CHAPTER 27

6K 224 2
                                    

Aku menatap langit-langit kamarku dengan tatapan kosong. Aku memikirkan perkataan Carolos dimobil tadi sewaktu pria itu mengantarku pulang.

Aku meragukan ucapan Carolos. Rasanya tidak mungkin Leandro mencintaiku. Lagipula aku harus fokus mencari tau tentang Leandro dan teriakan seorang gadis, maupun bau darah saat itu.

Tidak, tidak. Sekarang aku tidak boleh memikirkan ucapam Carolos. Aku harus mencari tau jati diri Leandro yang asli.

***

Jam 10 pagi.

"Ma, aku pergi kampus!" pamitku sembari berlari keluar rumah dan memasuki mobil Sakura yang sudah bertengger manis didepan rumahku.

Yeah, Sakura membawa mobilnya pada hari ini dan tentunya aku menumpang. Kalian tau motif ia membawa mobil adalah apa? Tentu saja, dia akan mengajakku mengelilingi pusat perbelanjaan alias shopping. Tentunya dengan imbalan. Dia harus membelikanku dua buah novel dan membayarkan makan.

Meskipun Sakura kelihatan lugu dan polos di Boston University, dia tetap saja seorang cewek yang menyukai shopping.

"Apa kau tau hari ini ada seminar?" tanya Sakura padaku yang sedang membaca novel online di ponsel genggamku.

"Uhm? Ah, i don't know," jawabku santai.

"Sudah kuduga. Kau pasti tidak akan mengetahuinya," sindir Sakura dan aku hanya meringis kecil. Kudengar helaan nafas Sakura.

"Kudengar dari Gerald—"

"Hei, siapa Gerald!?" tanyaku penasaran. Kulihat Sakura memandangku dengan pandangan gugup.

"Stop, Sakura. Biar ku tebak, sosok 'manusia' bernama Gerald ini pastinya adalah.. kekasihmu ya!?" terka ku dengan menunjuk wajah Jepang Sakura.

Sakura menyengir malu dan mengangguk. "Yes, sepertinya yang kau terka. Dia adalah 'calon kekasih' ku. Aku menemuinya saat berbelanja di supermarket."

Aku mengangguk-angguk tanda paham dan tersenyum haru.

"Oh Sakura, akhirnya kau menemukan pujaan hatimu!" kataku dengan penuh dramatis sambil mengelus-elus pundak Sakura.

Sakura melirikku jijik dan menyingkirkan tanganku dari pundaknya. Dan dia fokus menyetir mobil nya menyusuri jalan raya kota Boston, menuju kampus kami.

***

Sesampainya di kampus, yaitu Boston University, Sakura memarkirkan mobilnya di parkiran yang tersedia. Kami pun keluar dari dalam mobil.

Ketika aku keluar dari dalam mobil, tiba-tiba sederetan perempuan kampus mendatangiku dengan berbagai bingkisan aneh. Aku dan Sakura saling pandang.

"Apa yang kalian lakukan?" tanyaku bingung.

"Kau adalah wanitanya Leandro kelak. Kami harus mengirimimu hadiah, Kaylie!" jawab salah seorang dari mereka.

Aku mengerutkan keningku dengan heran. Hey, use your logic, aku hanyalah wanitanya. Untuk apa aku mendapatkan bingkisan? Mereka berpikir aku orang spesial? Ayolah, aku hanyalah orang biasa yang bahkan tidak mengharapkan ini semua terjadi.

"Apa aku boleh menaruh bingkisan-bingkisan ini di bagasi mobilmu?" tanyaku pada Sakura dengan berbisik.

"Tetapi, aku harus mendapatkannya juga," kata Sakura yang bermaksud meminta imbalan.

Yeah, aku mengetahuinya dia adalah tipe orang yang seperti itu. Aku mengiyakan perkataan Sakura dan ia tersenyum lebar.

"Kalian taruhlah bingkisan di bagasi mobilku. Kami akan membukanya ketika seminar selesai!" ujar Sakura sambil tersenyum ramah, sehingga mata sipitnya hampir hilang. Ya, aku berharap tidak akan hilang benaran.

Mereka pun mengikuti Sakura menuju bagasi mobil dan menaruh semua bingkisan mereka disana. Mereka mengucapkan terimakasih padaku dan juga Kaylie.

"Kurasa mereka akan menjadi fans-mu dalam waktu singkat, Kaylie," timpal Sakura sambil menaruh kunci mobilnya di saku celana.

"That's right, friends!" Aku menjentikkan jari kearahnya dengan pandangan yang masih mengikuti segerombolan perempuan tadi.

"Apa kau lapar?" tanya Sakura.

"Hu-um," jawabku.

"Kantin!" teriak Sakura sambil menarikku menuju kantin.

*****

To be continued.
Semuanya jaga kesehatan ya agar terhindar dari virus corona!
#dirumahaja

MINE IS TERRIBLE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang