55. Masalah Baru

5.3K 460 36
                                    

MC bersama panitia telah merekap total nilai yang didapatkan masing-masing kelas. Penilaian bukan hanya dari juri, melainkan juga para penonton yang hadir.

"Baiklah, teman-teman sekalian. Kami sudah merekap hasil penilaian. Pasti kalian penasaran, kan?" tanya MC antusias.

"Ayo cepetan diumumin!" teriak salah seorang siswa tak sabaran.

"Oke. Kita langsung saja, ya. Pemenang pentas seni kali ini adalah ... Kelas Unggulan! Selamat!" ujar MC penuh semangat.

"Ha?" Mulut Laurin menganga tak percaya. Seketika tubuhnya melemas setelah mendengar pengumuman itu.

"Kepada perwakilan Kelas Unggulan, silakan naik ke atas panggung untuk menerima hadiah berupa simbolis tiket liburan ke Korea. Beri tepuk tangan yang meriah!" kata MC, diikuti tepukan tangan seluruh siswa-siswi Delton International High School. Tak lama, Rega maju ke atas panggung untuk menerima simbolis hadiah.

"Kenapa ... kenapa kita bisa kalah?" Laurin bertanya-tanya. Dia mematung kaku di tempatnya berdiri. Kecewa.

"Gue sudah menduga kalau kita pasti kalah, Rin," kata Leon.

"Kok gitu?"

"Ya soalnya penilaian bukan hanya dari juri saja. Tapi juga dari para penonton. Pasti mereka milih cogan-cogan itulah," jelas Leon.

"Tapi ... gue ogah balikan sama Rega. Gue enek sama dia. Gimana dong? Gue juga sudah janji kalau dia menang, gue bakal mau balikan sama dia."

"Ya, sudah. Balikan saja. Entar kalau dia masih jengkelin, putusin lagi. Santai aja kali, Rin. Masalah lo itu simpel."

"Gitu, ya?"

Setelah mendapat hadiah simbolis, Rega menuruni panggung dengan senyuman merekah. Dia buru-buru menemui Laurin.

"Lihat! Aku menang! Berarti kita harus balikan sesuai janji kamu," kata Rega.

"Apaan sih? Gue nggak mau balikan sama lo! Najis!" Laurin hendak beralih pergi. Namun, Rega segera meraih pergelangan tangannya.

"Kok gitu? Aku sudah mati-matian buat latihan biar menang di pentas seni ini."

"Terus ngapain lo ngelakuin itu demi ngejar-ngejar gue? Gue kan miskin dan tolol seperti apa yang lo bilang ke semua orang. Nggak usah belagak bego! Gue udah dengar semuanya!"

Deg. Seketika Rega teringat apa yang ia ucapkan pada Atta. Dia bilang, Laurin miskin dan tolol.

"Iya. Aku memang ngomong kayak gitu. M-maaf jika kamu tersinggung. Mulutku emang terlalu pedas kalau ngomong. Tapi asal kamu tahu, kamu itu pelengkapku," kata Rega. Dia menggenggam tangan Laurin seraya menatapnya intens.

"Gue emang miskin dan tolol!" Laurin menghempaskan tangan Rega. "Gue nggak cocok sama orang kaya dan jenius kayak lo. Semua orang juga tahu kalau kita ini emang nggak cocok."

"Yang berhak menilai kamu cocok sama aku, bukan orang lain. Tapi perasaan kita." Rega kembali meraih tangan Laurin lalu menempelkan tangan gadis itu ke dadanya. "Perasaanku di sini. Hanya ada kamu."

Pipi Laurin bersemu merah. Kemarahannya meredam oleh perkataan Rega yang memabukkan.

"Aku tahu, kamu masih marah sama aku. Tapi aku akan tetap nunggu kamu sampai kamu tahu bahwa akulah yang terbaik buat kamu," lanjut Rega.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Kamis, 19 Maret 2020

Instagram penulis = zaimatul.hurriyyah

K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang