61. Jomblo Dilarang Iri!

66 9 1
                                    

Setelah berhasil bernegosiasi dengan Grace dan Bu Jenita, Laurin dan yang lainnya pergi ke restoran untuk sekedar membunuh rasa lapar. Walau punya tubuh ideal, tapi jangan salah! Laurin bisa makan sampai lima kali sehari tergantung aktivitasnya.

Mata Rega, Alan, Elvan, dan Keysha terbelalak lebar ketika melihat begitu banyak makanan yang Laurin pesan. Ada sepuluh kentang goreng, sepuluh ayam goreng, sepuluh burger, dan sepuluh minuman bersoda. Tak lupa juga Laurin juga memesan beberapa menu lainnya.

"Sayang, kita kan cuma berlima. Kenapa pesannya sepuluh?" Rega menggaruk rambutnya yang tak terasa gatal, heran mengapa pacarnya memesan begitu banyak makanan. Apa mungkin IQ gadis itu menurun sehingga tidak bisa berhitung?

"Ya kalau nggak habis, tenang aja! Aku yang habisin!" Laurin tertawa kecil, lalu mengembalikan credit card Rega.

"Lo sama Elvan beda banget ya, Rin." Keysha beropini.

"Ya beda lah! Satunya jomblo, satunya udah punya pacar!" Laurin terkikik, disusul gelak tawa Rega dan Alan.

"Daripada punya pacar, tapi nangis mulu!" sanggah Elvan yang berhasil membuat tawa Laurin terhenti.

"Aish!" Laurin melempar kentang goreng pada adiknya. "Makan aja yang banyak! Entar gue cariin lo pacar biar nggak jadi jones, jomblo ngenes."

Rega dan Alan masing-masing sudah memiliki pasangan. Tapi Elvan diam-diam sampai saat ini masih belum menerima bahwa Keysha sudah dimiliki oleh Alan. Dalam hati ia bertanya-tanya, apakah dia masih mempunyai kesempatan?

Setelah makan bersama, Rega memutuskan untuk jalan-jalan bersama Laurin. Alan pun demikian! Ia juga memutuskan jalan-jalan bersama Keysha. Sementara Elvan hanya ingin pulang, mendengarkan musik, lalu tidur. Berharap rasa sesak yang menghardik dadanya segera sembuh.

***

Di sebuah taman, Laurin berlarian ke sana kemari, membeli beberapa jajanan yang sudah lama tidak ia cicipi semenjak tinggal di rumah Tuan Ferdinand karena di rumah itu selalu disediakan makanan-makanan bergizi yang lezat, Laurin jadi jarang membeli jajanan yang kurang bergizi dari abang-abang di pinggir jalan.

"Ga, cobain deh!" Laurin berlari ke arah Rega sambil membawa aneka jajanan. Ada telur gulung, cilok, kue cubit, dan lumpia sayur.

"Sayang, aku tuh terbiasa makan makanan restoran bintang lima. Kenapa sih disuruh mulu makan makanan kaki lima?" Rega mengerucutkan bibir mungilnya, walaupun pada akhirnya ia memakan jajanan yang diberikan Laurin.

"Dasar tukang ngeluh!" Laurin mendorong pelan lengan Rega.

"Bercanda, Sayang." Rega terkekeh.

"Ga?"

"Hm?"

"Ngomong-ngomong ... kapan kamu mau ngenalin aku ke bokap kamu? Aku masih kepikiran tau!"

"Kapan-kapan ya, Sayang. Kalau aku udah siap." Rega mengelus lembut rambut Laurin.

"Kita udah beberapa kali putus nyambung. Dan aku pikir ... sepertinya aku nggak bisa menoleransi kamu lagi. Jadi aku harap, kamu bisa segera ngenalin aku ke orang tua kamu. Lagian orang tuaku juga udah kenal ke kamu. Mereka fine-fine aja."

"Orang tuaku beda. Orang tuaku selalu mengekangku. Itu sebabnya aku milih tinggal sendiri di apartemen dibanding harus satu rumah sama orang tua. Kalau Papa tahu kalau aku pacaran sama kamu, bisa-bisa Papaku mengusik bisnis Papa kamu. Papaku orang yang kejam seperti itu. Dia hanya menerima orang yang setara atau lebih kaya. Dia masih belum menganggap Papamu setara, Rin. Apalagi dia cuma Papa tirimu," batin Rega. "Dengan kekuatanku saat ini, aku masih belum bisa melawan Papaku. Tapi aku janji bakalan pertahanin cinta kita apa pun yang terjadi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang