Sesampainya di asrama, Alan membanting pintu kamar, membuat Leon terperanjat kaget bukan main.
"Sialan!" umpat Alan.
"Kok kedengaran lucu ya kalau Alan bilang sialan," batin Leon.
Napas Alan ngos-ngosan menahan amarah setelah bertengkar dengan Rega di sekolah. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya untuk menenangkan diri.
"Nih anak kenapa? Datang-datang langsung marah. Hmm ... orang stress di bumi jadi bertambah satu deh," imbuh Leon.
"Hey!"
Leon terlonjak cepat-cepat menoleh. "A ... ada apa?"
Alan memiringkan tubuhnya menghadap Leon yang duduk di kasur sebelah. "Lo pernah jatuh cinta nggak?"
"Jatuh cinta? Em ...." Leon masih berpikir. Kalau diingat-ingat kembali, selama ini belum ada seorang pun yang bisa memikat hatinya. "Kayaknya nggak pernah."
"Ya sudah kalau gitu. Gue nggak jadi nanya."
"Eh eh gue pernah!" ungkap Leon cepat. "Gue pernah suka sama guru Fisika gue pas SMP. Orangnya baik, senyumnya manis, terus-"
Leon tercekat seraya menutup mulut lalu tersenyum kaku. Hampir saja ia keceplosan.
"Suka karena ngefans atau suka karena jatuh cinta?" tanya Alan.
"Suka karena ngefans. Sumpah ya. Guru Fisika gue tuh benar-benar pintar tau nggak. Siapa yang nggak tergoda coba? Tiap kali dia berjalan di koridor, waduuuh banyak mata yang langsung pada melotot," timpal Leon ngotot.
"Sexy ya?"
Leon kembali mengingat-ingat penampilan guru Fisikanya. "Em ... kalau dibilang sexy sih enggak juga."
"Eh menurut lo, salah nggak sih kalau misalnya gue jatuh cinta sama pacar orang?" tanya Alan lagi. Dia ingin memastikan apakah perasaannya pada Laurin adalah sebuah kesalahan.
"Em ... Jatuh cinta emang nggak salah. Tapi merebut pacar orang, itu salah. Salah besar malah."
"Tapi kan bukan istri orang."
"Tetap saja salah!" Leon menaikkan oktaf suaranya. "Merebut seseorang yang disayangi orang lain adalah kesalahan."
Leon menunduk lesu dengan mata yang berkaca-kaca. Dia teringat nyawa kedua orang tuanya yang direbut oleh kawanan pembunuh malam itu.
"Jangan pernah merebut kebahagiaan orang lain dan mencari-cari alasan untuk membenarkannya," sambung Leon yang sebisa mungkin menahan air matanya agar tidak tumpah.
"Ke ... kenapa lo nangis?" Alan terbangun. Dia keheranan melihat air mata yang dengan mudah jatuh dari pelupuk mata Leon.
"Gue nggak apa-apa." Leon cepat-cepat mengusap air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K-U season 2
Teen FictionMelviano Kalandra, cowok pendiam yang menyimpan sejuta luka karena terlahir dalam keluarga yang berantakan hingga membuatnya memilih tinggal di asrama sekolah. Lukanya bertambah perih ketika gadis yang disukainya jatuh hati pada Rega yang merupakan...