33

2.8K 368 174
                                    

🍀DEAR NAME🍀
***

"Kau tidak ada syuting hari ini?"

Doyoung melirik sekilas lalu kembali melanjutkan kegiatannya, memasak.

"Nanti malam, eomma."

Sang ibu menghela napasnya, lalu mulai menyiapkan makanan yang dibuatnya bersama Doyoung di meja makan. Minyoung terburu-buru keluar dari kamarnya.

"Nenek!! Minyoung terlambat!!"

Doyoung mematikan kompornya dan segera menghampiri Minyoung sebelum ibunya. Pria itu berjongkok dan merapikan pakaian yang dipakai anaknya itu. Ibunya melihat itu semua dan lebih memilih menyiapkan bekal untuk Minyoung.

"Minyoung jangan lupa minum susu.. Nenek akan bersiap-siap-"

"Biar aku yang antar, eomma."

Minyoung mendongak, menatap ayahnya tidak percaya. Tidak-tidak, lebih tepatnya dia tidak suka.

"Apa maksudmu?!"

"Hush! Minyoung! Tidak boleh kasar pada ayahmu!"

Minyoung cemberut. Dia masih sangat kesal pada ayahnya itu sampai berbicara kurang sopan. Lagian, apakah ayahnya lupa jika dirinya itu idol yang dikenali banyak orang?!

"Pakai mobil milik Sejeong. Aku ambilkan kuncinya." Ibu Doyoung masuk ke kamar Sejeong dan segera menutupnya. Doyoung melihat itu dan tersenyum sedih.

"Appa serius mengantarku sekolah?" Perhatiannya kembali pada Minyoung. Pria itu tersenyum dan mencubit pelan pipi gembil anaknya itu.

"Hm.. Appa akan mengantarmu."

"Menyetir sendiri?"

"Iya.. Appa kan bisa menyetir mobil."

"Nanti kalau ada yang melihat appa, bagaimana? Appa tidak akan menyuruhku turun dari mobil, kan?" Doyoung terkekeh pelan dan menggeleng.

"Minyoung bicara apa, hm? Appa tidak mungkin melakukan itu.." Minyoung menatap ayahnya penuh selidik dan mengedikkan bahunya.

"Kupikir appa sudah tidak peduli padaku."

Doyoung terdiam mendengar itu dari mulut anaknya sendiri. Disaat itu ibu Doyoung keluar dari kamar dan memberikan kunci mobil untuk Doyoung.

"Aku akan mengambil masker dan topi. Minyoung minumlah susu dulu, mengerti?"

Doyoung memasuki kamar kakaknya untuk mengambil atribut penyamaran miliknya di tas. Seketika kalimat yang diucapkan Minyoung barusan terngiang di kepalanya.

Apa sekarang Minyoung menganggapnya tidak peduli dengan keluarga?

"APPA!! AKU TERLAMBAT!!"

Doyoung tersentak dan segera memakai maskernya. Dia segera keluar, Minyoung sudah menunggu dengan berlari-lari kecil di tempat.

Setelah pamit, mereka segera berangkat dan selama perjalanan mereka berdua tidak banyak bicara. Minyoung terlihat tidak ingin diganggu karena memalingkan wajahnya.

"Minyoung-ah?" Doyoung melirik sekilas, gadis kecil itu tidak berpaling sama sekali.

"Ini pertama kalinya appa mengantar Minyoung sekolah tanpa ada paman manager." Hening. Minyoung sama sekali tidak menanggapi. Dia semakin memiringkan tubuhnya, pertanda jika dia memang tidak ingin diganggu.

Doyoung tersenyum tipis, kilatan matanya terlihat sekali syarat akan kesedihan.

Dibalik itu, Minyoung juga sedang menahan emosinya. Dia terlalu senang bisa berangkat sekolah hanya berdua bersama ayahnya sama seperti yang biasa dia lihat pada teman-temannya. Tapi dia tidak bisa sepenuhnya merasa bahagia karena memikirkan ibunya di rumah.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang