🍁MIKAYLA🍁 03

889 44 0
                                    

Didalam kamarnya, Mika menghancurkan barang-barang yang ada disekitarnya, bahkan cermin riasnya pun ikut pecah Karena dilempari Mika dengan botol parfumnya.

Kamar yang tadinya begitu rapi, kini terlihat seperti kapal pecah, dengan barang yang berserakan dimana-mana tak ketinggalan juga pecahan-pecahan kaca.

Tak hentinya Mika meraung dan berteriak histeris memanggil sang mama. Tak lupa juga, Mika menyumpah serapahi sang papa.

Teriakan Mika berhasil membuat semua orang yang berada di rumah merasa panik dan khawatir.

Tok tok tok

"Non Iyla." teriak salah satu Asisten Rumah Tangga.

Ketukan pintu dan teriakan dari para pekerja rumahnya tak di hiraukan oleh Mika. Dirinya sibuk menengelamkan dirinya dikedua lutut yang di tekuknya.

Bahkan tangannya yang berdarah pun di biarkan begitu saja, pakaian yang tadinya berwarna putih bersih pun sudah bercampur dengan warna merahnya darah.

Sedangkan orang-orang yang berada di depan pintu kamar Mika semakin merasa khawatir Karena tidak mendapatkan sahutan dari sang pemilik kamar.

Karena rasa khawatir yang sudah tak bisa di tahan, salah satu sopir yqng bekerja di kediaman Pramudya mendobrak pintu kamar sang Nona.

Setelah pintu kamar terbuka, betapa terkejutnya para pekerja itu ketika melihat sang nona sudah terkapar tak berdaya dengan darah yang mengalir dari pergelangan tangannya.

Bahkan para pembantu sudah berteriak histeris melihat keadaan nonanya.

🍁🍁🍁

Kini, Mika sudah berada diruangan serba putih dengan bau obat khas rumah sakit dengan pergelangan tangan tertancap selang infus dan tranfusi darah.

Perlahan-lahan kelopak Mata yang tadinya tertutup kini mulai membuka secara perlahan. Setelah kesadarannya mulai kembali, Mika mengedarkan pandangannya kesekitar dan menyadari bahwa kini dirinya berada di rumah sakit.

Dan pandangannya kini terpaku pada sosok yang saat ini sangat di bencinya.

"Gimana keadaan kamu sayang?" Tanya sosok itu yang tak lain adalah Vito sembari berjalan menghampiri putrinya.

Mika pun hanya melirik sekilas dan tidak mau bersusah payah menjawab pertanyaan dari sang papa yang menurutnya basa-basi.

"Kenapa kamu ngelakuin hal nekat seperti itu?" Tanya Vito dengan lembut sembari mengusap puncak kepala putrinya yang langsung ditepis kasar oleh sang empunya.

"Tuan Vito yang Terhormat, anda tidak perlu repot-repot datang kesini kalau hanya untuk basa- basi." ucap Mika sinis.

"Sayang, papa kesini hanya mau menjenguk kamu Mika, papa khawatir sama keadaan kamu." ucap Vito dengan memandang putrinya sendu.

"Asal anda tahu Tuan Vito, saya tidak memiliki Papa. Papa saya sudah MATI sejak si brengsek itu mengkhianati mama saya." teriak Mika sembari menatap Vito nyalang.

Vito yang mendengar penuturan putrinya itu pun tersentak kaget. Sejak kapan putrinya yang lemah lembut, penurut dan manja bisa mengucapkan kata-kata kasar yang dapat menghancurkan hati seseorang dalam sekejap.

"Mika sejak kapan Putri papa yang lemah lembut mengeluarkan kata-kata kasar?" Tanya Vito dengan lembut.

"Sejak hati yang lembut ini dihancurkan." balas Mika sembari menatap Vito sinis.

"Kalau sudah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, silahkan anda keluar dari sini. Saya tidak sudi melihat wajah anda." ucap Mika tanpa memandang siapa yang saat ini tengah berbicara dengannya.

Bahkan Mika tidak lagi mempedulikan yang namanya sopan santun kepada orang tua. Jangan salahkan Mika jika ia berkata seperti itu. Tapi salahkan keadaan yang membuatnya menjadi beringas.

Dan tanpa berkata-kata lagi, Vito langsung beranjak dari posisinya meninggalkan ruang rawat sang Putri.

MIKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang