.

"Kita pergi bersama!" Mahendra membereskan beberapa file dan dokumen kemudian berjalan bersampingan dengan anaknya.

Beberapa karyawan tunduk dan tersenyum namun tak di lirik sama sekali oleh Agra. Mahendra membalasnya satu persatu namun tidak dengan Agra si darah muda yang memiliki tingkat emosional tinggi.

King Bullying [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang