01

10.2K 894 85
                                    

Ayunan lighstick berwarna lime green yang menyilaukan, teriakan menggelegar dari ribuan orang yang berkumpul dalam sebuah stadion dengan panggung megah dihadapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayunan lighstick berwarna lime green yang menyilaukan, teriakan menggelegar dari ribuan orang yang berkumpul dalam sebuah stadion dengan panggung megah dihadapan mereka. Alunan musik dan nyanyian yang diserukan bersama-sama menjadikan suatu harmoni yang cukup mengharukan, terutama bagi sepuluh orang idola yang berdiri dengan kuat di panggung itu. Siapa sangka, terbang jauh hingga ke Rusia tidak membuat mereka yang datang kesulitan mengikuti nyanyian mereka. Walaupun dengan bahasa yang berbeda, NCTzen, sebutan fans mereka, dapat bernyanyi dengan baik semua lagu milik mereka.


Hari ini konser terakhir mereka sebelum dua bulan lagi mereka berangkat konser bersama keluarga besar SMTOWN, agensi yang menaungi mereka.

Semua turun panggung, penampilan hari ini berakhir. Satu persatu mengucapkan terima kasih atas kerja keras mereka. Mereka digiring menuju ruang tunggu, mengistirahatkan tubuh dan pikiran mereka setelah tampil diatas panggung selama hampir 3 jam lebih tanpa henti.

Namun ketenangan itu tidak bisa bertahan lama, bagi seorang Kim Doyoung dan Lee Taeyong.

"Ikut aku." Doyoung dan Taeyong saling berpandangan, memberi kode satu sama lain seolah tahu apa yang akan dibahas manager mereka. Keduanya bangkit dan segera keluar mengikuti sang manager yang berjalan duluan. Member lain tidak ambil pusing untuk hal itu, mereka lebih memilih mengistirahatkan tubuh mereka.

Ketiga pria itu memasuki ruangan sempit kedap suara. Setelah pintu ditutup, sang manager memberikan tatapan mengintimidasi pada salah satu dari mereka, Doyoung.

"Kau tahu kan, apa yang akan ku bicarakan?" Doyoung menghela nafas dan menunduk. Pria itu mengangguk pasrah.

Lee Taeyong, dia sebagai leader menjadi penengah saat ini.

"Agensi memberimu 2 pilihan, kau berangkat wamil, atau tinggalkan wanita itu." Doyoung spontan mendongak. Jadi keputusannya seperti itu? Bahkan hal itu terdengar seperti sebuah perintah daripada penawaran.

"Tidak ada pilihan agar aku bertanggung jawab?"

"Kim Doyoung-"

"Aku berbuat salah, hyung! Aku tidak sebrengsek itu meninggalkan wanita yang ku perkosa begitu saja!"

"Hei! Kau bahkan memperkosanya, apa itu tidak termasuk hal brengsek?"

"Karena aku tahu itu hal buruk, aku tidak ingin menjadikannya semakin buruk hanya karena ingin lari dari tanggung jawab!" Taeyong memijat pelipisnya pusing.

Jujur saja, dia ada di pihak Doyoung saat ini. Dia justru bangga Doyoung tidak lari dari tanggung jawab. Masalahnya, teman satu grupnya ini melanggar aturan perusahaan. Doyoung beruntung tidak ada berita macam-macam tentang dirinya setelah kejadian itu. Ah, bahkan sudah berlalu 3 bulan.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang