"Apa kau sudah kenyang?" tanya Sakura ketika melihatku yang baru saja selesai makan.
Aku mengangguk cepat sebab tak mampu mengucapkan sepatah kata pun ketika kekenyangan. Aku meneguk americanno dingin ku hingga tak tersisa.
"Ya sudah, ayo kita ke seminar! Kita akan terlambar dan dimarahi oleh dosen pengawas!" ajak Sakura. Aku hanya berdeham.
Kami pun meninggalkan kantin dan menuju aula, tempat seminar diadakan. Entah seminar tentang apa, aku pun tidak tau sebab aku tidak memegang ponsel semenjak pulang dari rumah Leandro.
Kami—aku dan Sakura—menyelinap masik melewati pintu belakang aula dan segera duduk di barisan belakang. Aku menerka, bahwa yang berkumpul disini hanyalah mahasiswa-mahasiswi jurusan Sastra Bahasa.
Kenapa aku beranggapan seperti itu? Sebab, semua mahasiswa-mahasiswi disini merupakan dari jurusan Sastra Bahasa yang sudah kukenal semua. Ah, aku hanya mengenal muka saja, tidak dengan nama.
"Sepertinya ini bukan seminar," bisik Sakura padaku.
Aku menatapnya heran dengan penuh tanda tanya. Apa maksudnya?
"Kau lihat didepan, bahkan tidak ada spanduk bertuliskan tema dari seminar ini. Bukannya sudah seharusnya bahkan sudah seperti biasanya, setiap kali diadakannya seminar, pihak kampus akan memasang spanduk," jelas Sakura sambil menunjuk bagian depan barisan dengan dagunya.
Aku mengikuti arah tunjukkannya dan mengangguk-angguk tanda mengerti.
Sebuah informasi yang sangat tidak berguna bagiku. Mau ada seminar atau tidak, aku juga tidak akan pernah peduli sama sekali.
"Good afternoon everyone, how are you? Certainly good right? Hahaha, i hope you all are well!" sapa salah seorang dosenku yang mungkin dari Sastra Portugis.
"Like the announcement circulating in the group, today we—from the department of language literature—must gather in the hall to attend the seminar!" lanjutnya yang masih setia mengoceh.
"Biasanya, ketika seminar, kita selalu melihat ada spanduk didepan. Tetapi, kenapa kali ini tidak ada spanduk? Biar saya jelaskan.."
Bla, bla, bla, dan bla. Aku muak mendengarnya berbicara panjang lebar. Aku memutuskan menyandarkan punggungku pada sandaran kursi dan menundukkan kepalaku. Bersiap untuk tidur sebentar selagi dosen itu masih mengoceh lebar yang tidak jelas.
30 menit berlalu, dosenku—ah, bahkan aku saja kurang mengenalnya—masih setia mengoceh. Ingin rasanya kulempar dia menggunakan sepatu dari sini jika aku tidak ingat aku ingin lulus dari sini.
"Sepertinya saya sudah terlalu panjang menjelaskan tentang adanya seminar ini. Mari kita sambut pembicara kita pada hari ini, Tuan Jostein Gaarder!" sorak sang dosen dengan gembira.
"Jostein Gaarder!? Katanya Jostein Gaarder!? Apa aku tidak salah dengar, Sakura!?" tanyaku pada Sakura dengan nada terkejut.
"Ck! Kau tidak salah dengar, Kaylie. Dia adalah Jostein Gaarder. Penulis novel filsafat kesayanganmu itu!" jawab Sakura kesal karena aku mencengkram bahunya dengan erat.
Aku bersorak-sorak sendiri di bangku tanpa memperdulikan sekitar. Aku mengubah posisiku menjadi hadap kedepan dan melihat sosok pria tua berkacamata menaiki podium aula.
"Aku harus berfoto dengannya setelah selesai seminar. Sakura, kau harus mengikutiku!" ujarku sambil merangkul lengan kecil Sakura sambil tersenyum riang.
"Atau, aku akan mengatakan pada ibumu bahwa kau sedang berkencan dengan seorang lelaki disini dan juga aku tidak akan mene—"
Ucapanku terpotong karena Sakura sudah menyahutnya dengan cepat.
"Ya! Kau selalu mengancamku!" ucap Sakura dengan kesal. Aku tersenyum penuh kemenangan dan mendengarkan seminar dari Jostein Gaarder, penulis novel anak-anak yang berkaitan dengan filsafat.
I think that's the best novel!
*****
To be continued.
Maaf semuanya, aku akan hiatus utk beberapa hari kedepan. Sorry:")
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE IS TERRIBLE [ END ]
Romance[ 01 Juli 2019 - 10 Januari 2021 ] Ini tentang Amoureyza Kaylie yang harus menerima perjodohannya dengan Leandro Alcander, seorang pria yang memiliki berbagai perusahaan dimana-mana dan banyak wanita yang menyukainya. Demi perusahaan keluarganya. Na...