1. Pecundang

22.8K 1.4K 218
                                    

Mau ikutan grup chat zaeem's family?
Caranya, follow instagramku yaitu
IG = zaimatul.hurriyyah

😘😘😘😘😘
Rega mengelus rambut panjang Laurin. Dia mengerti betapa terpukulnya Laurin setelah Pak Asep meninggal karena tragedi kecelakaan bus beberapa minggu lalu.

"Sudahlah, Yang. Kamu harus merelakan kepergian ayah kamu," kata Rega.

"Iya. Tapi aku kangen, Ga. Kamu nggak ngerti perasaanku."

"Andai saja google translate bisa menerjenamahkan perasaan kamu, pasti aku ngerti."

"Iiih." Laurin mencubit pelan lengan Rega. "Kok bercanda sih?" seulas senyum sebisa mungkin Laurin tahan.

"Tuh kan akhirnya kamu bisa senyum." Rega menunjuk kedua sudut bibir yang mengembang. "Nah, gitu dong, Sayang. Kamu makin cantik kalau lagi senyum tau nggak."

Pipi Laurin berdesir malu. Ia kembali mencubit lengan Rega dengan cubitan yang lebih kasar, membuat Rega mengaduh kesakitan.

"Eh eh." Rega menjauh. "Nggak boleh KDRT gitu ih!"

"KDRT ndasmu sempal!" umpat Laurin dalam bahasa jawa yang artinya, KDRT kepalamu patah. Saat masih kecil, ia pernah hidup di Surabaya selama dua tahun. Wajar jika dia bisa berbahasa jawa dengan lancar.

"Apaan tuh artinya?"

"Artinya, KDRT bagus untuk kesehatan," timpal Laurin bohong diselingi suara gelak tawa.

"Jangan harap aku tertipu ya, Marimar." Rega menyentil pelan kening Laurin, membuat Laurin meringis menahan sakit.

"Iiih. Tuh kan kamu juga KDRT!" Laurin cepat-cepat mengelus keningnya.

"Lebih sering kamu yang nyubit aku, Yang."

"Enggak. Kamu kok yang sering nyentil keningku."

"Eh aku ini jenius. Aku ingat berapa kali kamu nyubitin aku."

"Emangnya berapa kali?"

"278 kali kamu sudah nyubitin aku."

"Eh jangan fitnah ya. Nggak baik."

"Kamu mau aku hitungin? Aku bahkan ingat kapan aja kamu nyubitin aku."

"Tapi kan nggak sakit."

"Sakit tau!"

Sepasang kekasih yang setiap hari tidak luput dari sebuah pertengkaran itu membuat seorang cowok bermata teduh mematung di ujung halaman dengan tangan mengepal marah. Ada semacam rasa perih dalam dadanya.

"Bahkan cemburu pun, gue nggak berhak. Gue nggak lebih dari seorang pecundang yang nggak bisa mengungkapkan perasaan," batin Alan. "Iya. Gue cuma seorang pecundang yang jatuh cinta pada pacar orang."

Alan menoleh saat seseorang memegang pundaknya dari samping. Alisnya sedikit terangkat mendapati Elvan yang sudah berdiri di sebelahnya entah sejak kapan. Elvan ikut memandang Laurin dan Rega yang tampak asyik bertengkar manja.

"Gue tau kalau lo suka sama Laurin," ungkap Elvan.

"Sangat kelihatan ya?" tanya Alan dengan salah satu sudut bibir terangkat, menertawakan dirinya sendiri. Miris.

Elvan memasukkan salah satu tangannya ke saku celana. "Iya. Kelihatan banget malah."

"Dia cinta pertama gue, El."

"Iya. Gue tau." Elvan mengangguk. "Kenapa lo nggak perjuangin?"

"Karena gue nggak lebih dari seorang pecundang."

K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang