Hari Ini Mika bangun terlalu pagi, karena ia memiliki rencana yang harus dijalankan.
Mika pun beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju kamar Mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai membersihkan diri dan mengenakan pakaian kasualnya, Mika pun bergegas keluar dari kamarnya menuju ruang makan untuk sarapan.
Sesampainya diruang makan, Mika melihat sebuah keluarga kecil yang terlihat sedang bersendau gurau. Tanpa mempedulikan sekitarnya, Mika langsung duduk di bangku biasanya yang ia tempati.
Mika pun langsung sarapan dengan tenang, tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya.
"Sayang kamu kok makannya dikit banget?" tanya Vito ketika melihat piring Mika terisi sedikit.
"Gak nafsu." jawab Mika ketus bahkan Mika makan dengan sangat terburu-buru.
"Mika makannya pelan-pelan dong nanti kamu keselek." tegur wanita yang duduk disamping Vito yang tak lain adalah Delia.
"Gak usah sok peduli deh." sinis Mika.
Saat Vito akan menegur putri sulungnya itu, Mika langsung beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruang makan, dan berjalan menuju ruang keluarga.
Sesampainya di ruang keluarga, Mika langsung mengumpulkan para asisten rumah tangganya dan para pekerja.
"Sebelumnya Mika mau minta maaf karena udah ganggu waktu kalian bekerja, tapi saya mau minta tolong buat nurunin semua foto yang ada disini dan juga diruang tamu." ucap Mika dengan sopan.
"Kenapa fotonya mau diturinin non?" tanya salah satu ART nya.
"Saya gak sudi, ngeliat foto laki-laki brengsek itu." jelas Mika sembari menunjuk foto yang menggambarkan sebuah keluarga kecil yang bahagia ada Mika, sang mama dan juga Vito yang tersenyum lebar.
"Tapi non, gimana kalau bapak marah?" tanya mang Dadang.
"Kalian gak usah khawatir, itu urusan Mika. Memangnya siapa dia berani ngelarang Mika." tegas Mika.
Para asisten dan pekerja pun langsung melaksanakan apa yang diminta oleh nona mereka. Mika pun tak tinggal diam, ia juga ikut menyingkirkan foto-foto yang ada disana.
"Itu tolong fotonya dikumpulin ya." intruksi Mika yang langsung diangguki oleh para pekerja.
Saat Mika sibuk menyingkirkan foto-fotonya, sebuah suara menghentikan aktivitas Mika.
"Sayang kamu bolos sekolah?" tanya Vito yang membuat Mika memutar bola matanya malas.
"Dasar orang gak punya urat malu, kemarin bentak-bentak, nampar gue. Sekarang manggilnya sayang, jijik gue." gerutu Mika dengan wajah yang sudah ditekuk.
"Mau gue sekolah kek, mau gue bolos kek, mau gue MATI sekalipun itu bukan urusan anda." ucap Mika sarkatis yang membuat semua orang terdiam membisu.
"Gak usah sok peduli sama gue, Gue gak butuh." lanjutnya, sedangkan Vito hanya mampu menghela nafas dengan kasar.
"Gak usah mikirin gue, kalau itu cuma buat beban." sindir Mika mendengar helaan kasar papanya.
"Itu fotonya kenapa diturunin?" tanya Vito tanpa menghiraukan sindiran Mika.
"Gue gak sudi, rumah gue memampang foto laki-laki brengsek." jawab Mika dingin.
"Mika, kamu ngomong yang sopan sama papa kamu, walau bagaimanapun dia itu papa kandung kamu." nasihat Delia yang membuat amarah Mika memuncak.
Mika pun membalikkan tubuhnya menghadap Delia dan menatapnya nyalang.
"Emang elo siapa sih? lancang banget nasihatin gue. Lo itu cuma selingkuhan." ucap Mika tajam.
"MIKAAA..." bentak Vito.
"Saya gak ada urusan sama anda, jadi jangan pernah ikut campur urusan saya." ucap Mika penuh penekanan.
"Daripada kalian sibuk ngurusin ANAK HARAM ini, mendiang kalian urusi aja tuh anak emas." setelah mengucapkan kalimat itu, Mika pun berlalu meninggalkan ruang keluarga.
Entah kenapa aku pengen banget buat cerita yang tokoh utamanya gak cuma bisa nangis, tapi dia berani melawan orang-orang yang sudah menyakitinya.
Aku juga minta maaf kalau tokohnya gak sopan sama orang tua, hehehe
Jangan bosen baca cerita aku ya...

KAMU SEDANG MEMBACA
MIKAYLA [END]
SonstigesTERSEDIA EBOOK Part lengkap sampai END Mikayla Anjani Pramudya adalah seorang gadis yang telah merasakan sakitnya dikhianati oleh laki-laki yang sudah dianggapnya sebagai Malaikat dalam kehidupan seorang Mikayla. Lalu bagaimana kelanjutan kisah hidu...