Rega dan Alan berdiri di dekat jendela kelas. Mereka melihat Laurin dan Leon yang tampak asyik berlatih menari di bawah pepohonan tabebuya. Tangan Alan mengepal marah. Dia heran mengapa Rega hanya terlihat santai.
"Lo nggak cemburu?" akhirnya pertanyaan itu terlontar dari mulut Alan.
"Enggak. Ngapain cemburu? Laurin nggak mungkin jatuh cinta sama Leon," jelas Rega penuh percaya diri.
"Gue cemburu."
Rega tidak kaget jika Alan cemburu. Sejak awal, dia tahu kalau Alan mencintai Laurin. Wajar jika dia cemburu melihat kedekatan Laurin dan Leon karena Alan belum tahu jika Leon sebenarnya adalah perempuan.
"Saat seseorang ingin menjaga apa yang dimiliki orang lain, apa itu salah?"
Salah satu alis Rega terangkat. Dia menoleh ke arah Alan. "Maksud lo?"
"Gue yakin lo bukan orang tolol yang nggak bisa ngerti apa yang gue maksud."
Rega mendelik, spontan meraih kerah almamater Alan lalu mengangkatnya tinggi-tinggi. "Laurin itu milik gue. Paham lo?"
"Laurin terlalu baik buat seseorang yang nggak ngerti apa arti menjaga."
"Alan!" bentak Rega. "Lo jangan buat gue emosi ya!"
Alan mencengkram kedua tangan Rega lalu menghempaskannya. "Sudah cukup! Gue nggak tahan lihat lo pacaran sama cewek sebaik Laurin."
"Terus kenapa emangnya? Meskipun di mata lo, gue nggak pantas buat Laurin. Tapi nyatanya Laurin memilih gue."
"Awalnya Laurin cinta sama Atta. Lalu dia move on ke elo. Nggak menutup kemungkinan dia bakalan move on ke gue. Right?"
Rega seketika melemas. Apa yang dikatakan Alan memang benar. Perasaan memanglah sesuatu yang dinamis. Bisa berubah kapan pun dia mau. Bisa bertambah, berkurang, bahkan menghilang. Itulah perasaan.
"Laurin nggak bakal bisa move on dari gue. Jadi, lupakan saja khayalan lo buat rebut dia. Paham?" timpal Rega. "Ingat, bisa menjaga belum tentu bisa memiliki. Think smart, please!"
"Mari kita lihat saja!"
***
"Ga, apa elu yakin?" pertanyaan itu berulang kali Mbak Dinda tanyakan pada Rega.
"Iya, Mbak. Halah! Adegan ciuman doang mah gampang," kata Rega meremehkan.
Mbak Dinda berdecak kesal, setengah heran mengapa Rega tidak peka terhadap perasaan orang-orang di sekelilingnya. Mbak Dinda sudah bisa menebak pasti Laurin akan marah jika dia tahu Rega beradegan ciuman dengan Amanda.
"Mbak Dinda kan tau sendiri kalau gue bisa melakukan adegan apa pun dengan profesional," imbuh Rega bangga.
"Bukan gitu, Ga. Apa elu nggak mau jaga perasaan Laurin? Lu sama Laurin aja kagak pernah ciuman. Kenapa lu mau nyium Amanda?"
"Kan cuma akting, Mbak Dinda," geram Rega.
"Meskipun cuma akting, tapi siapa tau Laurin marah."
"Dia kan udah pernah jadi bodyguard gue, Mbak Dinda. Dia pernah lihat gue scene ciuman sama Amanda. Buktinya dia nggak marah tuh."
"Itu karena dia belum cinta sama elu, Upil Sapi! Di mana-mana, perasaan cewek tuh harus dijaga. Apalagi dia tuh pacar elu. Apa elu mau diputusin?"
"Laurin nggak mungkin mutusin gue!"
"Ya elah nih anak. Dibilangin malah ngeyel. Hati-hati ya. Entar si Laurin jadi move on lho."
"Saat seseorang ingin menjaga apa yang dimiliki orang lain, apa itu salah?"
"Laurin terlalu baik buat seseorang yang nggak ngerti apa arti menjaga."
"Awalnya Laurin cinta sama Atta. Lalu dia move on ke elo. Nggak menutup kemungkinan dia bakalan move on ke gue. Right?"
Rega menggeleng kuat-kuat mengingat kalimat-kalimat yang diucapkan Alan tadi siang. Sedikit banyak, dia merasa takut jikalau apa yang diucapkan Alan benar-benar terjadi. Dia tidak mau Laurin move on darinya.
"Ga, ayo kita ambil scene selanjutnya!" panggil salah satu staff.
Rega masih tercenung, menimbang-nimbang apakah dia harus melakukan scene ciuman atau tidak.
"Ga, ayo!" ulang staff tadi.
"Ah, Laurin pasti bisa ngerti. Ini kan cuma syuting," pikir Rega memutuskan. Dia berjalan menuju lokasi.
"Ga, gua nggak tanggung jawab kalau elu dimarahin atau bahkan diputusin Laurin ya!" teriak Mbak Dinda memperingatkan.
❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Kamis, 18 Juli 2019Maaf ya, chapternya dikit hehehe soalnya author sudah masuk kerja jadi nggak bisa janji update setiap hari.🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
K-U season 2
Teen FictionMelviano Kalandra, cowok pendiam yang menyimpan sejuta luka karena terlahir dalam keluarga yang berantakan hingga membuatnya memilih tinggal di asrama sekolah. Lukanya bertambah perih ketika gadis yang disukainya jatuh hati pada Rega yang merupakan...