🍁MIKAYLA🍁 48

529 31 0
                                    

Waktu, Keadaan, dan suasanalah yang mampu merubah sifat seseorang. Entah itu lebih baik ataupun sebaliknya.

-Rega Atmaja

🍁🍁🍁

Sesampainya dirumah sakit, Rizal segera membawa Mika ke ruang UGD untuk segera ditangani.

Sedangkan diluar ruangan Mika, Rizal tak henti-hentinya berjalan mondar-mandir. Ia sangat khawatir akan keadaan Mika.

"Zal kamu duduk aja." titah Devon yang pushing melihat Rizal mondar-mandir.

"Izal khawatir pi sama keadaan Kayla." ucap Rizal dengan gusar.

"Kayla pasti baik-baik aja, papa percaya Kayla gadis yang kuat." ucap Devon mencoba menenangkan Rizal yang gelisah.

Rizal pun menuruti permintaan sang papi dan mendudukan dirinya disamping sang mami yang sedari tadi hanya terdiam dan menatap nanar pintu UGD.

Tak lama kemudian, pintu UGD terbuka dan menampilkan seorang dokter yang menangani Mika.

"Gimana keadaan anak saya dok?" tanya Hanum sembari berdiri dari duduknya.

"Siapa keluarga pasien?" tanya sang dokter.

"Pasien akan segera dipindahkan ke ruang rawat." lanjutnya.

"Saya maminya dok." sela Hanum saat Vito akan mengajukan dirinya.

Sang dokter pun tersenyum dan meminta Hanum untuk mengikutinya keruangannya untuk membicarakan keadaan Mika.

Selama hampir 15 menit, Hanum keluar dari ruangan dokter dengan wajah lesu.

"Gimana keadaan Kayla mi?" tanya Rizal saat Hanum sudah berdiri didepannya.

"Mami akan kasih tahu keadaan Kayla, kalau kita sudah berada dirumah." balas Hanum sembari mengusap bahu Rizal.

Sedangkan Rizal hanya mampu menghela nafas panjang mendengar balasan sang mami.

"Dan untuk kamu Vito, setelah Kayla keluar dari rumah sakit. Saya akan membawa Kayla untuk tinggal bersama saya." tegas Hanum.

"Enggak bisa gitu dong Mbak, Mika itu anak saya. Jadi, dia akan pulang ke rumah saya." protes Vito.

"Saya tidak bodoh Vito, saya tahu perlakuan kamu selama ini kepada Kayla. Dan saya tidak terima, kamu memperlakukan Kayla semena-mena." sentak Hanum sembari menatap Vito tajam.

"Tapi Mbk...." saat Vito akan kembali melayangkan protesannya, Hanum lebih dulu menyelanya.

"Atau kamu mau saya rebut hak asuh Kayla." ancam Hanum.

"Atas dasar apa Mbk mau rebut hak asuh Mika?" geram Vito.

"Karena kamu tidak pantas merawat Kayla, dan juga saya tahu kamu beberapa kali menampar Kayla, dan itu termasuk tindak kekerasan." jelas Hanum yang tentunya mampu membungkam Vito.

Sedangkan Hanum tersenyum sinis, melihat Vito yang tak lagi mampu melawannya.

"Udah lah mi, lebih baik kita masuk aja, kita lihat keadaan Kayla." lerai Devon yang langsung dituruti oleh Hanum.

🍁🍁🍁

"Kayla gimana keadaan kamu sayang?" Tanya Hanum sembari berjalan menghampiri Mika yang sudah sadarkan diri.

"Kay baik-baik aja kok mi." balas Mika sembari tersenyum.

"Jangan pernah ulangi hal bodoh itu lagi Kay." tegas Rizal.

"Iya Kak, maaf." ucap Mika sembari menundukkan kepalanya.

"Jangan pernah sakiti diri kamu lagi." ucap Rizal dengan lembut, sedangkan Mika hanya menganggukan kepalanya patuh.

"Badannya masih ada yang sakit nggak Kay?" Tanya Devon sembari mengelus puncak kepala Mika dengan penuh kasih sayang.

"Enggak dong pi, Kay kan kuat." balas Mika sembari cengengesan.

"Dasar." ucap Rizal sembari menyentil hidung Mika yang membuat sang empunya meringis kesakitan.

"Rizal." tegur Devon yang membuat Mika tersenyum lebar.

"Terima kasih buat Mami, Papi, sama Kak Izal yang udah sayang sama Kay." ucap Mika tulus.

"Kamu nggak perlu berterima kasih sayang, Karena bagi mami, papi, dan juga Kak Izal, Kayla adalah kesayangan kami." ucap Hanum dengan lembut.

Mika pun langsung menghambur memeluk Hanum yang diikuti oleh Devon dan juga Rizal tanpa mempedulikan orang lain yang berada diruangan Mika.

"Terima kasih." gumam Mika

"Anything for you honey."

"No problem."

Sedangkan disisi lain, Vito hanya mampu menatap nanar pemandangan didepannya.

"Kenapa rasanya begitu sakit?"

Setelah menyalurkan rasa harunya, Mika melepaskan pelukannya dan tersenyum lebar menatap Rizal.

"Ngapain senyum-senyum." sindir Rizal.

"Kak Izal ganteng deh." rayu Mika sembari menampilkan puppy eyes andalannya.

"Kebiasaan kalau ada maunya." gerutu Rizal yang mendapat cubitan gratis dari Hanum.

"Sakit tahu mi." kesal Rizal.

"Udah turutin aja maunya Kayla." omel Hanum sembari menatap tajam Rizal.

Sedangkan Rizal hanya pasrah ketika sang mami sudah bertitah.

"Kayla yang cantik, manis, baik hati, dan tidak sombong. Kamu mau apa?" tanya Rizal memaksakan senyumnya.

"Kay mau makan ayam panggang yang deket taman kota." cicit Mika dengan binar mata penuh harap.

"Astaga Kay, lo itu baru sadar makan aja yang dikasih rumah sakit. Jangan aneh-aneh deh." omel Rizal.

Hanum yang melihat Rizal mengomeli Mika pun langsung melayangkan pukulan ke bahu putra semata wayangnya itu.

"Kok Izal dipukul sih mi." dengus Rizal.

"Kamu itu gimana sih, Kay itu baru sadar bukannya diturutin malah di omelin." omel Hanum.

"Iya, iya ni Izal mau berangkat. Daripada disini di omelin mulu." gerutu Rizal pelan namun masih bisa didengar oleh Hanum.

"Ngomong apa kamu?" tanya Hanum sembari berkacak pinggang.

"Nggak ada mi." elak Rizal.

"Kak Izal mau beliin Kay ayam panggang?" tanya Kayla dengan mata yang berbinar.

"Iya." balas Rizal.

"Makasih Kak Izal." ucap Mika sembari memeluk Rizal yang membuat sang empunya tersenyum.

"Apapun untuk kesayangannya kakak." balas Rizal.

Tak lama kemudian, Rizal melepas pelukannya dan beranjak untuk memenuhi keinginan Mika.

MIKAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang