12. Rasa Yang Aneh

10.3K 1K 130
                                    

Leon berdehem, sedikit kikuk saat Alan duduk di sampingnya dan mulai membuka buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leon berdehem, sedikit kikuk saat Alan duduk di sampingnya dan mulai membuka buku. Jantungnya berdegup tak karuan. Ada semacam suatu perasaan yang menggelitik perutnya. Dan perasaan itu seolah menjadi candu.

"Kenapa ... kenapa jantung gue berdegup sangat kencang? Ini rasa apa sih? Kok aneh banget. Apa ... apa ini yang namanya cinta?" Leon memegang dadanya. Seolah ada bunyi genderang di dalam sana.

Leon diam-diam melirik Alan, mengamati setiap detail lekuk wajah cowok berhidung mancung itu. Bibirnya tipis merah jambu, kulitnya mulus, sedangkan alisnya tebal. Terlebih, tampak otot-otot yang mengakar di kedua lengan Alan. Cowok itu benar-benar mewakili ketampanan dunia.

"Keysha! Sadar! Lo itu cuma cewek yang menyamar jadi cowok. Lo nggak boleh jatuh cinta sama Alan," tegur Leon pada dirinya sendiri. "Lo sama Alan itu bagaikan langit dan kolong jembatan tau nggak. Secara Alan itu makhluk yang nyaris sempurna."

Tidak ada yang tahu bagaimana seluk beluk kehidupan Alan yang sebenarnya. Orang-orang hanya tahu bahwa Alan adalah anak konglomerat, pewaris Kalandra group, salah satu perusahaan ternama di Asia Tenggara. Padahal, cowok bermata teduh itu menyimpan sejuta luka yang ia simpan rapat-rapat.

"Oke. Kita mulai dulu dengan aljabar sederhana biar gue tau seberapa kemampuan lo." Alan menyodorkan secarik kertas yang bertuliskan 5 soal aljabar sederhana.

Leon mengangguk kaku, menyambar secarik kertas itu, lalu mencoba mengerjakannya. Setelah 30 menit berlalu, dia memberikan kertas itu kembali pada Alan untuk dikoreksi.

"Ya Tuhan. Nih cowok ganteng banget sih. Mirip anggota BTS. Wajar nggak sih kalau gue klepek-klepek sama dia?" Leon tidak fokus. Dia malah asyik mengamati wajah tampan Alan.

Alan mengangguk paham setelah mengkoreksi jawaban Leon. Cowok itu rupanya tidak terlalu bodoh untuk ukuran siswa kelas F. Dari 5 soal yang diberikan, Leon bisa menjawab 3 soal dengan benar.

"Gue pikir, nih anak nggak punya otak sama sekali. Tapi ... dia lumayan juga untuk ukuran anak kelas F," batin Alan.

"Kayaknya gue harus memulai pembicaraan deh biar gue nggak grogi dan berpikir aneh-aneh," pikir Leon.

"Eh lo tau Song Hye Kyo nggak? Ya ampuuun gue shock banget pas baca berita terbarunya," kata Leon mencari topik. "Dia digugat cerai sama Song Jong Ki. Gila! Parah!"

Alan hanya diam dan menatap Leon dengan tatapan heran. Betapa tidak? Bagaimana mungkin ada seorang cowok yang update berita gosip artis-artis korea? Sungguh Leon terlihat lebih aneh dibanding Rega, pikirnya.

"Eh masa' lo nggak tau sih. Dia tuh artis terkenal. Itu lho yang main Encounter berperan jadi janda. Eh nggak taunya dia mau jadi janda beneran." Leon terkikik, merasa apa yang dibicarakannya terdengar normal untuk seorang cowok.

"...."

"Kok lo lihatin gue kayak gitu sih?" Leon menepuk lengan Alan sambil tertawa kaku. "Gue aneh ya?"

Alan mengangguk. Tidak ada alasan baginya untuk berbohong.

"Gue fanboy. Iya. Gue fanboy."

"Oooh." Tidak ada sahutan yang berarti dari Alan. Cowok itu sama sekali tak peduli.

"Apa yang gue omongin? Gue ini bego kali ya? Kenapa gue bahas artis korea? Ingat, gue ini bukan Keysha. Tapi Leon. Agak aneh jika cowok nge-gosip artis-artis. Iya nggak sih?" Leon merutuki dirinya sendiri.

Alan melanjutkan pembelajaran dengan memberikan sejumlah rumus singkat dan 20 soal matematika setara kelas XII. Leon pun mengerjakannya dengan penuh semangat hingga akhirnya mereka berdua menghabiskan waktu berjam-jam sampai larut malam.

Leon menguap seraya mengangkat tangan untuk meregangkan otot-ototnya yang kaku. Matanya sudah terasa lengket. Tergiur di benaknya untuk meletakkan kepala di atas meja. Samar-samar pengelihatannya memudar dan dia pun tertidur lelap ketika Alan sibuk mengoreksi jawabannya.

"Kerja lo ba-" Alan tercekat, melihat Leon yang tertidur pulas. Dia menghela napas, beranjak dari tempat duduk, mengambil selimut, lalu menyelimuti punggung Leon.

"Heeem nih anak ternyata nggak terlalu bego." Alan terkekeh dan bergegas tidur di ranjangnya.

Tak lama setelah Alan tertidur, Leon terbangun. Ia sedikit terkejut saat mendapati selimut di punggungnya terjatuh di atas lantai, bertanya-tanya siapakah yang menyelimutinya. Siapa lagi kalau bukan Alan? Leon teringat ucapan Laurin yang mengatakan bahwa Alan adalah orang yang sangat baik.

"Gimana gue nggak jatuh cinta? Udah ganteng, pintar, baik pula. Em ... enggak! Gue nggak boleh jatuh cinta sama Alan. Ingat, sekarang gue bukan cewek. Gue ini cowok!"

Leon sebisa mungkin menampik perasaan cinta yang samar-samar mulai tumbuh. Belum sampai dua minggu berada dalam satu kamar, dia dengan mudah jatuh cinta dengan sosok Alan yang begitu memukau.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Sabtu, 29 Juni 2019

Siapa sih yang nggak jatuh cinta sama Alan?

IG PENULIS => zaimatul.hurriyyah

K-U season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang