8. Key

10.9K 1K 120
                                    

Setelah memakai kemeja rapi dan sopan, Alan keluar dari kamar, membiarkan sepasang mata menatap punggungnya pergi dengan dada sesak.

"Laurin memang sangat cantik. Wajar kalau cowok-cowok ganteng pada nempel," batin Leon. Dia meniup pelan poninya hingga melayang sebentar ke udara.

Leon kemudian berdiri di depan cermin, memandangi penampilannya dari ujung kaki hingga ujung rambut, lalu menghela napas. Mau tidak mau, ini memang takdirnya bilamana menjadi perempuan yang terjebak dalam identitas laki-laki.

Ya. Sebenarnya, Leon adalah perempuan. Sejak kejadian delapan tahun lalu, dia menyamar sebagai anak laki-laki untuk menghindari kelompok para pembunuh yang mengejar-ngejarnya selama ini.

"Hanya cowok sesat yang suka sama cowok."

Leon merebahkan tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Pikirannya pun melayang, mengingat kejadian delapan tahun lalu.

Seorang anak kecil berkepang dua tertimbun di dalam keranjang mainan, melihat kedua orang tuanya terbunuh. Saat para pembunuh itu keluar rumah karena tak berhasil menemukannya, dia keluar dari persembunyian. Ketika ia mencoba kabur melompati jendela, kawanan pembunuh itu melihatnya, lalu mengejarnya.

"Hai! Berhenti kamu!" ujar salah seorang penjahat.

Anak perempuan bernama Keysha itu terus berlari. Langkah-langkah kecilnya terus berlomba. Hingga akhirnya ia tergelincir dan jatuh ke sungai.

"Tolooong!" teriak Keysha. Tangannya menggayuh-gayuh udara. Beberapa teguk air dengan lancang masuk ke mulutnya.

"Bos bagaimana ini, Bos?"

"Biarkan saja anak itu mati. Besok kita cari mayatnya."

Setidaknya itulah percakapan terakhir yang berhasil Keysha dengar sebelum akhirnya ia terhanyut mengikuti arus sungai.

***

Sudah dua hari Laurin mengintai gerak-gerik Leon. Dia sangat yakin jika Leon adalah Keysha, teman sebangkunya saat SD.

"Gue yakin kalau dia itu Key. Soalnya mana ada dua orang yang punya tanda lahir sama persis."

Seingat Laurin, teman sebangkunya saat SD memiliki tanda lahir berupa benjolan kecil di leher menyerupai jakun dan di tepinya terdapat sebuah tahi lalat yang samar.

"Gue harus menyelidikinya. Gue harus memastikan kalau Leon itu adalah Keysha."

Laurin mengikuti Leon yang terlihat celingukan menuju mini market di dekat sekolah. Saat Leon menoleh, Laurin menunduk menyembunyikan diri. Tampknya Leon mengambil pembalut yang bersayap dan bergegas menuju kasir.

"Sudah gue duga! Leon itu ... perempuan!"

Laurin memberanikan diri menghampiri Leon yang saat ini tengah asyik mengantri. Dia menepuk pundak Leon, membuat Leon menoleh kaget.

"Ngapain lo beli pembalut?" tanya Laurin memojokkan.

"Em ... ini ... anu ... gu ... gue beli buat ... pacar gue. Iya-iya. Gue beli buat pacar gue," jawab Leon bohong.

"Lo baru bersekolah di Delton seminggu, dan lo sudah dapat pacar? Aneh!" Laurin melipat tangan.

"Em ... pacar gue baru datang ke Jakarta. Jadi ... jadi dia nggak bawa pembalut."

Mata Laurin memicing. "Kenapa lo gugup?"

"Si ... siapa yang gugup?" terlihat dahi Leon mulai berkeringat.

"Sudahlah, Yon! Lo nggak usah pura-pura lagi ke gue. Bilang aja kalau lo itu sebenarnya adalah pe-"

Leon menjatuhkan sekotak pembalut ke atas lantai. Dia cepat-cepat membungkam mulut Laurin dan menyeretnya ke tempat sepi.

"Sekarang ceritakan ke gue semuanya!" pinta Laurin.

Leon terduduk di atas lantai. Kepalanya menunduk lesu. "Sejak kapan lo mengenali gue, Rin?"

"Sejak awal. Gue masih ingat kalau teman sebangku gue pas SD punya tanda lahir aneh. Jadi ... gue sering mengejeknya," ungkap Laurin.

"Iya. Gue ngaku. Gue ini Keysha."

"Keyshaila Ananta Rinjani. Gue masih ingat nama itu. Tapi ... kenapa lo pura-pura jadi cowok?"

"Gue bakalan cerita semuanya, Rin. Asalkan lo janji ke gue buat jaga rahasia gue."

"Iya." Laurin mengangguk. "Gue janji."

"Delapan tahun yang lalu ... sekelompok penjahat masuk ke rumah gue. Dia bunuh bokap dan nyokap gue. Saat gue melarikan diri ... gue terjatuh ke sungai dan ditemukan oleh sepasang suami istri yang nggak punya anak. Merekalah orang tua gue yang sekarang."

"Terus?" tanya Laurin semakin penasaran.

"Orang tua angkat gue tahu kalau penjahat-penjahat itu masih mencari-cari gue. Terpaksa, kami pergi ke Kalimantan. Mereka memutuskan untuk merubah identitas gue jadi cowok. Sekedar berjaga-jaga apabila penjahat-penjahat itu datang lagi buat nyari gue."

"Ya ampun. Gue nggak tau kalau hidup lo kayak gitu. Gue turut prihatin. Mulai sekarang, kalau lo butuh bantuan apa-apa, lo bisa bilang ke gue. Kalau lo butuh pembalut atau obat nyeri datang bulan, lo juga bisa bilang gue."

"Makasih ya, Rin."

"Iya." Laurin kemudian memeluk erat Leon seraya menepuk-nepuk ringan punggung Leon.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Minggu, 23 Juni 2019

Kim Sejeong sebagai Keyshaila Ananta Rinjani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Sejeong sebagai Keyshaila Ananta Rinjani.
Bayangkan rambutnya pendek kayak cowok ya ...

K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang