Tok! Tok! Tok!
Mendengar suara ketukan pintu yang begitu keras, aku langsung terbangun dengan mata yang masih mengantuk. Aku menatap jam dinding yang ada di atas televisi, lalu menguap lebar.
"Jam 3? Orang bodoh mana yang mengetuk pada pukul dini hari begini?" gerutuku. Kemudian, aku bangkit dari baringku dan duduk bersandar pada kaki sofa. Ku lirikkan mataku ke Azkeh yang masih saja tertidur pulas.
"Eunghhh.. Siapa yang mengetuk pintu pada dini hari begini? Apa dia tak punya otak?" sahut Sakura yang membuatku langsung menoleh sebab terkejut. Aku melihat dia sudah dalam posisi duduk dan juga bersandar pada kaki sofa.
"Aku tidak tau," jawabku sambil mengusap-usap wajahku dan menyisir rambutku ke belakang.
"Sialan!" maki Sakura lumayan keras.
"Eunghhh.." ringkih Azkeh yang sontak membuatku dan Sakura langsung memandangnya.
Dia membuka matanya dan mengucek-uceknya. Lalu bangkit dari baringnya dan duduk bersandar pada sofa. Kakinya ia turunkan dari sofa, sehingga posisi kakinya berada diantara aku dan Sakura.
"Kau sudah bangun?" tanya Sakura dengan bodohnya. Aku menatap datar kearahnya.
"Kau lihat dia sekarang sudah bangun atau belum, bodoh? Kenapa pertanyaanmu sangat menjengkelkan orang-orang?" omelku dengan nada datar.
"Aku hanya berbasa-basi, teman!" ujar Sakura beralasan. Aku hanya melengos dan beringsut naik ke sofa, duduk disebelah Azkeh.
"Kau tak mau mandi?" tanyaku pada Azkeh.
"Apakah itu bersifat wajib? Aku tipe orang malas mandi," jawab Azkeh yang membuat pupil mataku membesar.
"Pantas saja kau bau!" timpal Sakura yang langsung ku layangkan tatapan tajam. Dia hanya menyengir tak bersalah.
"Ayolah, Azkeh. Kau harus mandi. Setelah mandi, kita akan membersihkan luka-luka mu itu," bujukku pada Azkeh. Semoga dia menurut.
"Oke, aku akan mandi. Tetapi.." Azkeh menggantungkan kalimatnya yang membuatku sangat penasaran, "..apakah itu menyakitkan?" lanjutnya menyelesaikan kalimatnya.
"Ya pasti ada rasa sakitlah, sialan! Cepatlah kau bergegas mandi sebelum ruangan ini penuh dengan bau busuk tubuhmu!" titah Sakura yang langsung di turuti oleh Azkeh. Kurasa Sakura tidak akan bisa berkata baik pada Azkeh.
Untungnya Azkeh sudah bisa berjalan tanpa perlu bantuan. Kurasa energinya kemarin benar-benar sudah habis. Dan setelah tidur yang panjang, barulah energinya kembali full.
Sakura kembali berteriak sebelum Azkeh benar-benar memasuki kamar mandi, "Gunakan handuk berwarna biru muda yang ada di kamar mandi dan pakaian gantimu ada didalam koper!"
"Kopernya kau taruh dimana?" tanya Azkeh setengah berteriak.
"Walk in closet. Ruangannya berada di dalam kamar mandiku," jawab Sakura.
"Tak ku sangka kau orang kaya, Sakura," ujarku bermaksud memujinya karena kekagumanku.
"Dan aku tak percaya kau adalah wanita yang akan lari dari pernikahan," timpalnya balik yang membuatku mengingat Leandro lagi.
"Aku punya alasannya, bodoh!" makiku. Sakura tertawa terbahak-bahak mendengar makianku terhadapnya.
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan itu kembali terdengar. Sakura menghentikan suara ketawanya yang begitu menggelegar dan memandang pintu ruangan dengan tatapan datar. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan kearah pintu. Begitu pula denganku. Aku mengikutinya dari belakang.
Sakura menempelkan telapak tangannya di tengah pintu ruangan dan seketika pintu tersebut terbuka secara otomatis. Wah, tak bisa ku sembunyikan kekagumanku. Baru saja ku melihat Sakura membuka pintu ini dengan ujung sepatunya. Kini, ia membuka nya dengan telapak tangannya. Berikutnya, ia akan membuka dengan apa ya? Dengan bokongnya? Ah, sudahlah.
"Maaf, Nona Sakura! Saya telah mengganggu waktu istirahat Anda saat ini," ucap Pengawal Yuan dengan badan yang sedikit membungkuk. Dalam hati, aku mengiyakan permintaan maaf Pengawal Yuan.
"Ya, memang sepantasnya kau merasa bersalah. Apa kau tak lihat ini sekarang jam berapa, Yuan!?" tanggap Sakura sarkas.
"Sudahlah, Sakura. Dia sudah meminta maaf," ujarku menenangkan Sakura agar tak meledak-ledak disini.
"Whatever! What made you come here?" tanya Sakura.
"I want to give a letter to you, from a Big Master in Japan," jawab Pengawal Yuan yang membuat Sakura terdiam. Aku memperhatikan raut wajahnya yang sepertinya bingung kenapa sang Ayah Sakura mengirimkan surat.
Big Master atau Tuan Besar adalah sosok Ayahanda Sakura.
Walaupun mereka orang Jepang, ternyata bahasa Inggris mereka lancar. Kukira hanya Sakura dan keluarganya saja yang lancar. Amazing.
Pengawal Yuan memberikan sebuah amplop dengan stempel khas milik keluarga Sakura. Bergambar seorang Dewa Ebisu, dewa keberuntungan menurut kepercayaan orang Jepang. Tentu saja aku mengetahuinya dari Sakura dan beberapa referensi dari situs-situs internet.
Aku bukan hanya seorang mahasiswi bidang Sastra Inggris, aku merupakan tipe seseorang yang menyukai sejarah mitologi dunia. Menurutku itu sangat seru dan bisa membangkitkan imajinasiku.
"A letter?" tanya Sakura sambil mengambil sebuah surat dari tangan Pengawal Yuan.
"Yes, Ma'am," jawab Pengawal Yuan.
"About?" tanya Sakura lagi.
"I don't know," jawab Pengawal Yuan.
"Go away, Yuan. Thank you!" titah Sakura.
Tanpa menunggu Pengawal Yuan pergi, Sakura menutup pintu dan berjalan menuju ruang tengah. Aku mengikuti langkahnya, dengan rasa penasaran yang menyelimutiku sangat erat.
Apa isi dari surat itu?
*****
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE IS TERRIBLE [ END ]
Romance[ 01 Juli 2019 - 10 Januari 2021 ] Ini tentang Amoureyza Kaylie yang harus menerima perjodohannya dengan Leandro Alcander, seorang pria yang memiliki berbagai perusahaan dimana-mana dan banyak wanita yang menyukainya. Demi perusahaan keluarganya. Na...