07

6.2K 669 118
                                    

🍀DEAR NAME🍀
***

Mungkin malam ini menjadi malam yang cukup indah baginya. Dia tidak membayangkan hari ini dia bisa bertemu dengan orang tersebut.

Menghargai berkumpulnya keluarga tersebut, Sejeong memilih menunggu diluar, duduk pada salah satu bangku di halaman rumah keluarga itu. Halaman rumah tersebut cukup luas dan dibangun taman kecil yang rindang. Cukup menyejukkan bagi Sejeong. Tidak lupa wanita itu menghubungi temannya, Chungha, bahwa malam ini dia tidak bisa pulang karena dipaksa menginap.

"Tidak dingin?"

Sejeong mendongak, Doyoung datang menghampirinya sambil membawa satu gelas susu hangat untuk Sejeong. Pria itu menyodorkan gelasnya kepada wanita tersebut.

"Eomma membuatkannya untukmu."

"Aigo, harusnya tidak perlu repot-repot seperti ini.." Sejeong menerima gelas tersebut dengan wajah menyesal. Dia sudah terlalu banyak merepotkan keluarga Doyoung. Pria itu duduk disamping Sejeong dengan memberi sedikit jarak.

"Aku terlalu merepotkanmu dan keluargamu."

"Kami tidak merasa direpotkan. Kami justru senang."

"Benarkah?"

"Heum.." Doyoung tersenyum kearah Sejeong membuat wanita itu juga membalas senyumnya. Keduanya tertawa pelan dan menunduk.

"Apa sangat canggung?" Sejeong mengangguk.

"Sangat canggung."

"Sepertinya kita harus lebih santai lagi."

Sejeong sedikit tersentak saat Doyoung tiba-tiba duduk dekat dengannya. Pria itu sedikit menunduk dan tersenyum. Apa Doyoung seorang yang sangat mudah tersenyum seperti itu?

"Kau tidak minum?" Sejeong mengangkat segelas susu yang tadi Doyoung berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidak minum?" Sejeong mengangkat segelas susu yang tadi Doyoung berikan. Dia menyesap sedikit, memastikan itu sudah cukup dingin untuk diminum.

"Eoh? Kupikir susu ini panas." Doyoung tersenyum tipis melihat Sejeong mulai meminum susunya hingga habis. Wanita itu menoleh dan tersenyum lebar kearah Doyoung. Bahkan mata wanita itu sampai membentuk bulan sabit.

"Aigo.. Pintar sekali.." Doyoung mengusap sisa susu dimulut Sejeong dengan ibu jarinya, membuat wanita itu sedikit terkejut namun menutupinya dengan senyuman tipis.

Apa Doyoung orang yang suka bertindak sembarangan seperti ini? Tindakan kecilnya sukses membuat jatung Sejeong berdegup lebih cepat.

"Apa dia nakal?"

"Apa? Siapa?"

Doyoung melirik perut besar Sejeong, membuat wanita itu mengikuti arah pandang pria tersebut.

"Aniya, dia tidak nakal."

"Boleh aku... menyentuhnya?"

Keduanya saling berpandangan. Ada perasaan bergetar dalam diri wanita itu. Doyoung mengangkat satu alisnya, menunggu jawaban dari wanita tersebut. Perlahan Sejeong mengangguk untuk menjawab pertanyaan pria itu.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang