Leon berdehem melihat penampilan Alan yang terlihat sangat tampan dengan rambut biru menyala. Cowok itu benar-benar menyerupai Taehyung BTS dengan kostum berwarna soft pink. Siapa yang tak terpesona dengan Alan? Hidungnya mancung, bibirnya tipis merah jambu, sementara alisnya tebal. Terlebih make-up minimalis yang semakin mempertampan wajah cowok itu.
"Ngapain kamu ngelihatin aku kayak gitu?" tanya Alan, memergoki Keysha sedari tadi menatapnya dengan tatapan penuh nafsu. "Aku cakep ya?"
"Iiih GR deh!" kilah Keysha dengan pipi berdesir malu.
"Sebenarnya, aku nggak PD loh berdandan dengan rambut kayak gini."
"Iya. Mana ada rambut biru terang kayak kain seragam drum band," kata Keysha seenak jidatnya.
"Oh iya. Hari Minggu, kamu nggak ada acara, kan?"
"Nggak ada." Leon menggeleng.
"Jalan yuk!"
"Ha? Jalan? Entar kamu dikira homo."
"Kan kamu Keysha. Bukan Leon."
"Ish." Keysha cepat-cepat membungkam mulut Alan. "Jangan keras-keras. Aku takut ada orang yang tahu kalau aku ini perempuan."
"Santai." Alan menurunkan tangan Keysha. "Nggak ada orang yang tahu kalau kamu perempuan."
"Ya tapi aku tuh takut aja."
"Aku ngerti kok."
Dari kejauhan, Grace dan Thirza melihat tingkah lalu Alan dan Leon yang tampak mencurigakan. Mereka berdua tampak dekat, sangat dekat, bahkan terlalu dekat untuk sekadar teman sekamar.
"Eh lo nyadar nggak sih kalau sikap Alan ke Leon itu kayak agak aneh gitu?" tanya Thirza.
"Iya. Bukan agak. Tapi sangat," timpal Grace melipat tangan. Matanya menyipit, terus memperhatikan gerak-gerik Alan dan Leon yang bergurau sangat akrab.
***
Rega terhenti ketika Atta menghadangnya di depan kamar mandi. Dia beralih, bergeser ke kanan untuk menghindari Atta. Namun Atta juga ikut bergeser untuk menghalangi.
"Eh lo apa-apaan sih?" bentak Rega.
"Gue tahu alasan kenapa lo nyuruh kita latihan mati-matian kayak gini," kata Atta.
"Bagus kalau lo tahu."
"Semua ini biar lo bisa balikan sama Laurin. Iya, kan?"
"Kalau iya emangnya kenapa?" timpal Rega nyolot.
"Cewek kasta rendahan kayak Laurin itu, nggak pantas buat lo, Ga. Gue nggak suka kalau ada anak K-U pacaran sama anak kelas F." Atta melirik sebentar ke arah lorong, berharap Laurin segera lewat. Sebelumnya, Atta sudah memperkirakan kedatangan Laurin. Sempat cowok itu mendengar Laurin meminta izin pada teman-temannya untuk kembali ke toilet sebentar.
"Soal perasaan gue, itu bukan urusan lo!"
"Memang bukan urusan gue. Tapi cewek yang lo kejar itu tidak terlalu mulia untuk diperjuangkan. Jadi nggak usah jadi bucin."
"Apa lo bilang?" Rega menaikkan volume suaranya.
"Gue yakin lo nggak budek."
"Iya." Rega mengangguk. "Laurin memang nggak kaya, cerewet, bego."
Laurin tercekat di ujung lorong. Dia mematung tak percaya dengan apa yang dikatakan Rega tentang dirinya. Hatinya perih. Sementara dadanya terasa sesak. Dia memutuskan untuk berlari, tanpa mendengarkan lanjutan kalimat Rega.
"Tapi dia pelengkap hidup gue. Terserah kalau lo mau ngatain gue bucin atau apalah. Yanh penting, gue melakukan apa yang gue mau. Bukan apa yang lo suruh." Rega menepuk pundak Atta dua kali. Lalu berjalan melewati Atta begitu saja.
"Apa itu cinta?"
Rega terhenti sejenak, lalu berbalik seraya tersenyum tipis. "Lo akan ngerti suatu saat nanti."
❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Minggu, 8 Desember 2019Maaf, lama nggak update. Karena author sibuk banget di dunia nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
K-U season 2
Teen FictionMelviano Kalandra, cowok pendiam yang menyimpan sejuta luka karena terlahir dalam keluarga yang berantakan hingga membuatnya memilih tinggal di asrama sekolah. Lukanya bertambah perih ketika gadis yang disukainya jatuh hati pada Rega yang merupakan...