Melviano Kalandra, cowok pendiam yang menyimpan sejuta luka karena terlahir dalam keluarga yang berantakan hingga membuatnya memilih tinggal di asrama sekolah. Lukanya bertambah perih ketika gadis yang disukainya jatuh hati pada Rega yang merupakan...
Keysha keluar dari ruang rias, menampakkan diri di hadapan Elvan. Seketika Elvan mengalihkan pandangannya dari layar ponsel menuju seorang gadis cantik bergaun hitam dengan rambut disanggul sederhana. Elvan bahkan enggan berkedip.
"Eh jangan bengong gitu dong!" tegur Keysha malu. Dia belum terbiasa memakai baju perempuan apalagi mengenakan gaun malam.
Elvan mengerjap lalu berdehem kikuk. "Yuk berangkat!" dia berdiri lalu meraih pergelangan tangan Keysha, membawa gadis itu menuju mobil.
"Eh kalau gue ketahuan gimana?"
"Nggak usah khawatir. Pestanya pesta topeng kok!" Elvan mengambil sebuah topeng pesta dan memakaikannya untuk menutupi sebagian wajah Keysha. Dia terhenti sejenak saat jemarinya tak sengaja membelai pipi lembut Keysha. Degupan jantung Elvan tiba-tiba berderu tak seirama, membuatnya cepat-cepat menjauh.
Keysha akhirnya bisa bernapas lega, mengetahui bahwa pesta yang akan dia hadiri adalah pesta topeng. Jadi, dia tak perlu khawatir identitasnya terbongkar.
Sesampainya di tempat pesta, Elvan menyiapkan lengannya untuk Keysha. Awalnya Keysha tak mengerti. Tapi Elvan memberikan kode mata yang terlihat dari dalam topeng yang dikenakan cowok itu. Keysha mengangguk mengerti. Dia pun menggandeng lengan Elvan.
Semua pasang mata tersorot pada Elvan dan Keysha yang berjalan memasuki ballroom. Walaupun tertutup topeng, tetap saja paras rupawan mereka seakan-akan masih terpancar jelas hingga membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Eh itu Elvan nggak sih?" Sharfi menyikut lengan Thirza.
"Iya deh. Kayaknya itu Elvan." Thirza mengangguk membenarkan.
"Kok Elvan datang bareng cewek sih?" geram Sharfi tak terima.
"Gue penasaran. Siapa cewek itu." Grace melipat tangan. Diam-diam, dia juga kesal melihat Elvan datang bersama seorang gadis yang entah siapa.
Keysha melihat-lihat ke sekeliling dengan mata berbinar. Ada banyak hidangan mewah bak di kerajaan.
"Lo laper?" tanya Elvan saat mendengar bebunyian aneh dari perut Keysha.
Keysha mengangguk, membuat Elvan menuntunnya menuju meja makan.
"Lo duduk di sini ya. Gue ambilin makanan dulu," kata Elvan.
Keysha hanya mengangguk patuh. Dia merasa diperlakukan seperti seorang putri oleh Elvan. Gadis mana yang tidak terbawa perasaan?
"Eh lo anak Delton ya?" pertanyaan itu seketika membuat Keysha menoleh. Tiga orang gadis menghampirinya dengan tatapan sinis.
"Bu ... bukan," jawab Keysha bohong.
"Terus, lo ini siapa?" bentak Grace. "Kenapa lo bisa kenal Elvan, hah?!"
"Em ... anu ... gu ... gue...." Keysha mulai kebingungan.
"Kayaknya lo ini anak Delton ya?" tebak Sharfi.
"Enggak kok," kilah Keysha.
"Hallah! Jangan bohong deh!" bentak Thirza.
"Enggak."
"Kalau enggak, lo harus buka topeng lo sekarang juga!" bentak Grace. Tangannya mulai menuju muka Keysha untuk melepas topeng. Untungnya, sebelum itu terjadi, Elvan datang dan menghentikan tangan Grace.
"Ngapain kalian bertiga ada di pesta ini?" tanya Elvan sinis.
"Hellow Elvan! Kita ini anak konglomerat. Wajar dong kita juga diundang," timpal Thirza.
"Ngomong-ngomong ... siapa cewek yang lo bawa ini?" Grace menunjuk-nunjuk ke arah Keysha.
"Calon cewek gue," jawab Elvan sekenanya.
"Apa?" spontan Grace, Sharfi, dan Thirza terperanjat kaget.
"Eh Elvan! Jangan asal ngomong dong!" tegur Keysha.
"Elvan, emangnya dia siapa?" Grace kembali menunjuk-nunjuk ke arah Keysha. "Apa dia lebih kaya dari kami? Apa dia lebih cantik dari kami? Apa dia lebih pintar dari kami?"
"Iya nih. Gue nggak terima kalau lo jatuh cinta sama cewek yang nggak mempunyai kualitas," protes Sharfi.
"Iya sih. Kalian bertiga kaya, cantik, dan pintar. Tapi hati kalian nggak bagus. Terus buat apa?" ejek Elvan.
