39

3K 369 141
                                    

Malam semakin larut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut. Wanita itu tidak bisa untuk tertidur dengan tenang malam ini. Dia masih terjaga, berdiam diri dengan duduk di kursi meja makan apartemen itu. Pandangannya kosong menatap gelas miliknya di atas meja. Dia memeluk kakinya yang diangkat ke atas dengan sesekali dia menggigit kuku jarinya untuk meredakan rasa cemasnya. Dia sudah habis tiga gelas kopi saat ini.

"Eoh? Kim Sejeong?!" Sejeong menoleh. Dia melihat Chungha baru keluar dari kamarnya dengan rambutnya yang berantakan. Perempuan itu mendekati Sejeong dan duduk di samping wanita itu.

"Jam 4. Kau tidak tidur?" Sejeong menggeleng pelan, kembali melanjutkan kegiatannya yaitu melamun.

"Gelas kopi yang ke berapa?"

"Tiga."

"Hah.. Kau benar-benar keras kepala.."

Chungha berdiri dari tempatnya dan meraih gelas kopi milik Sejeong. Lamunan wanita itu sampai buyar dan mengalihkan pandangannya pada Chungha yang menuju wastafel pantrinya.

"Kopiku.." Chungha melirik Sejeong sekilas lalu membuang kopi itu ke wastafel. Dia juga menaruh gelas itu disana.

"Pikirkan kesehatanmu! Aku sudah melarangmu begadang dan minum kopi yang berlebihan! Bisakah kau turuti aku? Aku ingin kau cepat sembuh! Kondisimu harus terus stabil sampai kau bisa dioperasi."

Sejeong terdiam melihat Chungha yang sedang memarahinya. Wanita itu menunduk dan menghela napasnya menyesal. Dia tidak bermaksud untuk tidak menjaga kesehatannya.

"Doyoung mencariku." Chungha terdiam sejenak lalu kembali mengambil duduk di samping Sejeong.

"Jadi itu yang membuatmu tidak bisa tidur?" Sejeong mengangguk.

"Maka kau harus pulang."

"Kim Chungha.."

"Berhentilah menitipkan Doyoung dan Minyoung pada siapapun yang kau kenal! Kau tidak akan kemanapun."

"Kau tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku takut tidak bisa terus bersama mereka.."

"Aku doktermu, eoh? Aku saja yakin kau akan baik-baik saja. Kenapa kau sangat putus asa?" Chungha berdecak pelan. Dia mendekatkan kursinya dan merangkul pundak wanita itu. Dia menepuk-nepuk pelan pundaknya.

"Aku dan Seungyoun akan melakukan apapun. Kami akan berusaha yang terbaik, jadi, kau harus semangat." Wanita itu terdiam sejenak dan mengangguk. Disaat seperti ini pikiran-pikiran negatif selalu menghantuinya.

"Jangan terlalu banyak pikiran, itu bisa memperburuk kondisimu.."

"Kau bisa membaca pikiranku, eoh?" Keduanya tertawa pelan.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang