18

2.6K 385 71
                                    

🍀DEAR NAME🍀
***

Minyoung menatap bingung kedua orang tuanya yang sejak tadi tidak saling bicara. Mereka bertiga sedang menikmati sarapan namun tidak seperti biasanya, Doyoung dan Sejeong tidak saling menatap satu sama lain, memilih diam dan sampai mengabaikan Minyoung yang makan dengan canggung. Gadis kecil itu menoleh pada ayahnya yang duduk di sampingnya, menikmati makanan dengan datar dan menunduk. Tangan kecilnya menarik ujung jaket yang digunakan Doyoung agar pria itu mengalihkan perhatiannya.

"Appa? Appa kenapa?" Doyoung mengalihkan atensinya, melihat Minyoung yang menatapnya khawatir. Pria itu tersenyum tipis dan mengusap kepala anaknya itu sayang.

"Appa baik-baik saja.."

"Tapi appa tidak menatap eomma. Eomma juga. Kalian kenapa?"

Pada akhirnya kedua orang dewasa itu saling memandang satu sama lain dan menghela napas mereka. Sangat sulit untuk menyembunyikan apa yang terjadi semalam pada Minyoung, apalagi ditengah-tengah perasaan mereka yang masih kalut.

"Minyoung-ah.." Panggil Doyoung lembut dan menakup wajah anaknya itu.

"Appa akan jarang pulang.. Minyoung tidak masalah?" Gadis kecil itu mengerjapkan matanya beberapa kali, memberikan ekspresi yang sulit digambarkan oleh Doyoung.

"Appa biasanya seperti itu jadi, Minyoung tidak masalah."

"Lalu.. Appa juga akan jarang menghubungi Minyoung.."

"Kenapa begitu?"

"Hanya.. tidak bisa."

Sejeong berusaha mengendalikan dirinya melihat itu semua. Sekali lagi, dia bukannya kesal jika dirinya yang memang tidak bisa bersama-sama dengan Doyoung untuk jangka waktu yang lama. Dia hanya tidak suka jika Minyoung harus terlibat dalam ini semua. Sejeong tidak masalah harus bersembunyi, tapi kenapa Minyoung juga harus terkena imbasnya? Dia hanya seorang anak 7 tahun.

"Paman manager memarahimu?"

"Tidak.. Paman manager tidak memarahiku.."

"Tapi kenapa appa dilarang menghubungi Minyoung? Bagaimana kalau Minyoung merindukan appa?"

"Appa tidak dilarang, sayang.."

"Appa tidak mungkin bilang begitu jika tidak ada yang menyuruh.."

Doyoung dalam hati hampir menyalahkan Minyoung yang terlalu pintar bicara. Pria itu sampai tidak tahu harus berkata apa lagi dan melirik Sejeong yang memalingkan wajahnya. Suara bel yang berbunyi membuat mereka mengalihkan perhatian. Manager Yoojin pasti sudah datang.

"Appa pergi dulu.." Doyoung mencium Minyoung sekilas dan mengusap rambut gadis kecil itu sebelum beranjak. Dia melirik Sejeong yang bahkan tidak menatapnya sama sekali. Daripada menuruti sikap egoisnya, Doyoung memberanikan diri mendekati istrinya itu. Dia menakup wajah Sejeong, memberikan ciuman singkat di bibir ranum wanita itu dan tersenyum tipis.

"Aku pergi dulu." Sejeong hanya menatapnya datar. Doyoung menarik tangannya dan menjauh dari mereka.

"Appa fighting!!" Doyoung tertawa pelan dan melambaikan tangan kearah Minyoung. Setelahnya pria itu menghilang dari balik pintu.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang