Entah sudah berapa jam aku disini, pesta ini tak kunjung selesai. Bahkan aku sudah mencobai hampir semua hidangan, namun tidak ada selesai-selesainya ini acara. Leandro masih bersenda gurau dengan teman-temannya. Rasanya aku ingin kabur saja dari sini. Tapi itu tidak mungkin.
"Leandro.." panggilku dengan suara kecil. Leandro menoleh kearahku dan merendahkan sedikit kepalanya.
"Kapan kita pulang?" tanyaku dengan berbisik, agar tidak ada yang mendengarnya selain aku dan Leandro.
"Sejam lagi," jawab Leandro sembari berdiri tegak lagi.
Aku mengerucutkan bibir dan mencari-cari tempat duduk. Entah berapa jam, aku berdiri dengan heels yang menyiksa ini. Rasanya aku ingin berceker saja. Tapi hati ku masih peduli. Masih memikirkan Leandro yang bakal malu kalau aku—calon istrinya—datang ke pesta tanpa alas kaki alias nyeker.
"Aku capek.." gumamku yang mungkin tidak dapat Leandro dengar.
"Kau ke sofa disana saja jika capek," usul Leandro yang membuatku menoleh kearahnya. Aku melihat arah tunjukannya dan mengangguk patuh. Aku pun berjalan menuju sofa empuk yang terletak didekat balkon aula. Aku tak menyangka Leandro setajam itu pendengaran dan kepekaannya. Ku pikir dia orang yang tidak peduli.
Aku pun duduk di sofa empuk itu dan memijit-mijit betis kakiku untuk mengurangi rasa sakit akibat berdiri terlalu lama tadi. Aku menoleh ke sekitaran aula. Semua orang berdiri, hanya beberapa saja yang duduk. Apakah mereka tidak capek? Sepertinya kaki mereka terbuat dari baja sehingga tahan berdiri sedaritadi. Bahkan Austin yang datang duluan daripada aku dan Leandro, dia masih saja berdiri sampai sekarang. Aku sangat salut.
"Bolehkah aku duduk disini?" tanya seseorang dengan suara lembut dari arah sampingku. Aku mendongakkan kepala untuk menatapnya dan terkejut.
"Bo-Boleh k-kok.." kataku gugup.
"Terima kasih!" ucapnya. Seketika aku rasanya ingin meledak disini. Kalian tau siapa disebelahku ini? Dia adalah seorang penyanyi ternama yang namanya—huh!—melejit tinggi bagai roket. Dia penyanyi bersuara lembut dan merdu yang sering di bicarakan wanita-wanita di kampusku. Namanya Celine Ambassador.
"Apa kau.. Celine Ambassador?" tanyaku hati-hati. Aku berusaha untuk tidak terlalu girang.
"Iya. Aku Celine Ambassador!" jawabnya ramah. Bisa ku duga, dia orangnya baik dan ramah.
"Apa kau si penyanyi itu??" tanyaku lagi.
"Iya, aku si penyanyi itu!" Dia tersenyum manis. Woah! Jika saja aku lelaki, aku pasti terpesona dengan dirinya.
"Woah!! Sungguh suatu keajaiban aku bisa memandangmu dari dekat!" ujarku girang sambil bertepuk tangan senang. Aku mengeluarkan hp dan meminta ijin untuk berfoto dengannya. Dia pun mengiyakan permintaanku dan kami berselfie.
"Thank you, Celine! Aku salah satu Cel's mu!" ujarku mengakui bahwa aku salah satu fans Celine Ambassador. Cel's adalah nama fanbase Celine. Aku saja memasuki grup utamanya, yang ada Celine Ambassador-nya sendiri. Aku tidak menyangka bisa duduk bersama dengannya disini. Ini sebuah keajaiban yang tidak terduga.
"Oh ya?" tanya Celine riang, aku mengangguk senang. Hari ini aku sudah dapat job. Yang pertama, foto bersama Austin dan kedua, foto bersama Celine. Kalau kalian tanya kenapa tidak bersama Leandro yang notabene orang terkenal juga? Jawabanku adalah aku tidak peduli. Lagipula nanti kami tinggal satu rumah. Bakal lebih sering ketemu.
"By the way, nama mu siapa ya? Aku tidak mengenalimu, sungguh!" ujar Celine.
"Aku Amoureyza Kaylie. Panggil saja Kaylie," jawabku ramah sambil tersenyum manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE IS TERRIBLE [ END ]
Romance[ 01 Juli 2019 - 10 Januari 2021 ] Ini tentang Amoureyza Kaylie yang harus menerima perjodohannya dengan Leandro Alcander, seorang pria yang memiliki berbagai perusahaan dimana-mana dan banyak wanita yang menyukainya. Demi perusahaan keluarganya. Na...