28

2.5K 368 112
                                    

🍀DEAR NAME🍀
***

Pantulan dirinya di cermin dan beberapa orang yang sedang menata rambutnya saat ini membuat pria bermata tajam itu menghela napasnya. Sesekali dilihatnya ponsel biru miliknya yang tergeletak di meja rias dengan perasaan campur aduk memenuhi dadanya.

Mengingat malam-malam kemarin saat dia mengatakan hal yang tidak semestinya dia ucapkan, wanita yang berbicara dengannya melalui sambungan telepon itu tidak menjawab lagi dan memilih memutus sambungan tersebut. Sampai berakhir pada hari ini, baik dia maupun wanita itu sama sekali tidak saling menghubungi. Entahlah, mungkin mereka berdua memang perlu waktu masing-masing.

Doyoung, hari ini tidak ada jadwal syuting melainkan pemotretan dengan salah satu majalah. Dia tidak sendiri karena Yeonwoo juga akan berfoto bersamanya untuk majalah tersebut. Semenjak mereka dipasangkan dalam sebuah drama, mereka sering menghadiri atau bahkan mendapat pekerjaan berdua dan Doyoung menjadi lebih sibuk dari biasanya. Ya, terlepas dari skandal waktu itu.

"Kau ingin minum?" Ucap sang manager sambil memberikan sebotol air putih untuk Doyoung dan pria itu menerimanya.

Doyoung telah selesai dengan makeup dan juga pakaiannya. Dia keluar ruang tunggunya untuk melakukan briefing. Disana juga sudah ada Yeonwoo yang menunggu bersama managernya. Perempuan itu tersenyum pada Doyoung dan melambaikan tangannya.

"Baiklah! Apa modelnya sudah si-"

Doyoung terdiam melihat seorang perempuan keluar dari sebuah ruangan dengan kamera menggantung di lehernya. Sama seperti perempuan itu yang merupakan fotografer yang bekerja hari ini, dia sama terkejutnya namun dengan cepat dia mengendalikan ekspresi wajahnya.

"Kim Doyoung-ssi, Lee Yeonwoo-ssi, Annyeonghaseyo.."

"Eoh? Kau?! Kau yang akan memotret kami?!" Doyoung menoleh cepat pada Yeonwoo. Dahi pria itu berkerut.

"Kau kenal?" Yeonwoo mengangguk semangat.

"Dia yang memotret kita di belakang layar waktu pemotretan poster drama kemarin. Fotografer pengganti." Doyoung mendelik dan melihat pada fotografer itu lagi. Fotografer itu tersenyum dan membungkuk sopan.

"Kim Sejeong imnida.."

Doyoung menatap gugup kearah Sejeong yang terlihat sangat tenang. Bahkan wanita itu tidak menunjukkan ekspresi mencurigakan dan hanya terus tersenyum ramah.

Benar-benar profesional.

"Ah iya! Kim Se-" Yeonwoo menggantungkan kalimatnya. Sesuatu terlintas di kepalanya mengingat suatu nama yang sempat disebutkan Doyoung beberapa waktu lalu. Dia melihat Doyoung yang perhatiannya tidak lepas dari Sejeong. Perlahan perempuan itu tersenyum miring.

"Iya.. Sejeong.." Sejeong tertawa pelan saat suasana menjadi canggung.

"Bisa kumulai briefnya sekarang?" Yeonwoo mengangguk semangat

"Karena ini pemotretan untuk awal musim dingin..."

Sejeong menggerakan mouse yang tersambung pada layar komputer besar, menjelaskan konsep fotonya sambil menampilkan beberapa referensi foto untuk Doyoung dan Yeonwoo. Yeonwoo mendengarkan itu semua dengan baik, berbeda dengan Doyoung. Pria itu tidak sepenuhnya bisa fokus.

Istrinya yang akan memfotonya. Memfoto suaminya dengan perempuan lain yang sedang digosipkan dengannya. Apalagi foto-foto yang ditunjukkan Sejeong terlalu mesra untuk dilakukan.

"Kalian bisa melakukannya?" Yeonwoo segera mengangguk. Dia melirik Doyoung yang melamun sampai kemudian tersadar. Pria itu tersenyum tipis dan mengangguk. Dia melirik kearah managernya yang hanya mengedikkan bahu. Bohong jika dia sendiri juga tidak terkejut.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang