11.1

4.8K 542 54
                                    

🍀DEAR NAME🍀
***

"Selesai!! Kerja bagus, Kim Doyoung-ssi!"

Doyoung tersenyum puas mendengar produser rekamannya memberitahu jika rekaman hari ini selesai. Dia melepas headphone yang digunakannya dan keluar dari dalam studio rekaman, membungkuk sopan dengan penuh rasa terima kasih kepada para staff yang sudah bekerja keras untuk rekaman lagu salah satu soundtrack drama yang akan tayang bulan ini.

"Kamsahamnida.." Doyoung membungkuk sopan, menyalami produser rekamannya dan berterima kasih.

"Ini juga berkat dirimu sendiri. Kau selalu bernyanyi dengan baik dan menyelesaikan rekaman dengan cepat."

"Ah.. Aniya.. Semua tidak akan berjalan lancar tanpa bimbingan anda, seonsaengnim."

"Kau! Selalu merendah seperti ini." Keduanya tertawa pelan. Manager Yoojin mendatangi mereka dan membungkuk sopan kearah sang produser.

"Terima kasih banyak. Kami harus pergi dulu."

Doyoung dan managernya berpamitan. Sebelum itu Doyoung melakukan beberapa dokumentasi foto yang akan dirilis bersamaan dengan soundtrack yang akan dinyanyikannya.

Setelah semua selesai, mereka keluar dari gedung rekaman itu dan masuk ke mobil untuk kembali ke dorm. Manager Yoojin segera menjalankan mobilnya tanpa banyak bicara.

"Hyung? Jadwalku selesai, bukan?"

"Minggu depan kau syuting Hello Counselor."

"Seminggu ini... sungguh jadwalku kosong?"

"Heum.. Kau juga sedang mendaftar militer. Jadwalmu akan mulai dikurangi."

"Syukurlah.."

"Kau merasa bersyukur?!"

"Aku sedang lelah, hyung! Tidak bisakah aku bersyukur karena mendapat waktu istirahat?"

"Hah.. Terserah apa katamu!"

Doyoung hanya tertawa menanggapi managernya. Dia melihat jam di ponselnya. Dia menyelesaikan rekaman tepat jam 7 malam. Dia harus kembali ke dorm sebentar untuk mengambil beberapa pakaian kotornya yang belum sempat dicuci selama satu bulan ini. Memang keterlaluan, tapi memang dia satu bulan ini memiliki jadwal yang sangat padat. Dia sampai tidak sempat menjenguk orang tua dan istrinya di Guri.

Dia tersenyum tipis hanya dengan membayangkan kata istri dalam pikirannya. Rasanya masih sama seperti pertama kali. Seperti banyak sekali kupu-kupu berterbangan menggelitik perutnya.

"Kau tidak ingin makan malam dulu? Tadi Johnny ingin mengajakmu makan dengan yang lain. Mereka sedang menunggumu."

"Ah! Benar! Aku baru ingat jika Johnny hyung malam ini ingin memasak daging!" Doyoung menggaruk rambutnya canggung. Sepertinya dia tidak bisa pulang cepat. Dia sudah berjanji makan bersama dengan member grupnya. Manager Yoojin melirik sekilas kearah Doyoung sambil berdecak.

"Apa sekarang Sejeong sudah memenuhi seluruh isi kepalamu, eoh? Kau ingin cepat menemuinya?" Pria itu hanya bisa memberikan senyuman konyolnya mendengar penuturan managernya itu.

"Kau benar, hyung. Dia sudah memenuhi isi kepalaku, dan sekarang aku merindukannya."

"Tsk! Dasar."

Doyoung tidak bisa berbohong tentang perasaannya. Dia sungguh-sungguh ingin bertemu istrinya saat ini. Sudah satu bulan dia tidak bisa melihat istrinya, apalagi ini sudah memasuki delapan bulan lebih usia kehamilannya. Dia harus selalu menemani istrinya terutama saat proses melahirkan. Dia sudah bisa membayangkan tentang hari itu.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang