MINE IS TERRIBLE [ END ]

CHAPTER 59

SELAMAT IDUL FITRI SEMUANYA! MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN!! 🤗❤️

*****

Drrtttt.

Kurasakan getaran di sebelahku. Saat ku tengok, rupanya Leandro mengirim pesan padaku.

Leandro :
Temui aku di hotel Rosemary, kamar 135.
Aku menunggumu, darling!

Ada apa dengan pria yang satu ini? Kenapa kata-katanya berubah menjadi kata-kata seorang remaja? Atau mungkin, barusan saja dia terbentur oleh sesuatu? Astaga.

Aku menggelengkan kepalaku, mengusir semua pemikiran negatif yang akhir-akhir ini sering memenuhi isi otakku. Ah, mungkin aku kurang beristirahat.

Tanpa basa-basi, aku langsung meraih tas kecilku yang berjeniskan clutch bag, yang berwarna hitam pekat. Aku pun keluar dari kamar, kemudian menguncinya.

"Ehm!"

Suara dehaman itu mengagetkan, sehingga aku terlonjak kaget. Kulayangkan tatapan tajam kearah Sakura yang baru saja muncul dari tangga rumah, dengan segelas susu di dalam genggamannya.

"Kau mengagetkanku, Sakura," tegurku kesal. Sakura hanya terkekeh, kemudian menghampiriku.

"Kau akan kemana?" tanya Sakura, seraya meneguk susunya sedikit. "Pakaianmu terlihat elegan hari ini. Apa kau akan berkencan?" tambah Sakura, masih dengan rasa penasarannya.

Pertanyaan itu tidak langsung ku jawab, karena tanganku bergerak mengambil gelas susunya Sakura. Setelah mendapatkannya, aku langsung meneguknya hingga sisa setengah, kemudian mengembalikannya kepada Sakura tanpa sedikit dosa pun.

"Thank you," ucapku sambil menyengir tanpa dosa.

"Hey, ini minumanku!" peringat Sakura kesal. Kemudian, dia masuk ke dalam kamarnya untuk meletakkan gelas susunya itu.

"Aku pergi, Sakura!" pamitku seraya beranjak dari depan kamarnya. Belum sampai semenit, suara Sakura kembali terdengar dengan lantang.

"Hey, katakanlah kau akan kemana!?" tanyanya.

"Apa boleh ku jawab, 'aku akan berkencan'!? Selamat tinggal, Sakura!" jawabku asal.

Entahlah. Aku hanya asal sebut saja. Tak mungkin aku menganggap ini sebuah kencan. Aku.. 'kan hanya menemuinya, tak ada memiliki maksud apapun itu.

Ah, sudahlah. Lebih baik aku bergegas kesana, lalu pulang lebih cepat. Ku hidupkan mesin mobilku, kemudian mengendarainya menuju hotel yang disebut oleh Leandro.

***

Hotel Rosemary.

Aku masih berada di dalam mobilku, yang berarti, aku masih berada di parkiran. Yeah, aku tak berniat untuk turun lebih awal. Aku sampai di hotel itu pada jam tujuh malam. Entah kenapa hari ini rasanya lebih macet dari yang biasanya. Venesia adalah kota yang sepi dan indah. Akan tetapi, dalam sekejap, kota ini berubah menjadi seperti kota Boston. Ramai.

Me :
Aku menghampirimu.

Setelah mengirimkan pesan itu, aku keluar dari dalam mobilku. Berjalan menuju pintu masuk dan memberi senyum, serta sapaan kepada para pelayan hotel. Yeah, itu bentuk sebuah kehormatan untuk mereka.

Ku hampiri resepsionis hotel yang dimana dia adalah seorang wanita muda.

"Kamar nomor 135, di lantai berapa?" tanyaku ramah.

"Lantai 9," jawab resepsionis itu dengan ramahnya juga.

"Terima kasih!" ucapku, kemudian berlalu dari hadapannya.