24. Cantik!

9.3K 970 118
                                    

Ramaikan komentar kalian! Siap?

❤❤❤❤❤

Laurin bisa bernapas lega saat mengambil undian. Di dalam kertas yang ia ambil tertulis nama Leon. Itu berarti, dia akan menari berpasangan bersama Leon saat pentas seni akhir tahun. Jadi dia tidak khawatir membuat Rega cemburu atau marah. Karena Rega tahu bahwa Leon bukan laki-laki.

"Asiiik gue pasangan sama lo, Yon!" Laurin tersenyum sumringah lalu mengoyak-ngoyak pelan kedua pundak Leon.

"Alhamdulillah, Rin." Leon menyengir.

Dahi Vania berkernyit. Matanya mulai menyipit curiga dengan keakraban Laurin dan Leon yang tidak terlihat seperti dua orang yang baru saling mengenal beberapa minggu. Mereka terlihat begitu dekat.

"Oke, gaes. Pembagian pasangan sudah selesai. Latihan akan dimulai minggu depan. Sampai jumpa," kata Jona.

"Oke, Jon." Laurin mengacungkan jempolnya.

Pentas seni di Delton International High School bukanlah sekadar pentas seni biasa seperti sekolah pada umumnya karena Delton selalu menyediakan hadiah bagi kelas yang mampu menyabet juara pertama. Hadiahnya pun tak main-main! Juara pertama akan mendapatkan paket liburan ke Seoul, Korea Selatan.

"Eh gimana kalau lo main ke rumah gue hari ini? Gue mau ngenalin lo ke nyokap gue," ajak Laurin.

"Lo punya nyokap?" Leon terlonjak. Seingatnya, Laurin adalah anak piatu.

"Iya. Gue udah ketemu sama nyokap kandung gue tahun lalu. Dan baru-baru ini, gue tinggal sama nyokap setelah bokap kandung gue meninggal."

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun."

"Ayo yuk! Sekalian kita nanti latihan tarian Mohabatein."

Laurin merangkul tangan Leon dan mengajaknya menuju tempat parkir. Tak lama, sebuah mobil berwarna hitam datang, lalu Laurin mengajak Leon masuk ke dalam.

"Nyokap lo kaya ya?" tanya Leon melihat-lihat interior mobil yang begitu mewah, dilengkapi dengan televisi, AC, layar digital, dan berbagai fasilitas lainnya.

"Bukan nyokap gue yang kaya. Tapi bokap tiri gue. Dia pengusaha gitu deh. Orangnya baik banget. Aku aja udah manggil dia Papa."

"Oooh." Leon mengangguk paham.

Mulut Leon menganga lebar saat mobil yang ia tumpangi memasuki gerbang. Pepohonan cemara menyambut sepanjang jalan menuju garasi. Dijumpainya air mancur di tengah halaman dengan di kelilingi beraneka macam bunga yang berwarna-warni.

"Rin, ini beneran rumah lo?" tanya Leon yang masih tak percaya.

"Yuk!" Laurin merangkul tangan Leon setelah keluar dari mobil.

Leon kembali terperangah saat Laurin membuka pintu. Ruangan utama begitu luas, dilengkapi perabotan mewah berlapis emas, juga bunga-bunga yang tertata cantik di vas.

"Assalamu'alaikum, Ma." Laurin langsung mencium tangan Nyonya Reta yang sudah menunggunya di ruang keluarga.

"Wa'alaikum salam."

Leon mengangguk sopan lalu cepat-cepat mencium tangan Nyonya Reta.

"Ma, kenalin. Ini Leon, teman sekelasku. Kita mau latihan joget India di kamar buat acara pensi akhir tahun," jelas Laurin.

"Iya, Sayang. Nanti Mama bilang ke Bik Ija biar antarin camilan ke kamar kamu."

"Yuk, Yon!" Laurin meraih pergelangan tangan Leon dan mengajaknya menuju kamar. Sebelum pergi, Leon sempat mengangguk sopan pada Nyonya Reta lagi.

K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang