58. Masalah Baru Part 4

5.8K 475 142
                                    

100++ komen, besok update

Laurin berdehem, mencoba senatural mungkin agar tidak terlihat kikuk di hadapan Rega. Sesekali dia mencuri pandang ke samping, melihat Rega yang kini fokus menyetir.

"Nggak usah nyuri-nyuri pandang ke aku kayak gitu. Wajahku tersedia 24 jam buat kamu pandangi kok. Ada di google atau youtube. Ketik aja Arkharega Arganta," kata Rega yang sedari tadi sudah memergoki gelagat Laurin.

"Idiiih." Laurin bergidik. "Siapa juga yang nyuri-nyuri pandang? Jangan terlalu percaya diri deh."

"Ya udah deh kalau kamu nggak mau ngaku," kata Rega santai. Sebisa mungkin dia menahan diri agar tak membuat Laurin marah lagi.

Seorang Arkharega Arganta, aktor muda berbakat yang memiliki otak jenius itu memanglah digilai jutaan orang. Bahkan followers instagramnya kini diikuti lebih dari 28 juta orang, terutama dari kalangan remaja putri. Berbagai gadis cantik selalu mencoba mencuri perhatiannya. Namun, hanya Laurin yang mampu membuatnya jatuh cinta.

"Aku mau ikut makan malam di rumah kamu, Yang. Biar makin akrab sama calon mertua," kata Rega. "Lagian, aku udah lama nggak makan masakan kamu. Kangen."

"Kangen masakannya atau orangnya?" sindir Laurin.

"Ya kangen masakannya dong. Kan orangnya galak," timpal Rega lalu tertawa, berhasil membuat Laurin geram.

"Iya. Aku galak. Tapi kamu masih ngebucin."

Rega menginjak rem mobilnya saat lampu lalu lintas berubah merah. Di seberang sana, ada kereta api lewat. Cukup lama suasana di dalam mobil menghening.

"Kita jangan pernah putus lagi, ya," pinta Rega.

Laurin menoleh ke samping. "Hm?"

"Jatuh lalu patah. Apa hebatnya jatuh cinta? Jika sering kali berakhir dengan patah hati."

"Berarti kamu nggak jatuh cinta sama aku?"

"Ayo kita ganti redaksinya. Dari jatuh cinta, kita ubah menjadi saling cinta. Hingga nggak ada lagi di antara kita yang mengalami patah."

"Patah? Patah tulang?" tanya Laurin dengan lugunya. Maklum, IQnya cukup rendah untuk mengerti kata-kata yang rumit.

"Patah hati, Sayangku," geram Rega. Dia mengerti bahwa pacarnya begitu lambat.

"Oooh." Laurin mengangguk-angguk.

"Yang, seribu ditambah dua ribu, berapa?"

"Tiga ribu."

"lima juta lima ratus empat puluh lima ribu dikurang lima juta seratus empat puluh lima ribu, berapa?" ucap Rega cepat.

"Empat ratus ribu."

"Tuh kan. Kalau masalah duit, otak kamu mendadak bertransformasi menjadi kalkulator." Lagi, Rega tergelak.

"Ih apaan sih!"

Tak lama saling bergurau, mereka pun sampai di rumah Tuan Ferdinan. Tanpa diajak, Rega dengan santai memasuki rumah itu lalu duduk manis di meja makan. Sungguh tak sabar memakan masakan Laurin.

"Yang, tolong masakin Linguine Alle Vongole," pesan Rega.

"Pinguine ate mole?" ulang Laurin, yang dalam Bahasa Jawa artinya, pinguinnya mau pulang. Gadis itu benar-benar tidak pernah mendengar ada makanan yang berbahan dasar dari seekor pinguin.

Rega memijat pelipisnya yang mendadak pusing. Dia lupa kalau pacarnya tidak terlalu pintar untuk mengerti masakan Italia.

"Kagak boleh, Ga! Pinguin itu lucu. Kagak boleh dimakan," bentak Laurin.

"Bukan pinguin, Yang," jelas Rega. Rasanya percuma menjelaskan. Pacarnya yang tidak terlalu pintar itu mungkin tetap tak mengerti.

"Terserah deh. Pokoknya aku cuma mau masak makanan orang normal."

Laurin beranjak menuju dapur, lalu mengecek bahan-bahan makanan yang ada di dalam kulkas. Di sana ada sayur, daging, ikan, udang, dan masih banyak bahan yang lainnya. Mata Laurin berbinar senang. Sudah cukup lama ia tidak memasak karena dimanjakan oleh para pembantu di rumah Tuan Ferdinan.

"Eh dua ekor bucin ada di sini," kata Elvan yang memasuki area ruang makan. Dia lantas duduk di depan Rega.

"Eh sebuah jomblo duduk di depan gue," timpal Rega.

"Apa? Sebuah jomblo? Lo pikir, gue ini buah-buahan?"

"Bukan." Rega menggeleng. "Lo itu sejenis umbi-umbian."

"Sudah-sudah jangan bertengkar," kata Laurin. Di tangannya sudah ada pisau dapur yang mengkilat tajam.

Rega dan Elvan spontan meneguk ludah. Tak hanya jago sejumlah ilmu bela diri, barang kali Laurin juga jago mencincang daging.

"Mendingan kalian bantuin gue masak!" perintah Laurin.

"Siap!" sahut Rega dan Elvan serempak.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Senin, 23 Maret 2020

K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang