Leon menyembunyikan pembalut yang ia beli di dalam kresek hitam lalu membukanya di dalam kamar mandi. Akan sangat mencurigakan jika ada orang yang tahu kalau dia membawa pembalut di asrama putra.
"Laurin sekarang sudah tau kalau gue ini adalah Keysha. Gue harus lebih hati-hati menjaga identitas gue. Kalau enggak, mungkin para pembunuh itu bakalan datang lagi buat bunuh gue."
Leon membuka pintu kamar mandi setelah selesai mengganti pembalut. Dia membuang pembalut kotor ke tong sampah yang ada di ujung koridor asrama setelah membungkusnya dengan kresek hitam agar Alan tidak mengetahui apa isinya.
"Oke. Tenang. Gue harus bersikap natural agar nggak mencurigakan."
Leon kembali ke kamarnya lalu berbaring di atas kasur. Tiba-tiba dia terlonjak saat Alan memasuki kamar dengan tergesa-gesa. Cowok itu terlihat ketakutan.
"Lo kenapa, bro?" tanya Leon.
"Em ... enggak. Nggak apa-apa," jawab Alan bohong. Tidak mungkin ia mengatakan pada Leon bahwa dia takut ada hantu di asrama.
Alan berdehem. Dia langsung merebahkan diri di atas kasur dan menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut.
"Lo kenapa? Kok kayak ketakutan gitu?" imbuh Leon.
Alan tidak menyahut, membuat Leon mengedikkan bahu lalu beralih arah tidur. Tak lama kemudian, Alan turun dari ranjang dan pindah ke ranjang seberang.
"Aduh!" Leon terguling, jatuh di atas lantai, tepat saat Alan menggeser tempatnya. "Eh ngapain lo tidur di kasur gue?"
Seperti biasa, Alan tak menyahut. Malah kembali menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut. Dia memang selalu irit suara.
"Minggir sana! Ini kan kasur gue." Leon mulai mendorong-dorong Alan agar cowok itu kembali ke tempatnya sendiri. "Minggir ih!"
"Gue izin tidur di sini ya." Alan menyingkap sedikit selimutnya.
"Ya udah nggak apa-apa. Kalau gitu, gue tidur di kasur lo."
Alan bergegas menarik pergelangan tangan Leon hingga membuat Leon terduduk di tepi kasur.
"Lo tidur di sini aja bareng gue," kata Alan.
"Enak aja kalau ngomong! Kita ini kan bukan muh-" Leon langsung melipat bibir. Hampir saja dia keceplosan.
"Berisik!" Alan malah merebahkan tubuh Leon di sampingnya.
Leon langsung menyingkir seraya menutupi dadanya. "Lo sesat ya?"
Alan terkekeh. "Sesat?"
"Ma ... maksud gue ... lo kurang normal ya?"
Lagi, Alan terkekeh. "Ya normal lah!"
"Terus, ngapain lo mau tidur di samping gue? Gue kan cowok."
"Kalau lo cewek, gue malah nggak mau tidur samping lo."
"Waduh. Berarti bener dong kalau lo itu ... sesat."
"Oke gue ngaku."
"Ngaku apa? Ngaku kalau lo itu sesat?"
"Enggak. Gue mau ngaku kenapa gue mau tidur di samping lo."
"Apa jangan-jangan ... Alan sudah tau kalau gue ini perempuan. Terus ternyata dia suka gue. Terus dia mau tidur sama gue. Pikiran kotor macam apa ini, ya Tuhan." Leon semakin bergerak menjauhi Alan.
"Siswa yang ada di kamar sebelah baru saja meninggal. Gue takut hantunya gentayangan," ungkap Alan.
Leon bernapas lega. Dia pikir, Alan ingin melakukan hal yang dilarang agama padanya.
"Kok elo kayak lega gitu sih?" tanya Alan.
"Gue pikir, lo mau berbuat yang bukan-bukan," sahut Leon.
"Eh gue masih normal ya. Gue suka cewek."
"Ngomong-ngomong ... gue nggak mau tidur seranjang sama lo."
"Kenapa?"
"Ya ... gue risih aja tidur sama cowok. Jadi, cepat menyingkir dari kasur gue!" Leon mendorong Alan hingga membuat cowok itu terjatuh ke atas lantai lantas mengerang kesakitan.
Mata Leon melebar kaget. Tak ia sangka jika telah mendorong Alan terlalu kuat.
"Sorry sorry." Leon kelabakan membantu Alan bangun.
"Ya udah deh kalau lo nggak mau tidur samping gue." Alan menunduk lesu dan kembali ke ranjangnya.
"Em ... gue emang nggak bisa tidur samping lo. Selain sempit, gue juga risih." Leon menyengir. "Tapi ... gue bakalan temenin lo begadang sampai lo tidur."
"Thanks ya."
"Kita ngobrol apa nih biar lo bisa cepat ngantuk?"
"Terserah."
"Oh iya. Gue mau cerita masa SMP gue. Gila! Itu seru banget tau nggak. Banyak yang ngefans gue gitu. Heran deh. Cowok unyu kayak gue, kenapa banyak yang ngefans ya."
"Menurut gue ... lo lumayan ganteng."
"Ganteng?" Leon tergelak.
"Ya meskipun lo kerempeng dan pendek," imbuh Alan membuat tawa Leon terhenti.
"Ya udah deh. Gue nggak jadi temenin lo begadang."
"Baru kali ini gue nemu cowok ngambekan selain Rega." dahi Alan berkernyit heran.
Leon tertawa kaku. "Bercanda kali, bro. Siapa yang ngambek?"
Malam itu, mereka bercengkrama sampai berjam-jam hingga Alan tertidur pulas, melupakan ketakutannya tentang siswa sebelah yang mungkin saja menjadi hantu gentayangan.
❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Senin, 24 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
K-U season 2
Teen FictionMelviano Kalandra, cowok pendiam yang menyimpan sejuta luka karena terlahir dalam keluarga yang berantakan hingga membuatnya memilih tinggal di asrama sekolah. Lukanya bertambah perih ketika gadis yang disukainya jatuh hati pada Rega yang merupakan...