KOMEN 300++ BESOK UPDATE!!
Semua siswa K-U sudah berada di ruang latihan dance. Sudah ada Rega yang menyiapkan sound system, Sharfi yang memutar ulang lagu Boy With Luv, dan lainnya hanya menonton dengan seksama. Setelah beberapa saat mengamati gerakan tarian BTS, pipi Elvan berkedut.
"Sumpah ya. Apa nggak ada lagu lain yang lebih maco gitu?" protes Elvan.
"Ada sih. Judulnya fire. Tapi gerakan dancenya susah banget," sahut Sharfi.
"Coba gue lihat dulu."
Sharfi langsung mengklik dua kali file video yang berjudul fire, membuat Arsen dan Vikran berkernyit. Mereka tak bisa membayangkan jika harus menari koreografi lagu fire yang begitu sulit. Apalagi dalam waktu singkat.
"Aduuuh itu mah gerakannya susah banget, El," keluh Arsen.
"Iya nih. Kita aja yang jago nge-dance ogah latihan kayak gitu," imbuh Vikram.
"Yang simple aja. Gue ogah latihan keras," kata Shem.
"Gue setuju Boy With Luv aja. Gerakannya simple. Jadi mudah dipraktekkan," saran Alan. "Gue lebih milih pakek baju pink daripada harus lompat-lompat kayak koreografi lagu fire."
"Udah-udah. Daripada ribut-ribut. Mendingan kita langsung voting aja," ucap Atta menengahi.
"Oke guys. Siapa yang setuju lagu Boy With Luv kita tampilkan?" tanya Rega.
Alan, Atta, Arsen, Vikram, Shem, dan Thirza mengangkat tangan.
"Siapa yang setuju lagu fire?" imbuh Rega.
Elvan, Sharfi, dan Grace mengangkat tangan.
"Oke. Keputusannya kita bakal perfome lagu Boy With Luv. Yuk guys kita latihan!"
Elvan memutar malas kedua bola matanya. Dia berdiri dan bersiap mengambil posisi seperti yang diinstruksikan. Dengan terpaksa, dia mengikuti gerakan dance BTS Boy With Luv.
Setelah mencoba latihan beberapa kali, semua orang memutuskan untuk istirahat sejenak melepas dahaga. Keringat ketujuh cowok tampan itu tampak bercucuran. Sharfi segera mendekat ke arah Elvan dan menyodorkan sebuah handuk kering, lengkap dengan sebotol air mineral dingin, membuat dada Grace mulai geram.
"Thanks ya," kata Elvan.
Sharfi melebarkan senyumannya seraya mengangguk senang. "Iya."
Salah seorang cowok memerhatikan Sharfi dengan tangan mengepal, iri bukan main mengapa Sharfi sangat perhatian pada Elvan. Padahal sudah jelas-jelas Elvan tidak pernah bersikap hangat pada Sharfi. Tapi cewek itu seolah buta, tak peduli dengan sikap Elvan yang selalu dingin pada setiap gadis.
"Eh ngomong-ngomong bentar lagi ujian akhir nih. Lo nggak lupa taruhan kita kan, El?" sindir Rega menaik turunkan alisnya.
Salah satu sudut bibir Elvan terangkat meremehkan. "Gue bukan lansia yang pikun," timpalnya.
"Kalian ngomongin apa sih?" tanya Sharfi, membuat Elvan mendorong pelan wajah cewek itu, sebal mengapa cewek itu selalu ikut campur urusan orang lain.
"Kalau gue tetap ranking satu, lo harus janji nggak bakal ganggu hubungan gue sama Laurin lagi," lanjut Rega.
"Sepertinya lo terlalu percaya diri," ejek Elvan.
"Woi woi udah-udah jangan bertengkar. Mendingan kita latihan lagi biar menang di pentas seni akhir tahun," lerai Vikram.
"Iya nih. Kita harus tunjukkan ke kelas lain kalau anak K-U bukan cuma punya otak doang tapi juga punya skill. Di sini reputasi kita dipertaruhkan," tambah Atta.
Rega, Alan, Elvan, Atta, Shem, Vikram, dan Arsen pun bersiap menata formasi. Sharfi segera menyalakan musik. Tak butuh waktu lama, latihan mereka terlihat nyaris sempurna hanya dengan latihan beberapa kali.
"Regaaa!" teriak seorang cewek yang terdengar berlari di dekat lorong aula latihan. Suara itu tidak asing. Rega sangat mengenalnya.
"Eh sayang," sapa Rega menghentikan tariannya saat Laurin membuka pintu ruangan.
"Mau pulang bareng nggak? Kalau enggak, aku mau sama supir."
"Iya dong, Sayang. Aku mau pulang bareng sama kamu."
Rega mengambil jas almamaternya, mengikatnya di sekeliling pinggangnya, kemudian menenteng tas ranselnya di salah satu pundak.
"Eh mau ke mana? Latihan belum selesai!" tegur Thirza.
"Gue capek. Mau pacaran dulu. Jomblo silahkan iri. Karena iri itu gratis," ejek Rega tak peduli. Ia tetap keluar dari ruangan seraya merangkul pundak pacarnya.
"Eh apa nggak apa-apa?" tanya Laurin cemas. "Kan kamu lagi latihan."
"Santai. Aku bosnya."
"Dih, mana ada Elvan jadi anak buah kamu."
"Ish!" Rega menjitak pelan Laurin.
"Eh ngomong-ngomong, koridor kelas unggulan agak serem ya. Ganjil gitu."
"Aku nggak suka ganjil. Karena sekarang kamu telah menggenapkan hatiku."
Laurin terkekeh. Pipinya memerah malu. "Ih apaan sih. Receh banget. Kamu lihat di internet ya."
"Enggaklah. Aku spontan kok."
"Pendusta!"
Leon menatap iri kemesraan antara Laurin dan Rega yang tampak asyik bercanda tawa saat keluar dari gedung A. Dia berharap, suatu saat, ia bisa bercanda tawa dengan Alan, bukan sebagai sekedar teman. Tapi selayaknya sepasang kekasih seperti Laurin dan Rega.
❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Senin, 2 September 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
K-U season 2
Teen FictionMelviano Kalandra, cowok pendiam yang menyimpan sejuta luka karena terlahir dalam keluarga yang berantakan hingga membuatnya memilih tinggal di asrama sekolah. Lukanya bertambah perih ketika gadis yang disukainya jatuh hati pada Rega yang merupakan...