4. Perebutan Ranking Satu

12.3K 1.1K 146
                                    

INSTAGRAM PENULIS =>
zaimatul.hurriyyah
🤗🤗🤗🤗🤗

Laurin sudah berhari-hari berpikir keras tentang tanda lahir yang Leon miliki. Tidak mungkin ada orang asing yang mempunyai wajah yang sama dan tanda lahir yang sama pula. Sungguh kebetulan yang aneh.

"Pacar, kok bengong sih?" Rega melambai-lambaikan tangannya di depan mata Laurin.

"Aku cuma mikirin Leon."

"Apa? Kamu mikirin cowok lain?" Rega menggebrak meja.

"Ih apaan sih! Kok marah-marah gitu?"

"Pokoknya kamu nggak boleh mikirin cowok lain selain aku. Titik!"

"Tapi ... aku masih mikirin Leon yang mukanya mirip banget kayak temanku pas SD. Bukan hanya wajah doang yang mirip. Tapi Leon juga punya tanda lahir yang sama."

"Pacar, kayaknya kamu kebanyakan nonton sinetron murahan deh." Rega mendesis kesal. Dia mengacak gemas rambut Laurin.

"Pacar? Sejak kapan kamu panggil aku dengan sebutan pacar?"

"Sejak tadi."

"Pacar? Apa itu pacar?" imbuh Laurin.

"Pacar itu sejenis penyakit kulit."

"Cacar!" bentak Laurin lantas tergelak.

"Oooh berarti pacar adalah irisan ketimun yang dikasih cuka dan air garam."

"Itu mah acar!"

Rega terpingkal-pingkal senang. Tak ia sangka pacarnya yang bodoh bisa menebak semua leluconnya. Mungkin saja IQ Laurin sedikit meningkat.

"Eh iya, Ga. Sepulang sekolah, aku mau pindah dari asrama," kata Laurin.

"Kenapa?" kedua alis Rega terangkat sedikit.

"Mulai sekarang, aku bakal tinggal sama Mama dan Papa."

"Berarti kamu bakal tinggal sama Elvan dong."

Laurin mengangguk. "Iya. Jadi mulai sekarang, kamu nggak perlu antar-jemput aku ke sekolah. Aku bakal berangkat bareng Elvan."

"Yaaah kok gitu sih?"

"Mau gimana lagi? Kalau dipikir-pikir lagi, nggak ada salahnya tinggal sama mereka. Toh, mereka kan keluargaku. Meski Papa Ferdinan bukan ayah kandungku, tapi dia baik banget ke aku."

"Ya udah kalau itu keputusanmu. Nanti aku bakalan sering-sering main ke rumah kamu."

***

Laurin keluar asrama dengan membawa dua koper besar. Dia memasukkan dua koper besar itu ke dalam bagasi mobil Rega. Sebenarnya Mamanya dan Elvan sebentar lagi akan datang menjemput, tapi Laurin lebih memilih untuk mendahului karena takut rahasianya terbongkar bahwa dia dan Elvan adalah saudara seibu.

"Ga, barang-barangnya udah aku masukin nih. Berangkat yuk!" ajak Laurin setelah memasukkan kopernya dan menutup bagasi.

Rega meletakkan ponselnya, lalu menyalakan mesin setelah Laurin masuk ke dalam mobil. Cowok berkulit putih bersih itu memang tidak peka. Terlebih lagi, dia enggan mengangkat-angkat bawaan yang terlalu berat. Wajar jika dia tak mau membantu Laurin memasukkan barang-barang ke bagasi.

"Ga, nanti malam kita nggak usah belajar bareng," kata Laurin yang sukses membuat Rega mendadak menginjak rem.

"Kenapa?" tanya Rega kaget.

"Eh hati-hati dong kalau nyetir!" tegur Laurin melotot.

"Ya kenapa, Yang? Kenapa kita nggak usah belajar bareng, hah?"

K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang