48. Bunuh Diri

9.7K 901 164
                                    

KOMEN 150++ MINGGU DEPAN UPDATE

Kalau kamu nggak mau maafin aku, aku akan bunuh diri. Aku tunggu kamu di rooftop.

Mata Laurin melotot kaget setelah melihat sekilas pesan dari Rega. Dia merapal, menghujat dalam hati. Mungkin Rega sudah gila, pikirnya.

"Tuh orang maunya apa sih?" Laurin berlari keluar kelas, menyusuri lorong, menerobos barisan para siswa lain yang lalu lalang.

Braaak

Laurin membanting pintu rooftop, membuat Rega menoleh dengan senyum tipis. Sudah ia duga Laurin akan datang. Kalaupun tak datang sekalipun, maka tak apa-apa. Dia hanya akan mengakhiri hidupnya. Percuma jika hidup tanpa napas.

Wajah Rega terlihat pucat, rambutnya acak-acakan, juga tak memakai seragam. Dia berjalan terhuyung menghampiri Laurin.

"Eh ngapain lo ngirim chat kayak gini ke gue?" tanya Laurin marah. Dia menunjukkan layar ponselnya, tepat di depan muka Rega.

"Kamu harus maafin aku, Yang. Aku nggak mau kita putus," ungkap Rega.

Laurin menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan untuk meredam emosinya yang memuncak.

"Aku sadar aku salah. Lain kali, aku bakal ngenalin kamu ke Papaku. Aku janji," imbuh Rega memelas.

Laurin sudah menjadi napasnya. Setiap detik terasa janggal tanpa canda tawa Laurin. Hanya gadis itu yang mampu membuat hari-harinya berlalu penuh warna. Napasnya seolah terhenti saat gadis itu mengucapkan kata "Putus."

"Sudah bosan gue dengerin permintaan maaf lo. Dan sekarang, lo drama mau bunuh diri. Hellooow!" omel Laurin geram.

"Ini terakhir kalinya aku meminta."

"Kemarin lo juga bilang kayak gitu, Ga."

"Aku janji, ini akan menjadi yang terakhir kalinya."

"Gue nggak percaya sama semua janji-janji lo!" bentak Laurin bertambah emosi. "Jadi berhenti ganggu gue lagi."

"Ini terakhir. Aku mohon. Kalau kamu nggak mau balikan sama aku, percuma aku hidup. Nggak ada gunanya," ancam Rega.

Laurin menarik dalam napasnya, berusaha sebisa mungkin meredam emosinya. "Oke. Lo maunya apa? Hah?"

"Aku mau kita balikan."

"Gue nggak mau balikan sama lo. Enak aja! Setelah lo nggak ngakuin gue sebagai pacar, lo dengan mudah minta balikan? Lo pikir, gue tolol?"

"Kamu nggak tolol. Tapi aku yang terlalu dungu untuk mengerti situasi. Jadi please! Beri aku satu kesempatan lagi."

Laurin terdiam sejenak. Tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada cinta yang teramat besar yang berkecamuk melawan amarahnya. Salah satu sisi hatinya memberontak, meminta Laurin untuk memberi Rega kesempatan terakhir, kesempatan yang benar-benar terakhir.

"Gue nggak mau," kata Laurin enggan.

"Please!" Rega meraih pergelangan tangan Laurin dengan tatapan mengiba.

"Enggak!" Laurin spontan menghempaskan tangan cowok itu.

"Kalau kamu nggak mau kasih aku kesempatan buat memperbaiki kesalahan, aku bakal ganggu kamu terus."

"Kok lo gitu sih? Lo gila, ya?"

"Iya. Aku gila tanpa kamu."

"Bullshit!"

"Ya udah kalau kamu nggak mau maafin aku. Aku akan terus gangguin kamu. Seberapa jauh kamu berlari, aku pasti akan menemukanmu."

Laurin menghela napas jengah. Dia tahu bahwa Rega tidak akan menyerah semudah itu.

"Oke gini aja. Kalau kelas lo menang pentas seni akhir tahun, gue bakalan maafin elo. Kalau kelas gue yang menang, berhenti ngejar-ngejar gue lagi. Gue muak!"

"Tunggu-tunggu! Jadi kamu mau balikan sama aku?" kedua alis Rega terangkat senang.

"Enggak mau."

"Tapi tadi kamu bilang, kamu bakalan maafin aku kalau kelasku menang di pentas seni akhir tahun."

"Kelasmu nggak mungkin menang!"

"Segala sesuatu yang nggak mungkin akan menjadi mungkin kalau ada tekad."

"Eh secara kelas lo itu nggak pernah latihan. Jadi nggak mungkin kelas lo menang."

"Aku akan buktikan ke kamu kalau kelasku bakalan menang di pentas seni."

"Selama lo belum menang pentas seni itu, jangan ganggu gue atau gue bakal berubah pikiran. Kalau lo mau bunuh diri, silahkan! Karena bunuh diri itu gratis." Laurin berbalik, meninggalkan Rega sendirian yang masih berdiri mematung.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Minggu, 20 Oktober 2019

❤❤❤❤❤Zaimatul HurriyyahMinggu, 20 Oktober 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang