5. Possessive

12.4K 1.1K 147
                                    

FOLLOW IG PENULIS =>
zaimatul.hurriyyah

hurriyyah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤❤❤❤❤

Laurin berjalan pincang setelah kakinya terkilir karena terlalu memaksakan diri berlatih taekewondo. Sebelum dia sampai ke tepi aula, Alan memapahnya.

"Tuh kan caper banget."

"Iya. Caper banget. Sok lemah. Padahal dia tuh atlet paling kuat di sekolah kita. Sekarang sok-sok'an lemah. Modus banget sih jadi orang."

Menjadi gadis yang terlalu cantik memang tidaklah mudah. Setiap hari, Laurin diharuskan betah mendengar semua cibiran-cibiran gadis lain yang iri padanya. Tak hanya itu, Laurin juga harus lebih ekstra hati-hati menjaga diri karena terlalu banyak cowok yang menggilainya. Bahkan tak jarang ada pula yang sampai menguntitnya. Tak Laurin sangka jika menjadi cantik itu benar-benar melelahkan.

"Lo nggak apa-apa kan?" tanya Alan. Dia mendudukkan Laurin di tepi aula.

"Nggak apa-apa kok, Al. Cuma terkilir doang," jawab Laurin.

Alan mengecek pergelangan kaki Laurin dengan memutarnya pelan, membuat Laurin mengaduh kesakitan.

"Sakit gini masih bilang nggak apa-apa," gumam Alan.

"Atlet taekwondo kayak gue udah biasa cedera kayak gini, Al. Nggak usah lebay deh."

"Kenapa lo selalu berpikir kayak gitu?"

"Berpikir apa?"

"Berpikir kalau semuanya baik-baik saja. Seharusnya, kalau sakit ya ngomong."

"Sakit dikit kok."

"Memang sakit sedikit. Awalnya lo menganggapnya remeh. Tapi lama-kelamaan, sakit yang lo rasain akan bertambah lalu nyakitin elo," kata Alan, menyidir perilaku Rega yang sering menyakiti Laurin.

"Kata-kata lo bagus banget, Al. Nyontek di internet ya?" Laurin terkekeh. Dia tak menyadari maksud tersembunyi perkataan Alan.

Alan tak menyahut. Ia malah menyiapkan punggungnya untuk Laurin.

"Lo mau kasih gue tumpangan ke kelas?" tanya Laurin. Dia mulai menaiki punggung Alan.

"Bukan ke kelas. Tapi ke UKS."

"Thanks ya, Al. Hmm ... coba Rega sebaik elo. Boro-boro mau gendong gue. Yang ada malah diseret kali." Laurin terkikik.

Sorot mata semua orang tertuju pada Alan yang berjalan keluar aula dengan menggendong Laurin. Para siswa-siswi milenial segera mengeluarkan ponsel mereka, memoret Laurin dan Alan, lalu mengupload foto tersebut ke semua grup WA yang mereka miliki. Tak sampai satu menit, foto itu berhasil tersebar di seluruh penjuru Delton.

"Rega Rega Rega!" panggil Sharfi heboh.

"Apaan sih?" tanya Rega.

"Lihat nih cewek lo!" Sharfi cepat-cepat menunjukkan foto Laurin dan Alan pada Rega. "Kecantikannya benar-benar meroket! Alan yang pendiam pun jatuh cintrong sama dia. Hebat! Hebat!"

Kehebohan Sharfi memicu rasa penasaran semua siswa K-U. Mereka bergegas membuka informasi dari grup WA masing-masing.

"Ya ampun, Ga. Lo harus hati-hati punya pacar cakep kayak Laurin," kata Arsen lalu berdecak.

"Iya, Ga. Kali ini saingan lo berat banget. Seberat rindunya Dilan ke Milea. Ashiyaaap," imbuh Vikram diikuti gelak tawa Arsen.

"Eh eh lihat nih!" Arsen memperlihatkan foto terbaru yang diunggah di grup WA. Dalam foto itu, memperlihatkan Alan yang sedang mengompres kaki Laurin di UKS.

"Bushet dah! Alan gentle banget. Kalau begini terus, Ga. Posisi lo sebagai pacarnya Laurin bakalan tergeser." Vikram beropini.

Tangan Rega mengepal marah. Dia bergegas menuju UKS sesuai informasi yang ditunjukkan foto-foto yang beredar. Dan benar! Alan terlihat masih betah mengompres kaki Laurin dengan air es.

"Ngapain lo perhatian sama cewek gue?" tegur Rega yang berjalan memasuki ruang UKS.

Alan terus mengompres kaki Laurin, menulikan pendengarannya, sengaja tak menghiraukan teguran Rega.

"Lo budek ya?" bentak Rega. Dia merebut kompres tersebut dari tangan Alan.

"Ya ampun, Ga. Kamu ini gimana sih? Datang-datang kok langsung marah-marah?" tanya Laurin heran.

"Gimana aku nggak marah, Rin?" bentak Rega.

Deg. Hati Laurin terasa sedikit sakit saat Rega memanggilnya hanya dengan menyebut nama, bukan sayang atau semacamnya. Itu tandanya, Rega benar-benar marah.

"Kamu tuh pacar aku. Tapi kenapa kamu dengan mudahnya menerima perhatian dari cowok lain, hah?" imbuh Rega semakin emosi.

"Ga, sepertinya kamu terlalu berlebihan deh. Alan itu sahabatku. Dia cuma nolongin aku," jelas Laurin.

"Aku tau kalau kamu tuh cewek kuat, Rin. Bahkan dalam sejarah Delton, kamu memecahkan rekor peraih medali terbanyak di bidang ilmu bela diri. Kenapa kamu perlu pertolongan orang lain? Aneh!" Rega semakin menaikkan volume suaranya. Dia benar-benar tidak suka jika Laurin disentuh atau membiarkan disentuh oleh orang lain.

"Ga, kamu nggak perlu semarah itu," ucap Laurin menenangkan.

"Iya. Kenapa lo semarah itu?" tanya Alan heran. "Seharusnya lo berterima kasih ke gue karena gue udah nolongin cewek lo."

"Cewek gue kuat. Dia nggak butuh bantuan lo!" sanggah Rega. Dia menarik tangan Laurin, tak peduli jika kaki Laurin masih sakit.

"Eh jangan kasar dong ke cewek!" Alan mendorong kuat bahu Rega.

"Oooh kayaknya lo mau jadi sok pahlawan ya?" Rega membalas mendorong Alan.

"Stop!" Laurin melerai keduanya. "Apa-apaan sih kalian berdua?"

"Apa kalian bertiga sedang syuting drama?" tanya Elvan yang entah sejak kapan berdiri di dekat pintu seraya bertepuk tangan.

"Apaan sih, El? Bercandanya nggak lucu!" tegur Laurin.

"Ga." Elvan melipat tangan, menatap Rega dengan tatapan tajam. "Mendingan lo belajar dengan giat mulai sekarang. Atau lo akan kehilangan posisi lo di peringkat pertama."

Rega tersenyum meremehkan. "Buat ngalahin lo, gue bahkan nggak perlu repot belajar."

"Oke kalau begitu. Jangan sampai lo jilat ludah lo sendiri."

"Siapa takut!"

Laurin dan Alan tidak mengerti apa yang Rega dan Elvan bicarakan. Tapi Laurin dan Alan merasa ada sesuatu yang tidak beres di antara keduanya.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Sabtu, 15 Juni 2019

Kira-kira sesabar apa Laurin menghadapi Rega?

Kira-kira sesabar apa Laurin menghadapi Rega?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang