Makin kesini, makin sedikit yg nge-vote ya?:). Yg sider lebih banyak daripada yg ngevote. Aduh..
Jangan lupa utk berikan VOTE, tinggalkan KOMENTAR, dan SHARE cerita ini ke teman-teman kalian! MARI, MARI, MARI!!!!!
*****
Aku bergegas menyeberangi jalan raya yang menjadi penghalang antara kafetaria depan dan kantor milik Arthur. Entahlah itu benar kantornya atau tidak. Aku juga tak peduli.
"Halo, Mrs. Moure!" sapa dua orang pegawai kantor yang baru saja keluar dari kafetaria.
"Halo!" balasku sambil tersenyum, lalu bergegas masuk.
Semua pegawai kantor kepunyaan Arthur, sangat menghormatiku layaknya aku adalah atasan mereka. Padahal, aku hanya teman sekaligus rekan kerjanya Arthur. Ah, mungkin mereka terlalu takut Arthur akan menerkam mereka jika tak memberikan sikap hormat padaku.
Kring.
Lonceng yang terpasang di atas pintu kafetaria, akan berbunyi ketika pintu tersebut di dorong. Seperti barusan yang terdengar dan terjadi.
Mataku bergerak menyisir ke seluruh sudut kafetaria, lalu mendapatkan sosok pria berkacamata yang sedang memandang layar ponselnya. Pria itu Arthur. Dia duduk di meja berkursi dua yang terletak dekat dengan kaca kafetaria tersebut. Oh, aku sedikit terkagum melihatnya. Mungkin aku bisa jatuh cinta kelak padanya.
Hei Kaylie! Sadarlah. Tidak ada pantasnya kau untuk jatuh cinta padanya, kau masih terikat perjodohan dengan Leandro.
Aku menggelengkan kepalaku dan berjalan menghampiri Arthur.
"Sorry, Arthur. Kau harus menunggu lama," ucapku dengan sesal sambil menarik kursi kosong di hadapan Arthur. Aku duduk di kursi tersebut dan meletakkan tas selempangku di atas meja.
Arthur mengalihkan pandangannya dari ponsel ke aku, kemudian mematikan ponselnya dan menaruhnya kembali di kantong celana.
"Negroni?" Arthur memandangku.
"Kau selalu benar," tukasku sambil menyelipkan rambutku ke belakang telinga.
Arthur pun memanggil waitress dan memesankan pesanan kami berdua. Ah, dia selalu seperti itu. Dia akan menungguku datang, kemudian barulah dia memesan.
Tak berselang lama setelah waitress itu pergi, dia datang lagi dengan pesanan kami. Ya, kami hanya memesan Negroni dua gelas.
Tak ada percakapan diantara kami. Sibuk bergelut dalam pikiran masing-masing. Ku perhatikan Arthur seperti orang gelisah. Apa mungkin dia ingin menanyakan sesuatu padaku?
"Kau ingin bertanya?" tanyaku sekenanya.
"Apa?" tanya Arthur tersadar tiba-tiba. Aku menggelengkan kepala dan kemudian, berdecak.
"Ada yang mengganjal?" tanyaku lagi.
Arthur terdiam. Enggan membuka suaranya secara cepat. Yeah, aku hanya bisa menunggunya bersuara.
"Apa kau tadi bertemu dengan Leandro?" tanya Arthur. Nadanya terdengar ragu.
Sekali lagi ku ingatkan. Arthur, pria dingin itu, hanya akan terlihat bersahabat ketika bersamaku. Meski sesekali sikap dinginnya muncul. Tapi, aku sudah terbiasa. Sikap dinginnya itu bisa ku hancurkan. Haha.
Aku meneguk Negroni-ku hingga sisa setengah gelas. "Bukan 'kah kau melihatnya tadi? Di ruang rapat kantor," jawabku seraya tersenyum tipis. Setengah berbohong, setengah lagi tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE IS TERRIBLE [ END ]
Romance[ 01 Juli 2019 - 10 Januari 2021 ] Ini tentang Amoureyza Kaylie yang harus menerima perjodohannya dengan Leandro Alcander, seorang pria yang memiliki berbagai perusahaan dimana-mana dan banyak wanita yang menyukainya. Demi perusahaan keluarganya. Na...