11. Guru Les Tamvan

11.3K 1.1K 185
                                    

Komen 100++ nanti malam update
❤❤❤❤❤

Laurin memasuki kelas dengan wajah sumringah. Dia melihat Leon yang terlihat asyik belajar dan langsung menghampiri cowok itu. Betapa senangnya dia bertemu sahabat lama setelah bertahun-tahun berpisah.

"Hai Leon! Lagi ngerjain apa nih?" tanya Laurin. Dia duduk di sebelah Leon, memandangi wajah Leon dari samping, lalu terkikik, mengingat bahwa Leon adalah perempuan. Ternyata Keysha tampan juga.

"Ini nih. Lagi ngerjain latihan soal. Kan bentar lagi kita menghadapi Ujian Nasional," jawab Leon. Dia menggaruk

Sejumlah pasang mata menyorot kedekatan antara Laurin dan Leon tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka iri dan berpikir jika Laurin ingin mencari-cari perhatian Leon.

"Gue nggak ngerti deh sama cowok-cowok ganteng di sekolah kita. Kok pada suka sama si Laurin sih?"

"Mentang-mentang udah nggak jerawatan, sekarang malah ganjen banget."

"Iya. Ganjen parah. Semua cowok ganteng pada diembat."

"Jadi cewek kok gatel banget sih."

Hidup Laurin selalu serba salah. Percuma mendengarkan gunjingan teman-teman di sekolahnya. Apa pun yang dia lakukan pasti dinilai salah. Jadi Laurin sejak awal memilih untuk tidak menghiraukan gunjingan-gunjingan itu.

"Susah banget soal-soal di Delton. Gue sampai pusing tujuh keliling." Leon memijat pelipisnya setelah melihat rentetan soal matematika yang selalu menjadi momok siswa-siswi kelas F.

"Eh gue dengar, lo kan sekamar sama Alan. Gimana kalau lo minta ajarin aja sama dia?" saran Laurin.

"Ha? Minta ajarin sama Alan? Mendingan gue minta ajarin sama tembok sekolah."

"Kok gitu? Alan itu baik banget lho. Yaaa meskipun irit suara."

"Baik dari mana coba? Dia tuh kalau bikin peraturan kamar suka seenaknya sendiri. Dilarang berisik lah, dilarang jorok lah, terus dilarang ganggu dia."

"Eh tapi dia beneran baik lho. Suwer! Gue nggak bohong."

"Iya. Baik sama cewek cantik kayak lo," batin Leon.

"Entar gue bilang ke Alan biar dia ngajarin lo. Oke?"

"Ha?" Leon terlonjak. "Enggak. Enggak."

"Eh jangan gitu. Lo tetap harus belajar pada masternya. Soalnya di Delton itu peraturannya ketat banget. Kalau lo nggak memenuhi KKM, lo bisa-bisa nggak naik kelas."

"Nggak naik kelas?"

Laurin mengangguk. "Makanya lo harus belajar sungguh-sungguh. Biar dapat nilai KKM terus lulus deh dari Delton."

"Tapi ... apa Alan mau ngajarin gue?"

Laurin menepuk pelan punggung Leon. "Tenang aja. Dia pasti mau kok. Nanti setelah istirahat, kita temui dia."

***

Alan tersenyum tipis saat melihat Laurin menunggunya di taman belakang sekolah. Namun senyumannya mengempis ketika Leon tiba-tiba muncul dari belakang punggung Laurin.

"Alan! Oi!" Laurin melambai-lambai.

Alan berjalan malas menghampiri Laurin dan Leon dengan kedua tangan yang tersimpan di saku celana.

"Ya ampun, Al. Gue pikir lo nggak mau datang ke sini," kata Laurin.

Alan tidak menimpali. Dia menatap sinis ke arah Leon yang terlihat sesekali bersembunyi di balik punggung Laurin seperti seorang pengecut.

"Al, gue boleh minta tolong nggak?" tanya Laurin tanpa basa-basi.

"Minta tolong apa?" Alan bertanya balik.

"Leon butuh guru gratis yang sudah expert dalam semua mata pelajaran kayak lo."

Alan menghela napas. Dia sudah bisa menebak apa yang diminta Laurin.

"Ajarin Leon dong," pinta Laurin.

"Kenapa lo care banget sama dia?" Alan menunjuk Leon dengan dagunya.

"Kan Leon ini teman gue. Wajar dong kalau gue care sama dia."

"Gue nggak mau ngajarin dia." Alan menunjuk Leon.

"Lha kenapa? Dia kan teman sekamar lo."

"Karena dia bego. Soalnya gue punya pengalaman ngajarin orang bego," sindir Alan.

Laurin mencebikkan bibirnya. "Lo nyindir gue?"

"Lo ngerasa kesindir?"

"Iiih udah-udah. Pokoknya gue nggak mau tau. Lo harus ngajarin Leon. Titik!"

"Kenapa Laurin peduli banget sama anak baru ini?" Alan bertanya-tanya.

"Oke Leon. Mulai nanti malam, lo bisa belajar sama Alan. Yaaa ... meskipun cara ngajarnya Alan nggak terlalu bagus, tapi lumayanlah untuk setara guru les gratis," kata Laurin memutuskan sendiri seenak jidatnya.

"Hei! Gue belum bilang mau lho," protes Alan.

"Ayolah, Al! Pelit amat jadi orang. Ya? Mau, ya?" pinta Laurin memasang wajah memelas, membuat Alan tidak tega.

"Ya udah deh. Tapi gue nggak jamin nih anak bisa lulus dari Delton."

"Yeeey!!" teriak Laurin girang.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Sabtu, 29 Juni 2019

Komen 100++ nanti malam upadate

Komen 100++ nanti malam upadate

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keyshaila Ananta Rinjani

K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang