DEAR NAME ✔

24

🍀DEAR NAME🍀
***

Jam menunjukkan pukul 3 pagi namun tidak membuat kedua orang itu beristirahat seperti seharusnya. Suara samar-samar sebuah film yang diputar masih terdengar.

Keduanya terdiam fokus menonton film yang diputar dari proyektor kecil milik sang pria. Tubuh mereka tidak tertutupi satu helai kainpun. Hanya selimut yang melindungi tubuh telanjang mereka. Mereka bersandar pada dinding kasur, sang pria membiarkan lengannya menjadi bantal bagi sang wanita. Tubuh mereka saling memeluk satu sama lain, sang pria juga bermain-main dengan rambut panjang wanita itu sepanjang dia menonton film.

"Doyoung-ah.." Sejeong, suara wanita itu menginterupsinya, membuat atensi pria itu teralihkan. Tatapannya lembut dan sangatlah dalam. Dia menyisipkan rambut panjang wanita itu ke belakang telinga.

"Hm?"

"Kau tidak mengantuk?" Pria itu menggeleng pelan. Dia mencium kening wanita itu, hidung kemudian berakhir pada bibir ranumnya yang masih saja menggoda. Ciuman itu terjadi sangat sebentar mengingat jika wanita itu sudah sangat kelelahan dengan apa yang mereka lakukan sebelumnya.

Sejeong memeluk pria itu, menyandarkan kepalanya pada dada bidangnya. Dia suka dengan aroma tubuh suaminya itu dan tidak akan pernah bosan.

"Aku merindukanmu.." Doyoung terkekeh pelan. Entah sudah berapa kali wanita itu mengatakan hal yang sama dalam semalam.

"Aku juga.."

"Aku tidak akan menonton dramamu.." Doyoung tertawa pelan mendengar itu. Dia mengusap kepala wanita itu lembut.

"Aku juga tidak ingin kau melihatnya."

"Tidak bisakah kau langsung pulang kerumah setelah melakukan itu dengannya?"

"Kenapa?"

"Biar aku menghapus jejaknya ditubuhmu. Entah dimanapun itu."

Doyoung tertawa puas dan memeluk wanitanya gemas. Sejeong sangat menggemaskan setiap dia merajuk seperti itu.

"Aku sampai melakukan 20 kali take hanya untuk menciumnya."

"Kau menciumnya 20 kali?!!"

"Bukan.. Maksudku, bahkan sebelum aku mendekatkan wajahku aku sudah tidak sanggup." Dia meraih dagu wanita itu, mengangkat wajahnya untuk menatapnya.

"Karena aku memikirkanmu dan Minyoung." Sekali lagi dia mencium bibir wanitanya sekilas.

"Jadi di take terakhir aku berhasil melewatinya. Jadi aku benar-benar hanya satu kali melakukannya. Untung saja sutradara itu merasa puas."

"Keterlaluan jika dia tidak puas. Kau sudah sangat berpengalaman untuk hal itu." Doyoung tertawa sekali lagi. Dia membenarkan hal itu melihat seringnya dia melakukannya setiap bersama Sejeong.

"Aku sangat suka mendengarmu mengomel seperti itu, Sejeong-ah.."

"Asalkan saja kau tidak menyudutkanku seperti kemarin."

"Kau masih dendam, eoh?!"

"Bagaimana aku tidak memikirkannya saat kau mengatakan jika aku egois? Aku sudah berusaha semampuku meluangkan waktu untuk Minyoung. Aku saja baru lembur tiga kali. Selebihnya aku selalu melakukan tugasku seperti yang kau minta." Doyoung terdiam menatap Sejeong. Wanita itu masih menujukkan wajah kesalnya setiap membahasnya.

"Kau lihat sendiri aku sampai menangis tadi."

"Maaf.." Doyoung mencubit pipi wanita itu gemas.