°°°King Bullying
-o0o-
Pagi yang cukup cerah, matahari menyinari seisi bumi dengan kehangatannya. Wanita separuh baya itu merasakan kejanggalan, putri sulungnya belum juga pulang. Kemana ia sebenarnya? Apakah ia menginap di rumah temannya? Teleponnya pun tidak aktif ketika dihubungi. Ibu benar-benar khawatir.
"Zara, kau kemana sebenarnya nak?" monolognya.
Karna Ibu merasa sangat khawatir, Ibu mencoba mencari nomor telepon teman Zara di dalam kamar. Sebab Ibu tidak tahu rumah temannya, jika Ibu tahu maka akan ia hampiri langsung. Setelah kian lama mencari di tumpukkan buku-buku, di dalam laci dan juga lemari belum juga menemukan titik terang. Akhirnya Ibu mengalah, ia hendak keluar dari kamar namun sebuah sampul buku di bawah bantal menarik perhatian Ibu untuk membukanya.
Lembar pertama, Ibu membacanya dengan hati yang sedikit bergemuruh. Haruskah ia mengetahui rahasia anaknya? Ini kehidupan pribadi Zara, tetapi sebesar apapun rahasia anak harus diketahui juga oleh Ibu. Ibu membaca lembar demi lembar buku diary itu. Ia meneteskan air matanya setelah pada halaman di mana membuat hatinya sangat terluka.
"Jadi, selama ini kau di tindas nak? Di tindas oleh lelaki yang kau sukai?" ucapnya sembari menutup buku itu lalu menyimpannya kembali di tempat semula.
-o0o-
Zara menggeliat ketika cahaya matahari menyilaukan matanya. Namun, ia merasakan perih yang teramat di bagian bawah. Badannya juga pegal. Ia mengeratkan tubuhnya menggunakan selimut tebal, tapi ia merasa tak memakai sehelai benang pun ketika kulitnya menyentuh selimut ini.
Ia membuka matanya, melihat kasur putih dan juga horden abu-abu di hadapanya. Ia membuka hati-hati selimut yang menghangatkan tubuhnya. Lantas ia beranjak terduduk, matanya membola, jantungnya berdebar dan menutupi badan polosnya dengan selimut.
Ia menoleh kesamping mendapati Agra duduk di sofa tunggal berwarna hitam menatapnya tajam. Apakah artinya Zara telah melakukan hal itu bersama Agra? Benarkah Zara saat ini sudah kehilangan berliannya? Berlian yang selama ini ia jaga.
"Pukul 10 pagi, ku kira kau tidak akan bangun." Ucapnya dingin.
"K-kak Agra apa yang kau lakukan padaku?" Zara menangis disana, hatinya benar-benar hancur mengetahui fakta bahwa Agra merampas paksa berliannya.
"Kau tidak bisa menyalahkanku, karna kau yang menggodaku!" katanya ketus.
Zara tak hentinya menangis, "aku tidak mungkin menggodamu!" bantah Zara.
"Kau tidak tahu karna kau mabuk, kau menggodaku malam tadi."
"Kenapa kau jahat padaku? Apa salahku padamu? Aku sudah menuruti semua keinginanmu dan ini balasanmu? Kalau begini akhirnya lebih baik aku mati di tanganmu!" teriak Zara yang tak bisa lagi membendung emosi.
"Tidak usah mendramatisir keadaan, kau menikmatinya semalam," jawab Agra dengan tenang.
"Kau harus tanggung jawab atas perbuatanmu!"
Agra menyeringai tajam, "tidak usah sok suci, kau sudah kotor!" Agra melemparkan hoodie dan celana training di samping Zara kemudian ia juga melemparkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah. "Pakai itu untuk menutupi rona merah di lehermu dan itu uang untuk kau pulang. Oh, dan satu lagi, jangan berfikir kau akan hamil karna seribu wanita tidak penrah meminta tanggung jawabku karna alasan hamil, aku jamin. Aku tidak bisa berlama-lama." Agra hendak beranjak namun ia berhenti karna ucapan Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Bullying [TELAH TERBIT]
RomancePART LENGKAP! Terbit : Momentous Publisher Zara memberontak, namun yang didapatkan adalah dorongan keras dan punggungnya hingga membentur tembok. Satu buah tangan kekar berada tepat di samping wajahnya. Jantung Zara berdetak tak berkaruan, rasa taku...