CHAPTER 19

6.3K 218 3
                                    

Selama perjalanan di kota Boston ini, hanyalah terdengar suara merdu orang menyanyi yang berasal dari radio mobil. Tentu saja aku kurang nyaman dengan keadaan seperti ini. Aku ingin membuka percakapan, tetapi aku tidak tau ingin berbicara tentang apa. Masa iya tentang pernikahan kami kelak? Ah, aku sangat malu.

Masa iya juga, aku menanyakan tentang keluarganya? Gini-gini aku masih tau batasan, masih tau diri untuk tidak mengetahui privasi orang lain. Lagipula itu tidak penting-penting amat.

Sibuk berkelahi dalam pikiran, akhirnya aku mengeluarkan suara dan mengucapkan pertanyaan paling tolol menurutku. Bukan tolol, tetapi pertanyaan yang tidak berguna sama sekali.

"Kita akan kemana?" tanyaku memecah keheningan diantara kami. Leandro diam tak bergeming. Ah, menyesal sudah telah melontarkan pertanyaan bodoh itu kepada pria tampan yang duduk disebelahku ini dan hanya terfokus menyetir mobil.

Aku memasang wajah cemburut karena pertanyaanku diabaikan dan aku membuang wajah kearah jendela. Masa bodo lah. Menyesal sekali rasanya, aku telah memujinya baik. Nyatanya dia tetap menyebalkan.

***

"Sudah sampai," tegur Leandro yang memecahkan lamunanku. Aku langsung menoleh kearahnya dengan tatapan terkejut.

"Apa?" tanyaku.

"Kau tunggu saja disini dulu. Aku akan pergi sebentar," pesan Leandro sembari melepas seat belt nya dan keluar dari dalam mobil. Aku melihat Leandro sedang berbicara kepada seorang satpam komplek perumahan yang kami datangi ini. Aku tidak tau akan kehadiran komplek perumahan ini.

Kemudian Leandro pergi kearah selatan mobil, dengan berjalan kaki. Aku penasaran, apa yang akan ia lakukan disana? Kenapa dia berjalan kearah sana? Apakah ada sesuatu? Hm, menurutku ini sangatlah mencurigakan. Apa ini ada hubungannya dengan telepon hari itu ya? ARGHH.. Aku jadi penasaran.

Tapi..

"Ah sudahlah, masa bodoh dengan dirinya!" ucapku kepada diri sendiri. Aku mengambil ponselku dan membuka aplikasi Instagram. Yang kulakukan hanyalah men-scroll beranda instagram yang berisikan kiriman postingan dari orang-orang. Ada beberapa followers yang kukenal, ada yang tidak.

Sejam kemudian..

Pintu mobil terbuka dan Leandro pun duduk di kursi kemudi mobil. Aku menoleh kearahnya, kemudian menaruh ponselku kembali di dalam tas. Dan.. kenapa ada bau darah secara tiba-tiba? Perasaan tadi tidak tercium bau darah.

Leandro pun mengemudikan mobilnya meninggalkan komplek perumahan asing tersebut.

"Apa kau mencium bau yang asing?" tanyaku ketika kami berhenti di lampu lalu lintas yang berubah merah.

"Hm? Tidak," jawab Leandro. Ku lihat raut wajah Leandro sedikit panik namun sepertinya ia berusaha terlihat tenang.

Pasti ada sesuatu yang tidak aku ketahui tentang dirinya.

"Sepertinya hidungku bermasalah," gumamku yang mungkin terdengar oleh Leandro.

"Ada apa emangnya?" tanya Leandro.

"Yeah, aku mencium bau asing. Hm, baunya seperti bau.. darah. Kenapa tiba-tiba ada ya?" tanyaku.

Ku perhatikan raut wajah Leandro berubah tegang dan panik. Tetapi sedetik kemudian, wajahnya kembali normal dan tersenyum tipis.

"Sepertinya hidungmu bermasalah," timpalnya yang kemudian memacu mobilnya menyusuri jalan kota Boston. Aku hanya diam.

Kau tidak pandai berbohong, Tuan Leandro. Aku tau, ada yang tidak beres dengan dirimu.

*****

Tbc.

Jangan lupa untuk vote dan share!

MINE IS TERRIBLE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang