04

6.7K 785 89
                                    

🍀DEAR NAME🍀
***

Sudah memasuki bulan kelima usia kandungannya, tak terasa. Perut perempuan itu semakin hari semakin membesar seiring bertambahnya usia kandungannya. Dia berhasil melewati morning sickness selama kehamilan mudanya. Dia juga mulai mengambil beberapa order desain karena CTS yang dideritanya sudah lebih membaik.

Sampai sekarang pun, dia belum memberitahu orang tuanya tentang kondisinya saat ini. Walaupun dia rajin mengirimkan sebagian penghasilannya untuk orang tuanya di desa, namun nyatanya mereka tidak seperhatian itu untuk sekedar menanyakan kabar anaknya itu.

"Sejeong-ah! Kau semalam tidur kan?!!" Sejeong dapat mendengar teriakan sahabatnya dari arah dapur. Sejeong hanya diam karena dia merasa tertangkap basah.

Dia semalaman tidak tidur karena harus menyelesaikan portofolio yang akan dia kirimkan pada clientnya siang ini.

Perempuan itu mendongak saat seseorang membuka pintu kamarnya. Senyuman konyol tergambar diwajah cantik itu.

"Aku akan tidur setelah menyelesaikan portofolio ini, sungguh!" Chungha hanya bersandar pada pintu sambil kedua tangannya terlipat di depan dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan tidur setelah menyelesaikan portofolio ini, sungguh!" Chungha hanya bersandar pada pintu sambil kedua tangannya terlipat di depan dada. Matanya menatap tajam ibu hamil di depannya itu.

"Setidaknya jangan biarkan dirimu duduk berjam-jam seperti itu. Tidak baik untuk-"

"Arraseoyo uisanim..." Chungha berdecak namun tidak bisa untuk menyembunyikan senyumnya. Dia membuka lebar pintu kamar itu.

"Ayo sarapan!" Tanpa menutup pintunya, Chungha menuju ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga Sejeong.

Sejeong menyimpan pekerjaannya dan segera turun dari kasur. Dengan sedikit kesulitan dia berjalan keluar ruangan.

"Aku benar-benar menyesal pernah membentak ibuku." Gerutu Sejeong dan dia duduk pada salah satu kursi meja makan sambil memperhatikan Chungha yang sedang menyiapkan sarapan.

"Perjuangannya sulit bukan?" Sejeong mengangguk. Dia menunduk sambil mengelus perut besarnya dan tersenyum tipis.

Entah sejak kapan dia merasa bahagia membayangkan sebentar lagi akan lahir sosok malaikat kecil yang sangat menggemaskan.

"Eii... sepertinya kau sangat bahagia..."

"Bagaimana lagi? Aku sangat senang membayangkan 4 bulan lagi bayi ini lahir! Padahal aku tidak tahu apa ayahnya sungguh-sungguh akan bertanggung jawab."

"Apa kau masih percaya kata-kata pria itu?! Dia akan berangkat wajib militer, sekarang dia juga sibuk mengikuti banyak variety show, aku sampai bosan melihatnya di televisi!"

"Kau kejam sekali, Chungha-ya!"

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya!" Sejeong mendongak dan tertawa pelan.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang