Bersamaan dengan perginya Leandro, sebuah motor ninja hitam memasuki halaman rumahku. Dia Jack, adik ku yang berandalan dan pastinya dia pasti baru balik dari balapannya. Mama dan Papa tidak tau jika Jack sering balap liar, tapi Jace dan aku tau.
Jack membuka helm nya dan tersenyum lebar kearahku. Dia berjalan menujuku sambil menyisir rambutnya ke belakang. Ganteng sih ganteng, tapi hobi bermasalah. Rasanya ingin ku bunuh saja dia ini, jika dia bukan adik ku sendiri.
"Aku menang!" Jack mengipas-ngipaskan sepuluh lembar uang 100 dolar kearahku. Kemudian dia memasuki rumah dan duduk di sofa. Aku menghela nafas panjang dan masuk juga kedalam rumah sambil menutup pintu rumah.
"Mama sama Papa belum pulang ya?" tanya Jack sambil melepas jaketnya dan melepaskan bajunya. Tampaklah tubuh kekar Jack yang sixpack. Aku tidak histerisan. Aku sudah biasa melihatnya.
"Iya kali. Emangnya mereka kemana?" tanyaku.
"Kerumah Aunty Mareta," kata Jack sambil beranjak dari sofanya dan berjalan menuju kamar. Aku ikut beranjak dari sofa dan menghempaskan bokongku di sebelah Jace. Aunty Mareta adalah adik keenam dari pihak Mama. Sementara Mama itu anak ketiga.
Didepanku, TV sedang menampilkan sebuah talkshow comedy. Aku tertawa mendengar semua lelucon yang dilemparkan oleh para artis talkshow. Berbagai gaya tertawaku keluar semua. Dari ketawa garing, ketawa besar, ketawa kecil sampai ketawa heboh.
"Are you fine?" tanya Jace dengan nada heran. Aku langsung menoleh kearahnya sambil mengusap ujung mataku yang mulai keluaran air mata. Aku hanya tersenyum kecil lalu kembali fokus dengan acara talkshow tadi.
"Aku tidak percaya kau akan menikah," ujar Jace sembari menaruh hp nya diatas meja.
"Aku juga tidak percaya aku akan menikah," jawabku. Acara talkshow tadi terpaksa berhenti karena iklan yang unfaedah menurutku. Sebanyak apa pun iklan itu menawarkan sebuah produk, aku tidak akan membelinya karena aku tidak punya uang.
"Apa kau akan tinggal disini setelah menikah?" tanya Jace yang membuatku sontak menolehnya dengan heran. Seorang pangeran es bertanya kepadaku dengan panjang. Aku pikir dia tidak peduli dengan sekitar.
"Tidak kemungkinan. Aku akan tinggal di rumah baru," jawabku mengingat perkataan Leandro tadi.
"Huffttt.. Aku akan merindukanmu," gumam Jace yang masih dapat ku dengar. Aku langsung terkejut dan segera mengubah posisi duduk ku jadi menyamping. Aku langsung meraba-raba dahi Jace dan memainkan pipinya.
"Kau akan merindukanku!? Ya Tuhan! Kau benar-benar berkata seperti itu Jace!? Tolong bilang ini tidak mimpi!" ujarku histeris. Aku merubah posisiku menjadi seperti semula. Aku menepuk kedua pipiku lalu mengusap wajahku berkali-kali, setelah itu mengucek mataku berkali-kali.
Hei! Jangan katakan aku norak ya! Kalian pernah tidak sih, mengalami hal yang sama sepertiku? Mengenal seseorang yang dinginnya luar biasa sampai di sebut pangeran es dan tiba-tiba es nya mencair saat kalian akan pergi jauh atau kalian kenapa gitu? Pernah tidak? Yang tidak pernah, baguslah.
Karena 'yang tidak pernah merasakan' itu harusnya bersyukur. Tidak di hadapkan dengan orang yang dinginnya melebihi benua Antartika.
"Hello everybody!" sapa Jack tiba-tiba. Aku dan Jace menoleh kearahnya yang sedang menuruni tangga dengan rambut yang basah. Ini manusia tidak tau malu ya? Bayangin aja, keluar dari kamar cuman pakai boxer dan handuk yang ia lingkarkan di leher.
Jack menghampiri kami dan duduk didepanku. Tepatnya sih dia membelakangiku. Aku dan Jace saling pandang satu sama lain, lalu aku mengernyit heran.
"Ngapain duduk didepanku?" tanyaku yang masih bingung.

KAMU SEDANG MEMBACA
MINE IS TERRIBLE [ END ]
Romance[ 01 Juli 2019 - 10 Januari 2021 ] Ini tentang Amoureyza Kaylie yang harus menerima perjodohannya dengan Leandro Alcander, seorang pria yang memiliki berbagai perusahaan dimana-mana dan banyak wanita yang menyukainya. Demi perusahaan keluarganya. Na...