36

2.6K 389 215
                                    


Sejeong menoleh saat Doyoung baru keluar dari kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejeong menoleh saat Doyoung baru keluar dari kamar mandi. Pria itu sudah rapi menggunakan pakaian tidurnya dengan handuk yang terkalung pada lehernya. Sejeong baru saja meminum obatnya dan dengan terburu memasukkan obatnya itu kedalam laci lalu memposisikan dirinya di ranjang.

Doyoung meletakkan handuknya lalu juga segera berbaring di samping Sejeong yang menatapnya dengan penuh rasa perhatian. Hal itu membuat Doyoung mengalihkan pandangannya dan menatap Sejeong heran.

"Apa?" Sejeong menggeleng dan tersenyum tipis.

"Tidak ada. Aku hanya merindukanmu." Doyoung terdiam sejenak kemudian memalingkan wajah.

"Heum.."

Sejeong berusaha mempertahankan senyumannya. Dia tidak ingin berpikir jika tadi Doyoung hanya bersandiwara di depan Minyoung. Semoga bukan berarti pria itu tidak sungguh-sungguh untuk mulai membuka dirinya kembali pada Sejeong.

"Kau lelah?" Tanya Sejeong hati-hati dan disambut gelengan kepala oleh pria itu.

"Tidak terlalu." Senyuman wanita itu mengembang. Dia harus menyelesaikan perselisihannya dengan Doyoung.

"Kita harus selesaikan ini, Doyoung-ah.." Pria itu menoleh, menatap datar istrinya itu. Sejeong perlahan menggeser tubuhnya, melingkarkan tangannya pada perut pria itu dan memeluknya. Doyoung hanya terdiam tanpa membalas itu.

"Kau masih marah padaku..?" Doyoung terdiam sejenak lalu bergumam pelan.

"Entahlah.."

"Bisakah malam ini kita bertukar pikiran dan menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi?"

"Aku tidak yakin.." Sejeong terdiam sejenak lalu mengeratkan pelukannya.

"Kim Doyoung, aku mencintaimu.."

Darahnya berdesir saat mendengar itu langsung. Sejeong jarang mengungkapkan perasaannya seperti itu. Dan yang membuatnya merinding adalah suara lirih yang keluar dari mulut wanita itu. Benar-benar terdengar sangat menyakitkan.

"Aku minta maaf karena tidak bisa menjaga diriku.." Wanita itu mendongak dan tersenyum tipis. "Aku sudah periksa dan mereka bilang aku cukup subur. Apa kau ada keinginan memberikan adik untuk Minyoung? Kita bisa melakukan program kehamilan."

Doyoung menghela napasnya. Entah mengapa dia merasa aneh saat membahas hal itu dengan Sejeong. "Bisakah lain kali saja kita bahas itu?"

Sejeong mengangguk dan tersenyum.

"Ada yang kau simpan lagi?" Sejeong terdiam sejenak. Dia menimbang-nimbang sejenak melihat suasana hati suaminya itu apakah sudah baik atau itu cukup untuknya bercerita sekarang. Sampai akhirnya Sejeong tersenyun dan memeluk Doyoung erat.

"Tidak ada."

"Soal tanganmu, bagaimana?"

"Tanganku? Ini baik-baik saja! Aku menuruti semua yang Chungha sarankan."

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang