CHAPTER 8

8.9K 301 4
                                        

"Kaylie!" panggil Leandro yang membuatku langsung mengalihkan pandanganku dari hp ke Leandro yang berdiri didepanku. Astaga! Pria tua ini masih saja memakai handuk dipinggangnya. Aku berusaha menatap matanya karena tadi aku terlalu fokus dengan perut dan dada bidangnya yang begitu menggoda.

"Apa?" tanyaku berusaha menetralkan suaraku agar tidak terdengar gugup.

"Bantu aku," ucapnya yang membuatku memiringkan kepala dengan heran.

"Untuk apa?" tanyaku.

"Memilih pakaian yang cocok," ujarnya yang membuatku melototkan mata.

"Bukannya kau sudah dapat pakaianmu ya?"

"Hah? Belum dapat kok!"

"Lah, bukannya tadi kau ke kamar mandi, ya?"

"Oohh yang tadi. Aku hanya pup!"

Jawabannya berhasil membuatku mendenguskan nafas kesal. Kupikir dia sudah mendapatkan pakaiannya dan memakainya didalam kamar. Aku pun menaruh hp ku didalam dompet dan menaruhnya diatas meja. Aku berjalan menuju lemarinya dan mengobrak-abrik.

"Ini sepertinya bagus," gumamku sembari mengeluarkan sebuah kemeja merah marun dan celana jins. Aku mengambilnya dan berbalik badan.

"Astaga Tuhan!" seruku mendapati Leandro yang berdiri tepat di belakangku dalam jarak dalam dekat. Untung saja aku tidak punya riwayat jantung. Coba saja kalau ada, bisa kejang-kejang aku disini karena di kagetkan olehnya.

"Apa yang kau lakukan di belakangku tadi?" tanyaku.

"Tubuhmu wangi," ujarnya yang membuat pipiku memerah. Astaga, hanya ujarannya begitu saja mampu membuat pipiku merah.

Leandro menutup pintu lemari dengan keras yang membuatku terkejut lagi. Ini manusia sepertinya hobi mengagetkan orang. Perlu di sembayangin dulu, biar waras.

"Kau hobi membuat orang kaget ya!?" tanyaku kesal. Leandro mengulum senyum dan menggeleng.

"Aku lebih hobi mencium bau wangi tubuh wanita," ujarnya yang membuatku membelalakan mata. Dengan cepat, dia langsung memelukku dengan tangan besarnya dan mencium rambutku yang tidak ku keramas tadi. Aku merasakan nafasnya yang menerpa puncak rambutku.

Tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dengan tatapan aneh. Aku membalasnya dengan mengangkat kedua alis mataku.

"Kenapa rambutmu sangat bau?" tanyanya heran.

"Aku tidak keramas tadi," jawabku santai sambil menaruh kemeja merah marun dan celana jins nya di pundak lebar Leandro.

"Tapi kenapa bau sekali? Setauku, orang yang tidak keramas satu hari pun, masih wangi. Kenapa kau sangat bau?" tanya Leandro dengan nada penasaran.

"Aku tidak keramas lima hari," jawabku santai. Leandro melototkan matanya, tanda terkejut dengan pengakuanku.

"Pantasan saja bau! Arghh!" ujar Leandro sembari masuk kedalam kamar mandi. Aku hanya mengendikkan bahu dan kembali duduk di sofa empuk. "Kau sejenis gadis remaja yang sangat jorok dan kotor," gumamnya yang membuatku mencebikkan bibir. Enak saja dia mengejekku.

Tak lama kemudian, Leandro keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah kupilihkan tadi. Dia berjalan kearahku dengan langkah besar, lalu menarik tanganku tiba-tiba. Aku sontak terkejut dan berusaha melepaskan tangan kekarnya. Tapi usahaku nihil. Tenaganya terlalu besar dan kuat.

Dia menyuruhku duduk disebuah kursi dan dia berdiri didepanku. Entah apa yang di lakukannya. Kemudian dia berlalu dari hadapanku. Tak berselang lama, Leandro datang dengan kedua tangan yang saling bergesek-gesekan satu sama lain. Lalu dia membelai kepalaku dengan kedua tangannya itu. Apa dia memberi pewangi rambut agar rambutku tidak bau?

MINE IS TERRIBLE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang